Sukses


8 Cara Mengatasi Trauma pada Anak, Jangan Anggap Remeh

Bola.com, Jakarta - Cara mengatasi trauma pada anak perlu diketahui para orang tua. Pasalnya, trauma yang dialami seorang anak bisa bertahan dalam jangka waktu lama.

Ada dua pengertian trauma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Pertama, keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani, dan kedua ialah luka pada tubuh atau fisik.

Sedangkan, gangguan cemas pada anak akibat trauma disebut juga dengan PTSD (post-traumatic stress disorder). 

Penyebab PTSD pada anak bisa bermacam, namun kerap kali terjadi setelah melihat maupun mengalami suatu kejadian yang mengerikan sehingga berdampak pada psikologis.

Agar anak tidak hidup dengan trauma, bahkan hingga dewasa, Anda sebagai orang tua harus membantu mengatasi trauma tersebut.

Yang perlu diingat, mengatasi trauma pada anak tidak bisa dilakukan secara instan, melainkan harus terukur, perlahan, serta selalu melihat respons dan penerimaan anak.

Berikut beberapa cara mengatasi trauma pada anak, seperti disadur dari Klikdokter, Senin (7/2/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Trauma pada Anak

1. Hargai perasaannya

Cara mengatasi trauma pada anak yang pertama adalah dengan mengakui dan menghargai perasaannya. Bila anak merasa trauma atas kondisi yang bagi orang tua cenderung 'remeh', orang tua tidak boleh merendahkan perasaan itu.

Hindari berbicara dan berperilaku seolah-olah Anda menganggap sepele dan tidak menghargai perasaannya. Akui bahwa rasa cemas yang dialami anak itu nyata dan mengganggu.

2. Validasi perasaannya

Apabila anak menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman yang berkaitan dengan traumanya, Anda perlu melakukan validasi perasaan. 

Validasi perasaan berisi pernyataan dan perilaku yang menunjukkan bahwa Anda mengakui dan mengerti apa yang dirasakan oleh anak.

Validasi perasaan adalah langkah yang sangat penting untuk meningkatkan hubungan antara Anda dan anak. Dengan begitu, anak merasa diperhatikan dan merasa aman berbagi perasaannya pada Anda. Anak akan menjadi jujur dan mau terbuka pada Anda, bahkan hingga ia dewasa.

3. Berikan rasa tenang dan aman

Dalam mengatasi rasa trauma yang menimpa anak, tugas orang tua adalah memberikan rasa tenang. Katakan bahwa rasa cemas merupakan hal yang wajar. Ingatkan bahwa semua orang dapat merasa cemas. Lalu, informasikan alasan yang logis mengapa kondisi itu tidak perlu dicemaskan.

Tumbuhkan kepercayaan pada diri anak bahwa ia dapat melewati dan mengatasi rasa cemas yang dialaminya. Atau, ketika anak trauma atas tindakan kriminal yang pernah terjadi pada dirinya, tugas Anda adalah menenangkan dan meyakinkan anak bahwa mereka berada di lingkungan aman.

Sampaikan bahwa orang tua akan melindungi dan menjaga sehingga anak bisa merasa tenang. Cara mengatasi trauma pada anak ini bisa melatih anak mampu menenangkan dirinya.

3 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Trauma pada Anak

4. Tidak menolak perasaan anak dan tidak memaksa

Jika sewaktu-waktu anak memunculkan rasa traumanya, berikan perhatian yang anak butuhkan. Jangan menolak perasaan itu dengan mengatakan, "Ah, tidak apa-apa kok". Mungkin Anda merasa tidak apa-apa, tetapi tidak dengan anak Anda.

Hindari pula memaksa anak terjun pada kondisi yang serupa dengan penyebab traumanya. Hal ini sama sekali bukan cara mengatasi trauma pada anak, Anda justru berpotensi menyebabkannya makin parah.

5. Bimbing dengan sabar

Anak mudah mengalami stres karena mereka memiliki cara pandang yang berbeda dengan orang dewasa. Maka itu, orang tua harus sabar.  Kesabaran Anda menjadi kunci ketenangan dan kemampuan anak menghadapi rasa takutnya.

Yakinkan diri anak bahwa fase ini bisa dilewati dengan baik. Afirmasi pula kepada anak bahwa dirinya mampu mengatasi hal ini dengan kekuatan yang ia miliki.

6. Komunikasi bersama anak

Bila Anda melihat bahwa anak sudah lebih tenang atas kejadian trauma yang dialaminya, Anda mulai bisa mengajaknya berdiskusi. Tanyakan seputar perasaannya, apa yang mengganggu, apa yang dikhawatirkan, dan apa yang diharapkan ke depannya.

Ingat bahwa pembicaraan ini bukan tentang diri Anda. Jangan terburu-buru memberikan saran dan solusi karena ini saatnya anak menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakannya.

Terburu-buru memberikan solusi menyebabkan Anda terlihat tidak simpatik dan tidak peduli. Anak bisa jadi merasa kapok dan enggan untuk membicarakannya pada Anda di lain waktu.

Jangan pula terlalu bersemangat memberikan pendapat Anda, yang mungkin saja bertolak belakang dengan perasaan anak.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Trauma pada Anak

7. Latih keberanian anak

Bila Anda dan anak sudah beberapa kali membicarakannya dan anak tampak mulai tenang serta terbuka, Anda bisa beralih pada aktivitas melatih keberanian anak. Tujuannya untuk memupuk rasa percaya diri dan keberanian anak, serta menegaskan bahwa dirinya mampu mengatasi luka di masa lalu.

Pastikan Anda meminta persetujuan anak akan hal ini. Misalnya, anak mengalami trauma terhadap anjing karena melihat temannya tergigit oleh hewan tersebut.

Anda bisa mengatur suatu kondisi di mana anak bisa berdekatan dengan anjing yang jinak. Contohnya, anjing peliharaan kerabat Anda yang diyakini tenang dan terlatih.

Namun, pastikan untuk jangan terburu-buru dalam hal ini. Pastikan pula Anda meminta persetujuan anak untuk membawanya pada kondisi ini.

Lakukan perlahan-lahan, misalnya dimulai dengan melihat situasi tersebut dari jauh. Kesempatan berikutnya, anak mungkin bisa diajak lebih berdekatan, meski tidak menyentuh. Selalu tanyakan persetujuan dan penerimaan anak atas aktivitas ini.

8. Minta bantuan ahli

Bila Anda merasa trauma yang dirasakan anak sangat berat, jangan ragu untuk berkonsultasi pada ahlinya. Hal ini bukan menunjukkan bahwa Anda tidak mampu. Justru, langkah ini menegaskan betapa besarnya kepedulian dan rasa sayang Anda pada anak.

Maka itu, cara menghilangkan trauma yang berikutnya adalah berkonsultasi kepada psikolog anak atau psikiater anak bila dibutuhkan.

Mereka akan memberikan pendampingan dan prosedur yang sesuai dengan kebutuhan anak. Kerja sama yang baik antara ahlinya dan orang tua akan lebih efektif dalam membantu anak terlepas dari trauma yang melekat di hatinya.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 22/2/2021)

Dapatkan artikel cara dari berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer