Curi Umur, 4 Pebulutangkis Dapat Sanksi Berat dari PBSI

Bola.com, Jakarta - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menjatuhkan sanksi kepada empat bulutangkis nasional terkait kasus pencurian umur. Mereka adalah Tabita Christian (PB Hiqua Wima Surabaya), Cahya Kristian Banjarnahor (PB Jayaraya Abadi Probolinggo), Muhammad Farhan dan Dhiva Ramadhan (PB Djarum Kudus).

Tabita dan Cahya terbukti memalsukan dokumen kelahiran untuk membuat usia mereka lebih muda satu tahun. Akibat hal tersebut, keduanya mendapatkan sanksi larangan bermain di kejuaraan resmi PBSI selama 24 bulan.

Farhan juga dijatuhi sanksi 24 bulan larangan bermain di kejuaraan resmi PBSI karena kedapatan menggunakan dokumen kelahiran ilegal. Akta kelahiran Farhan terbukti tak tercatat di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tempat akta kelahiran diterbitkan.

"Terhadap Dhiva Ramadhan diberikan hukuman yang lebih berat berupa skorsing selama 36 bulan karena terbukti melakukan manipulasi dokumen kelahiran dan menggunakan register akte kelahiran atas nama/milik orang lain," kata Rachmat Setiyawan, Kepala Bidang Keabsahan dan Sistem Informasi PP PBSI, seperti dikutip dari situs resmi PBSI, Kamis (9/3/2017).

"Khusus terhadap Farhan dan Dhiva Ramadhan juga harus menyerahkan dokumen kelahiran yang sah kepada PP PBSI sebelum masa skorsingnya berakhir," tambahnya.

Saat ini PBSI memang gencar membasmi praktik pencurian umur karena dinilai sangat merugikan pembinaan bulutangkis Indonesia. "Jika usia atlet tidak teridentifikasi dengan benar, bisa-bisa program latihan yang diberikan juga tidak benar dan ini sangat tidak baik untuk pembinaan bulutangkis Indonesia. Kami di sini akan berbuat adil dan melindungi atlet yang jujur akan usianya, demi kepentingan nasional," jelas Rachmat.

Selanjutnya, PBSI akan melakukan program pemutihan data/usia atlet. Pengurus pusat bulutangkis nasional ini akan memberikan kesempatan terakhir kepada atlet atau pihak orangtua atlet untuk melaporkan diri atau membuat pengakuan jika telah melakukan pemalsuan umur.

"Kami berharap seluruh pihak dapat berkerjasama dengan baik dan mendukung langkah PBSI. Jika tidak maka penerapan hukuman yang dijatuhkan akan sangat tegas baik terhadap atlet maupun para pihak yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan pencurian umur dengan memanipulasi data kelahiran," tuturnya.