Sukses


Cerita Semangat Beribadah di Tengah Pandemi COVID-19

Bola.com, Jawa Tegah- Pandemi virus corona COVID-19 bukan menjadi alasan tidak bisa melakukan ibadah. Termasuk salat lima waktu dan salat Jumat berjamaah.

Namun, di masa pandemi virus corona COVID-19, ibadah harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Seperti diketahui Iman, Aman, dan Imun gencar dikampanyekan pemerintah dan Satgas COVID-19 untuk mencegah penularan virus corona.

Adanya pandemi virus corona COVID-19 saat ini mengubah banyak perilaku masyarakat saat ibadah. Hal itu satu di antaranya terlihat di Masjid Baitus-Syukuur, desa Panggisari, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Dalam empat bulan terakhir, jemaah di masjid tersebut menggelar ibadah salat Jumat dan salat lima waktu di masa pandemi COVID-19 sesuai aturan pemerintah.

Dalam melaksanakan salat berjemaah, warga masjid Baitus Syukuur menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat. Saat para jemaah tiba, suhu tubuh mereka dicek oleh pengurus masjid.

Kemudian jemaah juga diarahkan untuk mencuci tangan memakai sabun yang telah disediakan.

Mereka tampak membawa sajadah masing masing dan memakai masker sesuai imbauan pemerintah. Saat salat, satu jemaah dengan jemaah lainnya diberi jarak sekitar satu meter.

LantaranĀ ada pengaturan jarak, masjid yang sejatinya mampu menampung sekitar 80 jemaah itu, kini hanya bisa diisi sekitar 50 persen.

"Alhamdulillah, tetap bisa khusyuk dan rutin salat berjemaah di masjid setelah sebelumnya tiga bulan beribadah di rumah," ujar Syukuur Suripno, Takmir Masjid Baitus, Jumat (26/11/2020).

"Dalam situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, Alhamduliillah jemaah masjid masih diberi kesehatan dan kelancaran dalam beribadah," tambahnya.

Menurut Suripno, pandemi COVID-19 menjadi momentum melatih kesabaran dan menerapkan pola hidup bersih sesuai ajaran agama.

"Islam kan mengajarkan kebersihan sebagian dari iman. Inilah saatnya dibuktikan dan Insyaallah sehat terhindari dari virus," ucapnya.

Selain itu, dengan situasi sekarang jemaah diminta tidak perlu takut, tetapi juga jangan meremehkan.

"Intinya, jemaah masjid Baitus-Syukuur tidak perlu takut, tapi juga jangan meremehkan COVID-19. Artinya, tetap melaksanakan ibadah seperti biasanya dengan catatan harus menerapkan protokol kesehatan ketat selama di masjid," lanjut Suripno.

Sesuai protokol kesehatan, penyemprotan disinfektan juga rutin dilakukan diĀ Masjid Baitus Syukuur. Kegiatan ini menjadi bagianĀ peningkatan protokol kesehatan setelah dibukanya kembali masjid untuk umum.

Sebelumnya, kegiatan masjid sempat berhenti sekitar beberapa bulan saat ada imbauan dari pemerintah untuk membatasi kegiatan di masjid.

Setelah diizinkan, penerapan protokol kesehatan ketat diberlakukan mengingat masjid juga rutin digunakan untuk pengajian dan salat lima waktu.

Ada petugas secara giliran yang bertugas melakukan penyemprotan disinfektan. Penyemprotan dilakukan dalam dua bagian, yaitu bagian utama masjid dan bagian luar masjid.

Semua sudut area masjid tidak luput dilakukan penyemprotan oleh petugas. Karpet-karpet yang telah dipinggirkan, ikut menjadi titik penyemprotan disinfektan.

Syukuur Suripno mengatakan kegiatan penyemprotan disinfektan dilakukan dua pekanĀ sekali, terutama sebelum salat Jumat.

Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus coronaĀ COVID-19Ā di tempat ibadah.

"Hal ini rutin kami lakukan. Termasuk membersihkan lantai masjid dan melaksanakan protokol kesehatan sebelum kegiatan ibadah," jelas dia.

Selain menerapakan protokol kesehatan yang ketat, warga diminta untuk meningkatkan sistem imun. Seperti diketahui, virus corona penyebab COVID-19 menyerang sistem imun tubuh yang lemah.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan sistem imun tubuh, seperti melakukan olahraga, tidur cukup, dan mengonsumsi makanan dan minuman sehat.

Selama pandemi ini, jemaah masjid Baitus Syukuur rutin meminum jamu empon-empon selama seminggu sekali di masjid. Menariknya, jamu tersebut diberikan pengelola masjid.

"Masjid menyediakan jamu setiap hari Jumat setelah salat maghrib. Kebiasaan minum jamu tersebut sudah berlangsung selama empat bulan terakhir," ungkap Suripno.

"Dengan rutin minum jamu tentu diharapkan jemaah masjid bisa memiliki imun tubuh yang kuat agar terhindar dari bahaya COVID-19," pungkasnya mengakhiri pembicaraan.

Video Populer

Foto Populer