Sukses


Schooling, Pahlawan Singapura dan Pemupus Harapan Phelps

Bola.com, Rio de Janiero - Lagu kebangsaan Singapura untuk kali pertama berkumandang di pentas Olimpiade. Joseph Schooling mempersembahkan medali emas pertama bagi Singapura sepanjang ikut serta pada multicabang antarnegara dunia itu.

Schooling merebut medali emas pada cabang renang 100 meter gaya kupu-kupu putra. Cabang yang sebenarnya menjadi andalan Singapura ketika tampil di kawasan Asia Tenggara.

Namun, perenang dari negara tersebut seperti kesulitan menembus dominasi atlet-atlet Amerika Serikat dan Eropa setiap kali berlaga di Olimpiade. Sebelum Schooling menembus final tahun ini, tidak ada satu pun perenang Singapura yang bisa melakukannya.

Sejak ikut serta pada Olimpiade London 1948, Singapura baru bisa meraih medali 12 tahun kemudian di Roma. Saat itu, sumbangan medali perak dipersembahkan lifter Tan Howe Liang.

Publik Singapura menyambut keberhasilan Joseph Schooling meraih medali emas pertama sepanjang sejarah negara tersebut di Olimpiade. (AFP/STR)

Selepas itu, Singapura seakan puasa meraih medali. Sembilan Olimpiade berikutnya, negara yang kini berpenduduk sekitar 5,5 juta jiwa itu absen mengumpulkan satu pun medali. Baru pada Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012, Singapura bisa mendapatkan tiga medali tambahan (1 perak, 2 perunggu).

2 dari 3 halaman

Kalahkan para juara

Harapan publik Singapura untuk melihat salah satu atletnya meraih emas akhirnya terwujud di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Pada Jumat (12/8/2016), Schooling memastikan hal itu setelah tampil paling cepat pada 100 meter gaya kupu-kupu putra (50,39 detik).

Kemenangan Schooling terasa lebih spesial karena mampu mengalahkan pemegang rekor medali terbanyak sepanjang sejarah Olimpiade, Michael Phelps. Schooling juga yang memupus harapan Phelps meraih medali emas empat kali beruntun pada nomor tersebut di Olimpiade.

Selain mengalahkan atlet tersukses Olimpiade modern, Schooling juga unggul lebih cepat ketimbang dua mantan juara dunia renang, Laszlo Cseh (Hungaria) dan Chad Le Clos (Afrika Selatan). Khusus kontra Le Clos, ini seakan menjadi pembalasan setimpal Schooling yang kalah di Kejuaraan Dunia 2015.

Schooling memaksa Phelps, Cseh, dan Le Clos meraih medali perak yang secara kebetulan finis bersamaan (51,14 detik). Dengan catatan waktu 50,39 detik, Schooling juga memecahkan rekor Olimpiade yang sebelumnya dipegang Phelps pada 2008.

Di antara keempat perenang spesialis gaya kupu-kupu itu, Schooling menjadi yang termuda (21 tahun). Phelps dan Cseh sudah memasuki usia pensiun, sementara Le Clos baru menginjak 24 tahun.

Para pesaing Schooling memberikan selamat atas keberhasilannya. Selepas pertandingan, Phelps lebih dahulu menghampiri Schooling dan disusul Le Clos dan Cseh.

Kesuksesan Schooling disambut bahagia publik Singapura, terutama Perdana Menteri Lee Hsien Loong. "Dari hati terdalam, saya ucapkan selamat kepada Joseph Schooling yang mempersembahkan medali emas pertama bagi Singapura," kicau sang perdana menteri.

Kemenangan Schooling atas Phelps juga mengejutkan dunia. Media ternama AS, New York Times, memberi judul "Seseorang (bernama Joseph Schooling) akhirnya mengalahkan Michael Phelps".

3 dari 3 halaman

Motivasi dari Phelps

Karier Schooling mulai melesat saat merebut medali emas 200 meter gaya kupu-kupu pada SEA Games 2011 di Indonesia. Saat itu, usia Schooling baru berusia 16 tahun.

Dominasi Schooling di kawasan Asia Tenggara kemudian semakin tak terbendung. Hingga kini, penyuka film Game of Thrones itu sudah meraih 18 medali, termasuk 16 di antaranya emas dalam tiga perhelatan SEA Games.

Perkembangan karier Schooling semakin pesat setelah berlatih di Texas Longhorns Swimming Team. Tempat tersebut dikenal sering mengorbitkan perenang hebat dunia. Schooling berada di bawah asuhan Eddie Reese, mantan peraih medali emas cabang renang untuk AS.

Pada Olimpiade 2012, Schooling sebenarnya sempat berkesempatan ikut ambil bagian. Namun, kejadian tidak menguntungkan dialami Schooling. Panitia melarang Schooling mengenakan penutup kepala dan kacamata karena dianggap perlengkapan itu menyalahi aturan. Bertanding seadanya, Schooling gagal lolos dari babak penyisihan.

Beberapa saat setelah berlaga, Schooling dihampiri Phelps. "Jalan Anda masih panjang karena masih muda. Terus berlatih dan jangan pernah putus asa," ucapan Phelps yang terus diingat Schooling.

Motivasi dari Phelps semakin memacu semangat Schooling. Apalagi, Phelps merupakan perenang favoritnya. Sekadar informasi, Schooling pernah memaksa Phelps berfoto bersama pada 2008, beberapa hari sebelum berlangsung Olimpiade Beijing.

"Saya tahu semakin besar nanti, saya akan semakin kuat. Saya akan bertanding dengan Phelps dalam satu kesempatan. Phelps mungkin menjadi idola saya. Namun, saya ingin mengukir nama sendiri," tutur perenang berusia 21 tahun itu.

Impian Schooling pun tercapai. Bukan hanya bertanding bersama Phelps pada ajang sebesar Olimpiade. Namun, Schooling juga mengalahkan pahlawan masa kecilnya itu, sekaligus merebut medali emas pertama bagi Singapura sepanjang ikut serta di Olimpiade.

Sumber: Berbagai sumber

***

EVENT SPESIAL PESTA BEAT LIVE STREAMING 8 KOTA

Video Populer

Foto Populer