Sukses


Ciri-Ciri Teks Editorial, Tujuan, Jenis, Struktur, dan Contohnya

Bola.com, Jakarta - Teks editorial adalah jenis teks dalam surat kabar yang berisi pendapat atau pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa aktual yang sedang menjadi perbincangan publik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, editorial adalah artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.

Jadi, isi dalam teks editorial adalah menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas. Adapun isu tersebut bisa berupa masalah ekonomi, sosial atau budaya, dan lain-lain yang biasanya mempunyai hubungan dengan politik.

Pengungkapan dalam teks ini harus dilengkapi dengan bukti, fakta, maupun alasan yang logis agar pembaca atau pendengar bisa menerimanya. Kemudian dalam teks editorial terdapat argumentasi yang menguatkan sikap penulis terhadap masalah yang berkembang dalam masyarakat.

Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri teks editorial, tujuan, jenis, struktur, dan contohnya, seperti dilansir dari repository.kemdikbud.go.id, Rabu (17/11/2021).

2 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Teks Editorial dan Tujuannya

Ciri-Ciri Teks Editorial:

a. Topik tulisan teks editorial selalu hangat (sedang berkembang dan dibicarakan secara luas oleh masyarakat), bersifat aktual dan faktual.

b. Teks editorial bersifat sistematis dan logis.

c. Teks editorial merupakan sebuah opini/pendapat yang bersifat argumentatif.

d. Teks editorial menarik untuk dibaca karena ditulis dengan menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas.

 

Tujuan Teks Editorial

Secara umum teks editorial mempunyai dua tujuan, yakni:

1. Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu/topik) yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar.

2. Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.

3 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Teks Editorial

a. Interpretaive editorial

Editorial jenis ini bertujuan untuk menjelaskan isu dengan menyajikan fakta dan figur untuk memberikan pengetahuan.

b. Controversial editorial

Editorial jenis ini memiliki tujuan untuk meyakinkan pembaca pada keinginan atau menumbuhkan kepercayaan pembaca terhadap suatu isu. Dalam editorial ini biasanya pendapat yang berlawanan akan digambarkan lebih buruk.

c. Explantory editorial

Editorial jenis ini menyajikan masalah atau suatu isu agar dinilai oleh pembaca. Biasanya teks editorial ini bertujuan untuk mengidentifikasi suatu masalah dan membuka mata masayarakat untuk memperhatikan suatu isu.

4 dari 5 halaman

Struktur Teks Editorial

Teks editorial memiliki struktur, sebagai berikut:

Pernyataan pendapat (thesis statement)

Pernyataan pendapat atau disebut juga tesis merupakan bagian yang mengemukakan topik yang akan disampaikan. Biasanya terdapat pada awal paragraf sebagai pembuka pembahasan.

Argumentasi (arguments)

Pada bagian ini, penulis menyampaikan fakta yang terjadi di lapangan dan mengomentari fakta tersebut berdasarkan sudut pandangnya. Tujuan argumentasi adalah untuk memengaruhi dan meyakinkan pembaca.

Penulis ingin agar segala sesuatu yang disampaikannya dibenarkan oleh pembaca sehingga pembaca pun mengikutinya. Argumentasi biasanya terdiri atas beberapa paragraf.

Pernyataan ulang pendapat (reiteration)

Bagian ini merupakan penutup opini yang berisi penegasan kembali tesis dan argumentasi agar pembaca makin yakin.

5 dari 5 halaman

Contoh Teks Editorial

                                                     Wajah Nasionalisme Pemuda Indonesia, Kini

Berbicara soal nasionalisme mungkin tidak akan ada habisnya. Banyak yang mengatakan bahwa nasionalisme bukan untuk diartikan, melainkan hanya untuk diamalkan atau bahasa sederhananya dipraktikkan. Mungkin betul, namun tidak ada salahnya jika kita juga bisa mendefinisikan kata yang cukup berarti bagi kita ini. Nasionalisme merupakan rasa cinta kepada tanah air. Kata cinta di sini memiliki makna yang cukup mendalam. Cinta berarti sayang dengan tulus tanpa pamrih.

Mungkin kata yang satu ini dulu menjadi tameng depan untuk menuju suatu perubahan. Sebagai contoh ketika masa transisi Orde Baru menuju Orde Reformasi. Pemuda dan mahasiswa bersatu berada di garis depan beraksi atas nama rakyat rela berjuang sampai titik darah penghabisan. Merelakan harta bahkan jiwa dan raga. Tidak sedikit yang harus merelakan masa mudanya untuk memikirkan nasib bangsanya. Tidak sedikit yang mau turun ke jalan. Berorasi dan memperjuangkan nasib rakyat yang sedang koleps waktu itu.

Namun, bagaimana dengan pemuda saat ini. Masihkah ada yang berjiwa seperti pemuda di era tumbangnya orde baru? Mungkin masih ada. Namun, sungguh berbeda dengan semangat dan atmosfer aktivis zaman dahulu. Ada seorang teman yang mengatakan bahwa menjadi seorang aktivis sudah bukan zamannya. Ada yang mengatakan bahwa menjadi aktivis saat ini kurang ada geregetnya.

Pemuda yang berada di garis depan adalah para pemuda yang siap secara mental dan intelektual. Bukan hanya mengandalkan kekerasan fisik apalagi provokasi. Pemuda-pemuda seperti ini banyak di Indonesia. Sebut saja mahasiswa. Mahasiswa seharusnya sangat memenuhi kriteria ini. Mahasiswa adalah golongan terpelajar pada tingkat tertinggi. Masalah intelektual, tentu mereka nomer satu. Tapi, bagaimana kalau bicara masalah mental? Apalagi semangat.

 

Sumber: Kemdikbud

Video Populer

Foto Populer