Sukses


30 Kata-kata Bijak Ahok, Tegas dan Penuh Keberanian

Bola.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dikenal Ahok merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta yang saat ini menjabat Komisaris Utama Pertamina. Sebagai pejabat publik, Ahok juga kerap melontarkan kata bijak agar semua orang termotivasi.

Ahok juga pernah masuk ke dalam penjara karena kasus penistaan agama. Kasus tersebut jelas mengubah kehidupan Ahok kea rah yang lebih baik. Ia pun kini terlibat lebih tertata dalam menyusun rangkaian kata agar tidak terjurumus ke lubang yang sama.

Ahok adalah sosok yang tegas dan berani. Banyak orang tidak menyukainya namun ada pula yang segan. Atas dasar tersebut, tak salah jika kita bisa belajar dari pengalaman hidup Ahok.

Kata bijak Ahok ini benar-benar bisa menusuk begitu dalam. Jadi jangan diragukan bagaimana Ahok bisa melewati masalah dan bangkit dari keterpurukan.

Berikut kami merangkum dari Liputan6.com, Sabtu (30/5/2020) kata-kata bijak Ahok yang tegas dan penuh semangat.

2 dari 2 halaman

Kata-kata Bijak Ahok

1. Anda tidak perlu angkat senjata ke medan perang seperti jaman dulu, Anda cukup jangan korupsi saja itu sudah cukup.

2. Kuliah itu jangan terlalu pintar, cukup lulus aja, namun jangan terlalu bodoh juga nanti susah lulusnya. Jika terlalu pintar nanti balik ke kampus bakalan jadi dosen, nah kalo sekedar lulus aja nanti balik ke kampus bakalan jadi donatur.

3. Bagi saya definisi santun adalah berjuang mewujudkan keadilan sosial buat rakyat, tidak mencuri uang rakyat itu namanya santun, kalau cuma ngomong doang yang santun tapi mencuri itu namanya, bangsat!

4. Saya tidak akan tega makan duit rakyat seperti itu, sekalipun bukan saya yang makan. Saya di sumpah untuk mengelola uang rakyat ketika masuk disini. Kalo saya harus terjungkal, tidak jadi gubernur pun saya puas. Karena dalam hidup saya, saya tidak akan menghancurkan nurani saya.

5. Saya bilang ke istri saya kalo saya mati karena melawan korupsi, nanti tulis di pusara saya Basuki Tjahaja Purnama mati adalah sebuah keuntungan kalo perlu pakai tiga bahasa Indonesia, Tiongkok dan Inggris, itu pun jika mayat saya ditemukan.

6. Jika kalian belum siap mati jangan pernah tantang Saya, Saya siap mati demi menegakkan keadilan.

7. Saya tidak peduli dikatain kafir, asal rakyat saya tidak ditindas oleh orang-orang yg mengaku beragama.

8. Nasionalisme sempit itu yg bahaya. Biar jelek, biar maling yg penting sesuku, satu ras dan agama dengan saya. Itu yg buat negara ini terpuruk!

9. Selingkuhan kaya permen karet. Ada warna warni indah. Awalnya pas dimakan manis, tapi lama-lama pahit. Pas mau dibuang lengket, repot!

10. Saya sudah betul – betul muak dengan kemunafikan. pejabat DKI ini benar – benar santun bila berbicara dengan saya namun bila di belakang saya mereka itu bajingan semua.

 

11. Anak muda itu jangan bisanya cuma mengkritik, harus ada solusi jadi akan ada timbal balik, itulah hakikat kemerdekaan karena tumpuannya ada di anak muda yang kreatif dan inovatif.

12. Bedanya kami melakukan pendidikan politik untuk menyadarkan rakyat untuk memilih (pemimpin yang Bersih, Transparan dan Profesional) bukan memilih karena diberi baju kaos atau uang.

13. Bir salahnya di mana sih? Ada enggak orang mati karena minum bir? Orang mati kan karena minum oplosan cap topi miring-lah, atau minum spiritus campur air kelapa. Saya kasih tahu, kalau kamu susah kencing, disuruh minum bir, lho.

14. Kalaupun Saya mati demi memperjuangkan kebenaran dan menegakkan keadilan, kalian tidak akan pernah bisa membeli cara mati Saya.

15. Harapan saya pada generasi muda: kalo mau sukses gak ada pilihan, hidup harus disiplin!

16. Mereka tidak serius bangun Jakarta, mereka hanya berpikir bagaimana kalahkan saya!

17. Kalau ada pendidikan maka tidak boleh ada pengotakan / diskriminasi.

18. Intinya gaya hidup jangan berubah jadi orang kaya baru.

19. Menurut saya etika itu orang yang tidak mencuri uang rakyat.

20. Anda tidak perlu mengangkat senjata dan membunuh orang seperti jaman perjuangan dulu, cukup jangan korupsi saja itu sudah cukup menolong negara kita.

 

21. Yang menjadi sumber dari permasalahan adalah pemimpin, jika pemimpinnya benar tentu bawahannya juga akan ikut benar.

22. Anda kafirkan saya pun, tetap saya kasih KJP (Kartu Jakarta Pintar). itu baru namanya keadilan sosial.

23. Akar dari permasalahan itu bukanya soal biaya yang tinggi pemilihan langsung, mereka pikir nyogok ratusan juta orang kan capek enak nyogok ratusan orang anggota DPRD.

24. Kita tidak butuh lagi orang pintar, yang kita butuhkan adalah orang-orang yang peduli terhadap sesama.

25. Istri itu seperti kitab suci yg susah dimengerti, tapi kalo dibuang dosa loh. Kualat!

26. Saya pernah di ajarkan oleh guru agama saya jangan pernah gampang menyerah, karena dengan man jadda wajada bila berusaha dengan sungguh – sungguh pasti bisa.

27. Tidak selamanya orang miskin dilupakan.

28. Saya kaya karena saya punya semua yg saya butuhkan, bukan yg saya inginkan!

29. Saya bisa disogok tapi harganya seharga nyawa kamu.

30. Transparan adalah kunci untuk memajukan negara ini, tidak ada gelap, sembunyi-sembunyi ataupun remang-remang.

Disadur dari Liputan6

(Reporter: Laudia Tysara/ Editor: Fadila Adelin. Published: 17/4/2020)

Video Populer

Foto Populer