Sukses


Anthony Ginting dkk. Dipaksa Mundur dari All England 2021, Ketua PBSI: Biar Indonesia Tidak Juara

Bola.com, Jakarta - Tim bulutangkis Indonesia yang tengah mulai bertanding di All England 2021 diminta untuk mundur dengan alasan ada kasus COVID-19 yang dialami seorang penumpang pesawat yang sama dengan rombongan kontingen. Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Agung Firman Sampurna, memberi respons keras  dan menuding ada upaya menggagalkan Indonesia menjadi juara.

Perjuangan tim bulutangkis Indonesia di All England 2021 langsung kandas sejak awal. Anthony Ginting dkk. dipaksa mundur dari turnamen tersebut karena harus menjalani isolasi mandiri setelah berada satu pesawat dengan penumpang yang positif COVID-19.

Beberapa pebulutangkis Indonesia sudah sempat bertanding, antara lain Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Jonathan Christie, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang sudah lolos ke babak kedua.

Namun, selepas Ahsan/Hendra bertanding, tiga wakil Indonesia lainnya diminta untuk tak menjalani laga dan dinyatakan kalah WO. Ketiganya adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, serta Anthony Sinisuka Ginting.

Gagal menjalani pertandingan di All England 2021, Fajar Alfian, Melati Daeva, dan Anthony Ginting meluapkan kekesalan di akun media sosial. Mereka meminta BWF untuk bertanggung jawab atas permasalahan tersebut. Bahkan Marcus Fernaldi Gideon sampai mengunggah penjelasan panjang terkait apa yang dialaminya di Birminham terkait masalah ini.

Permasalahan ini membuat Ketum PBSI, Agung Firman Sampurna, meradang. Pria yang juga merupakan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) itu merasa ada upaya untuk menghalangi pebulutangkis Indonesia menjadi juara di All England 2021.

"Dengan persiapan yang sudah dilakukan, dengan PBSI yang kami pimpin saat ini, memang satu cara yang membuat Indonesia tidak bisa menjadi juara adalah dengan tidak bisa bertanding. Kalau bertanding, Indonesia memiliki pemain yang sangat berbahaya, dan kita adalah kandidat juara yang paling kuat di beberapa sektor," tegas Agung Firman Sampurna dalam keterangan persnya di Kantor BPK RI, Kamis (18/3/2021).

"Masih dilakukan komunikasi sekarang. Anda bisa bayangkan, pemain kita yang sudah mendapatkan vaksin, tiba-tiba tidak diperbolehkan bertanding. Saya kurang paham ini diskriminasi atau tidak. Kami sudah menjalani isolasi, anak-anak sudah divaksin, tapi kita tidak bisa bertanding."

"Kami menyampaikan kekecewaan besar, tapi kami juga paham ini karena potensi dan kemampuan tim bulutangkis Indonesia yang sekarang dalam kondisi terbaik. Kami akan tetap berjuang, siapa tahu ada ruang yang masih terbuka untuk meneruskan pertandingan. Tapi, kalau memang tidak, tidak perlu berkecil hati. Kita adalah juara yang tertunda," lanjut Ketua Umum PBSI itu.

Video

2 dari 3 halaman

Mempertanyakan Prosedur Protokol Kesehatan

Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna, mengaku masih mencari informasi yang paling akurat terkait permasalahan yang dialami tim bulutangkis Indonesia di Birmingham, Inggris. Ia juga mempertanyakan mengenai prosedur dalam pemeriksaan kesehatan yang berlaku di Inggris yang kemudian justru malah merugikan tim bulutangkis Indonesia.

"Kami masih berkomunikasi saat ini dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kami mencari informasi agar semua transparan," ujar Agung Firman Sampurna.

"Sebenarnya ada prosedur yang bisa dilakukan, yaitu diuji saja langsung. Swab PCR. Dari situ akan diketahui pemain kita terinfeksi atau tidak," lanjutnya.

Agung Firman Sampurna juga mempertanyakan terkait informasi simpangsiur yang menyatakan ada penumpang yang terpapar COVID-19 di pesawat yang membawa rombongan bulutangkis Indonesia tiba di Inggris.

