Sukses


    Luis Suarez Coba Tebus Dosa di Piala Dunia 2018

    Jakarta - Penyerang Timnas Uruguay Luis Suarez berusaha menebus dosa di Piala Dunia 2018. Dia bisa mulai melakukannya dengan membantu tim menumbangkan Mesir di Central Stadium, Jumat (15/6/2018).

    Partisipasi Suarez di Piala Dunia sejauh ini diwarnai kisah negatif.

    Pada turnamen debutnya delapan tahun lalu, penyerang Barcelona itu membuat kegemparan dengan melakukan handball untuk mencetah gol Ghana di perempat final.

    Meski Suarez mendapat kartu merah, Uruguay tetap berjaya lewat adu penalti. Dia lalu menjadi musuh nomor satu di Ghana. Terlebih setelah dirinya mengaku tidak menyesal dan menyebut aksinya sebagai Hand of God, menandingi ulah Diego Maradona pada Piala Dunia 1986.

    Suarez kembali menciptakan polemik pada Piala Dunia 2014. Dia menggigit bek Italia, Giorgio Chiellini, pada laga fase grup. Dia kemudian dipulangkan dan dilarang bermain selama empat bulan.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 3 halaman

    Perbaiki Reputasi

    Ambisi Suarez memperbaiki reputasi diharapkan dapat membantu Uruguay meraih kemenangan. Anak asuh Oscar Washington Tabarez membutuhkan tiga angka pada persaingan memperebutkan tiket 16 besar dari Grup A.

    Mereka sudah tertinggal dari tuan rumah Rusia menghancurkan Arab Saudi 5-0, Kamis (14/6/2018). "Saya ingin membantu Uruguay melangkah sejauh mungkin," kata Suarez, dikutip Daily Mail.

    3 dari 3 halaman

    Rekor Buruk Uruguay

    Mantan penyerang Liverpool itu juga berusaha memperbaiki rekor Uruguay pada penampilan pertama di Piala Dunia. Terakhir kali La Celeste berjaya di partai awal kompetisi itu terjadi pada 1970. Ketika itu Uruguay mengalahkan Israel 2-0.

    Sejak turnamen di Meksiko, Uruguay mencatat hasil imbang dan tumbang masing-masing di tiga kesempatan. Raihan satu poin didapat saat menahan Jerman Barat (1986), Spanyol (1990), dan Prancis (2010). Sedangkan nestapa diderita dari Belanda (1974), Denmark (2002), dan Kosta Rika.

     

    Sumber: Liputan6.com

    Video Populer

    Foto Populer