Sukses


Liga Pacuan Kuda Tradisional di Sumatra Barat, Daya Tarik Olahraga Berkuda di Indonesia

Bola.com, Payakumbuh - Liga Pacuan Kuda di Sumatra Barat mendapatkan perhatian dari Ketua Umum PP Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi), Triwatty Marciano, yang menyempatkan diri untuk hadir dalam pacuan yang digelar pada Senin (17/2/2020). Liga tradisional tersebut memang merupakan pacuan tertua yang ada di Indonesia.

Euforia masyarakat Sumatra Barat yang menggemari pacuan kuda membuat Triwatty Marciano tidak ragu untuk hadir di sana. Pacuan merupakan satu dari beberapa komisi yang ada di Pordasi, selain Equestrian, Polo, dan Berkuda Memanah.

Dalam kunjungannya tersebut, Triwatty Marciano didampingi oleh Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman, dan Ketum Pengprov Pordasi Sumatra Barat yang juga Wali Kota Bukit Tinggi, Ramlan Nurmatias. Pacuan kuda di Sumatra Barat memang menjadi satu yang paling tinggi menyedot antusiasme masyarakat, di mana harga tiket menyaksikan pacuan dihargai Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per orang.

"Olahraga ini bukanlah milik sebuah kelompok saja, tapi milik bersama. Tua, muda, perempuan, pria, di sini semua menyaksikan pacuan. Bahkan ketika makan pun dilakukan sambil menyaksikan pacuan," ujar Ramlan Nurmatias seperti dalam rilis yang diterima Bola.com.

Triwatty Marciano memang hadir untuk menyaksikan pacuan kuda tradisional di Kota Payakumbuh. Satu hal yang menarik, liga pacuan kuda di Sumatra Barat digelar di sejumlah tempat berbeda setiap bulannya.

"Kalender pariwisata pacuan kuda ini setiap bulan digelar. Bulan ini di Payakumbuh, nanti Maret akan digelar di Bukit Tinggi, dan April di Padang," jelas Ramlan.

Tempat penyelenggaraan pacuan kuda berpindah di beberapa wilayah setiap bulannya. Beberapa tempat yang menjadi tuan rumah pacuan, antara lain Bukit Tinggi, Payakumbuh, Padang Panjang, Batu Sangkar, Solok, Pariaman, Sawah Lunto, dan yang terbaru adalah Padang. Pacuan kuda memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat.

Marciano Norman memuji industri pacuan kuda di Sumatera Barat. “Saya bangga melihat kuda-kuda pacuan di sini, sebagai hasil ternak kuda lokal.” ujar Ketua Umum KONI Pusat itu.

 

Video

2 dari 2 halaman

Mengembangkan Potensi Pacuan Kuda dan Evaluasi

Tradisi pacuan kuda ini membuat PP Pordasi berencana untuk mengembangkan potensi yang ada di Sumatra Barat. Ramlan Nurmatias pun optimistis hal tersebut akan menjadi kenyataan.

"Saya yakin dan percaya keberadaan sosok Ketua Pordasi terbuka dalam organisasi dan ingin mengembangkannya. Saya yakin Pordasi bisa lebih maju," ujar Ramlan yang juga berharap adanya fasilitas seperti pelatih dan tenaga pendukung lain datang dari PP Pordasi.

Namun, dalam kunjungan ini, PP Pordasi juga memberikan catatan penting dan evaluasi terkait pacuan kuda di Payakumbuh dan untuk di seluruh Sumatra Barat. Ketertiban penonton, di mana sampai 15 ribu orang yang hadir, masih harus diperbaiki, terutama karena terlihat begitu banyak sampah plastik yang bertebaran.

Hal tersebut menjadi perhatian karena cukup membahayakan, mulai dari bisa membuat kuda tergelincir yang berdampak lebih besar lagi, mulai dari patahnya kaki kuda, joki yang terpental dan menyebabkan korban jiwa.

Selain itu, para penonton masih kurang tertib karena masuk lintasan saat kuda hendak memasuki garis finis. Hal tersebut tentu berpotensi membahayakan, baik bagi penonton itu sendiri maupun bagi kuda dan jokinya.

Video Populer

Foto Populer