Sukses


    Belgia Kejar Peringkat Ketiga Sebagai Obat Sakit Hati

    Jakarta Generasi emas Belgia sekali lagi gagal meraih trofi. Setelah melaju positif di Piala Dunia 2018 Rusia sampai semifinal, Belgia tunduk di hadapan Prancis (0-1), Rabu (11/7) dini hari WIB tadi. Belgia lagi-lagi harus tertunduk.

    Permainan Belgia sebenarnya patut disebut sebagai salah satu yang terbaik di Piala Dunia kali ini. Mereka selalu bermain terbuka, menyerang, dan menampilkan sepak bola yang sedap dipandang.

    Brasil pun tak berdaya di hadapan serangan balik cepat Belgia yang diprakarsai Kevin De Bruyne. Tapi, melawan Prancis, Belgia sepertinya terlalu naif.

    Menukil BBC, torehan empat besar dan mencapai semifinal sebenarnya sudah lebih di atas target Belgia yang ditetapkan sebelum turnamen. Tetapi itu saja tak cukup, hanya juara yang mereka inginkan, dan hanya juara yang akhirnya dikenang.

    "Saya sangat kecewa," kata sang pelatih, Roberto Martinez. "Ini bukan soal menjalani turnamen yang bagus dan berakhir jadi empat tim terbaik, ini adalah soal menjadi juara."

    "Ruang ganti terasa sangat sedih sekarang. Kami bisa saja sampai ke tahap ini dan terpaku. Prancis sudah terbiasa dengan pertandingan besar, kami sebenarnya juga berhasil mengatasi hal itu dengan baik."

    2 dari 2 halaman

    Generasi Muda

    Memang benar masih terlalu awal untuk mengevaluasi kinerja Martinez dan Belgia. Tetapi saat ini dia percaya Belgia harus melakukan peremajaan skuat demi menjadi semakin kuat di turnamen-turnamen berikutnya.

    "Hal ini terjadi di turnamen besar, kami harus melihat lagi generasi yang lebih muda dan mencoba menjadi lebih kuat dai turnamen ke turnamen lainnya."

    "Dan sebagai pelatih saya sudah memandang Euro 2020 jadi saat in masih belum tepat untuk menilai apa pun," tutup dia.

    Perebutan tempat ketiga akan dipertandingkan pada Sabtu (14/7) pukul 21.00 WIB mendatang.

     

    Sumber: Bola.net

     

    Video Populer

    Foto Populer