Sukses


    Timnas Filipina Menatap Piala AFF 2018 dengan Modal Cita Rasa Eropa

    Jakarta - Filipina tidak memiliki akar sepak bola yang kuat. Di negara berpenduduk 100 juta jiwa itu, olahraga bisbol dan basket jauh lebih populer. Meski demikian, Timnas Filipina tidak ragu memasang target juara pada Piala AFF 2018 yang akan bergulir mulai 8 November 2018. 

    Kebangkitan sepak bola Filipina ditandai dengan keberhasilan The Azkals lolos ke semifinal Piala AFF 2010 lalu. Ini merupakan kali pertama timnas Filipina melewati fase grup sejak pertama kali tampil pada turnamen sepak bola antar negara se-Asia Tenggara tersebut.

    Saat itu, Timnas Filipina sebenarnya memiliki kesempatan menjadi tuan rumah. Namun minimnya stadion sepak bola yang bertaraf internasional memaksa The Azkals mengungsi. Dua leg pertandingan semifinal Piala AFF 2010 melawan Timnas Indonesia terpaksa digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan Jakarta. Hasilnya, pasukan Simon McMenemy harus angkat koper setelah kalah dengan skor 0-1 di leg pertama dan kedua. '

    Sejak saat itu, Filipina selalu menembus babak semifinal di tiga edisi Piala AFF selanjutnya. Bahkan pada Piala AFF 2014, The Azkals sempat mengalahkan Indonesia dengan skor telak 4-0 di babak penyisihan Grup A yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, 25 November 2014. 

    Pada Piala AFF 2016, Filipina memberanikan diri menjadi tuan rumah bersama Myanmar. Sayang, The Azkals justru babak belur dan gagal melaju hingga ke babak semifinal.

    Selain Asia Tenggara, Filipina juga mulai berbicara di kancah Asia. The Azkals untuk pertama kali berhasil lolos ke Piala Asia yang akan berlangsung tahun depan.

    Perjuangan Timnas Filipina tidak mudah. Awalnya, mereka menempati posisi ketiga Grup H babak kedua kualifikasi yang ditempati Uzbekistan, Korea Utara, Bahrain, dan Yamah. Dari delapan laga, mereka tiga kali menang, satu kali imbang, dan empat kali kalah.

    Filipina lalu melanjutkan ke babak ketiga. Menempati Grup F yang dihuni Yaman, Tajikistan, dan Nepal, mereka tampil sebagai juara grup setelah tiga kali menang dan tiga kali imbang.

    Atas dasar ini, Timnas Filipina semakin percaya diri menghadapi  Piala AFF 2018. Dan Palami, manajer tim, pun menyebut bahwa Piala AFF 2018 adalah saatnya Timnas Filipina menobatkan diri sebagai salah satu yang terbaik di Asia Tenggara.

    "Bagi saya, ini adalah tempat segalanya bisa dimulai untuk Azkals (julukan Filipina). Itulah mengapa pentingnya memenangkan Piala AFF. Sudah waktunya kita menunjukkan diri sebagai juara Asia Tenggara. Sudah waktunya," ujar Palami, dikutip ABS CBN News.

     

    2 dari 5 halaman

    Pemain Kelahiran Eropa

    Meski tidak punya akar sepak bola yang kuat, Filipina berusaha tampil kompetitif di Asia Tenggara. Sejak 2010, Federasi Sepak Bola Filipina (PFF), mempercepat proses tersebut dengan cara memanggil pemain-pemain keturunan yang bermain di luar negeri. 

    Era ini ditandai dengan kehadiran Younghusband bersaudara, Phill dan James. Kedua pemain berdarah Inggris-Filipina itu menjadi tulang punggung The Azkals pada piala AFF 2010 lalu. Untuk Phil, ia sudah membukukan 51 gol dari 98 pertandingan bersama timnas Filipina.

    Jelang Piala AFF 2018, Timnas Filipina belum juga mengumumkan susunan pemainnya. Namun, melihat daftar pemain yang mereka panggil pada laga uji coba melawan Oman, 13 Oktober 2018, skuat mereka masih tetap didominasi pemain-pemain kelahiran luar negeri.

    Tercatat, ada 20 pemain Filipina yang lahir di luar negeri, sebagian besar Eropa. Dua puluh pemain itu menempati semua lini yang ada. Mulai dari kiper, bek, gelandang, hingga penyerang. Hanya empat pemain yang benar-benar lahir dan besar di Filipina.

    Kualitas mereka pun tak perlu diragukan. Sebagian besar dari mereka ikut berkontribusi dalam kesuksesan Filipina yang untuk pertama kali menembus putaran final Piala Asia 2019.

     

     

    3 dari 5 halaman

    Sven-Goran Eriksson

    Demi ambisi juara, Filipina mengambil keputusan besar dan mengejutkan dengan mengangkat Sven-Goran Eriksson sebagai pelatih menggantikan Scott Cooper. Pengumuman itu dilakukan Federasi Sepak Bola Filipina (PFF) pada Kamis (27/10/2018).

    Soal pengalaman, Eriksson bukan sosok yang perlu dipertanyakan lagi. Setidaknya, sudah 15 tim (negara dan klub) yang pernah ditangani pria berusia 70 tahun itu. Kesuksesan terbaiknya didapat saat ia menangani Lazio pada periode Juli 1997-Januari 2001.

    Tercatat, ia sukses mempersembahkan scudetto pertama Lazio setelah terakhir kali tampil sebagai kampiun pada Serie A 1973/1974. Selain itu, ia juga mempersembahkan dua trofi Coppa Italia, dua Piala Super Italia, satu Piala Winners, dan satu Piala Super Eropa. Kesuksesan itu yang membuatnya dinobatkan sebagai pelatih terbaik Serie A 1999/2000.

    Tim-tim dengan nama besar juga sempat ditangani pria asal Swedia tersebut. Mulai dari Benfica, AS Roma, Timnas Inggris, Manchester City, Timnas Meksiko, hingga Pantai Gading. Namun, belum ada prestasi yang mampu dipersembahkan Eriksson saat menangangi timnas.

    Tantangan Erikson bersama The Azkals bertambah berat karena waktu persiapan tidak banyak. Sejak direkrut, Erikson hanya punya waktu 20 hari mengenal pasukannya. 

     

    4 dari 5 halaman

    Profil Timnas Filipina

    Julukan: Azkals

    Konfederasi: AFC (Asia)

    Pelatih: Sven-Goran Eriksson

    Kapten: Phil Younghusband

    Penampilan terbanyak: Phil Younghusband

    Top scorer: Phil Younghusband

    Stadion: Panaad Park and Stadium

    Philippine Sports Stadium

    Rizal Memorial Stadium

    Peringkat FIFA: 116

     

    5 dari 5 halaman

    Jadwal Timnas Filipina di Piala AFF 2018

    13/11/2018: Filipina vs Singapura

    17/11/2018: Timor Leste vs Filipina

    21/11/2018: Filipina vs Thailand

    25/11/2018: Indonesia vs Filipina

    Video Populer

    Foto Populer