"Kita juga belum tahu siapa yang katanya terkena virus COVID-19 dan satu pesawat dengan atlet kita. Informasi dia bisa positif dan masuk pesawat saja kami pertanyakan. Logikanya sebelum naik pesawat pun dia menjalani tes terlebih dulu," tegasnya.

"Kita akan terus melakukan upaya-upaya yang perlu dilakukan. Kita tidak berhenti memperjuangkan kehormatan kita di forum internasional. Kita tunggu nanti," lanjut Agung.

3 dari 3 halaman

Kronologi

Perjuangan tim Indonesia di All England 2021 kandas sejak awal. Mohammad Ahsan dkk. dipaksa mundur dari turnamen level super 1000 itu karena harus menjalani isolasi mandiri, setelah berada satu pesawat dengan penumpang positif COVID-19.

Enam wakil Indonesia dijadwalkan menjalani pertandingan pada hari pertama All England 2021 di Birmingham Arena, Rabu (17/3/2021) waktu setempat.

Tiga di antaranya yakni Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Jonathan Christie, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berhasil meraih kemenangan dan lolos ke fase selanjutnya.

Namun, selepas Ahsan/Hendra bertanding, tiga wakil Indonesia lainnya diminta untuk tak menjalani laga dan dinyatakan kalah WO. Ketiganya adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, serta Anthony Sinisuka Ginting.

Gagal menjalani pertandingan di All England 2021, Fajar Alfian, Melati Daeva, dan Anthony Ginting meluapkan kekesalan di akun media sosial. Mereka meminta BWF untuk bertanggung jawab atas permasalahan tersebut.

 Belakangan diketahui seluruh tim bulutangkis Indonesia diharuskan menjalani isolasi mandiri selama 10 hari. Pasalnya, sejumlah atlet, pelatih, dan ofisial Indonesia berada satu pesawat dengan penumpang yang diketahui positif terpapar COVID-19.

Ketika itu, tim Indonesia menumpang pesawat Turkis Airlines dengan rute penerbangan Istanbul menuju Birmingham, Inggris. Berdasarkan keterangan resmi dari PBSI, seluruh tim Indonesia bakal menjalani isolasi mandiri di Crowne Plaza Birmingham.

"Seluruh Tim Indonesia dipaksa harus mundur dari turnamen Yonex All England 2021 dan tidak dapat melanjutkan pertandingan. Hal ini dikarenakan, saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham pada Sabtu (13/3/2021) lalu, terdapat penumpang yang terkena COVID-19. Namun, kami pun tidak diberi tahu siapa, berapa orang, dan dari mana asal orang yang positif tersebut," bunyi keterangan resmi PBSI di akun Instagram @badminton.ina.

"Sesuai dengan regulasi pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat yang sama dengan orang yang positif COVID-19, maka diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari. Sehingga, tim Indonesia dipaksa mundur dan melakukan isolasi sampai tanggal 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre, terhitung 10 hari sejak kedatangan tim ke Birmingham pada Sabtu (13/3) lalu."

Keputusan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) untuk menarik mundur Tim Indonesia dari All England 2021 mendapat protes keras dari ganda putra Marcus Gideon. Menurutnya, BWF telah bersikap tidak adil.

Seperti diketahui, jadwal All England harus diundur selama beberapa jam setelah ada tujuh orang yang positif terpapar COVID-19. Ketujuh orang tersebut beberapa di antaranya adalah asisten pelatih Denmark, Thomas Stavngaard, tiga pemain India, dan satu staf pelatih India.

Namun, setelah menjalani tes ulang, ketujuh orang itu dinyatakan negatif dan diizinkan untuk ikut bertanding di ajang All England.

"Jadi mengapa kami tidak juga tidak bisa mendapatkan keadilan yang sama di sini? Dan jika ada aturan ketat untuk memasuki wilayah Inggris karena COVID, BWF seharusnya sudah mendaftarkan sistem bubble yang menjamin keamanan kami," tulis Marcus di akun Instagramnya.

Video Populer

Foto Populer