Sukses


Salut dengan Astmosfer Indonesia Masters 2022, Pebulutangkis Skotlandia: Penonton di Sini Liar, Berisik Sekali!

Bola.com, Jakarta - Pebulutangkis Skotlandia, Matthew Grimley, terkesan dengan riuh penonton di Istora Gelora Bung Karno pada ajang Indonesia Masters 2022. Ia menjelaskan perbedaan antara suporter bulutangkis di Indonesia dengan Eropa pada umumnya.

Matthew Grimley merupakan ganda putra andalan Skotlandia. Ia berduet dengan Christopher Grimley yang merupakan saudaranya.

Sayang, mereka kandas di tangan atlet Thailand, Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren dua gim langsung, 21-17 dan 21-16, Selasa (7/6/2022).

Selepas pertandingan, Matthew Grimley menikmati suguhan pertandingan lainnya di Istora Senayan dari tribun. Ditemui saat menyaksikan pertandingan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon versus Popov Bersaudara, ia menceritakan kekagumannya terhadap antusiasme penonton Indonesia Masters 2022.

 

2 dari 4 halaman

Sangat Berisik

Matthew Grimley merasa kalau atmosfer di Istora Gelora Bung Karno adalah satu di antara venue paling ramai yang pernah ia sambangi.

"Sangat berisik, senang rasanya melihat keramaian suporter seperti ini, tempat duduk penuh, mungkin yang paling ramai di antara venue yang pernah saya kunjungi. " kata Matthew Grimley kepada Bola.com.

"Ini kali kedua buat saya di Indonesia, sebelumnya saya pernah tanding di Yogyakarta, tahun 2017, waktu itu saya masih berlaga di level junior," kenangnya lagi.

 

3 dari 4 halaman

Lebih Liar Dibanding Eropa

Matthew Grimley juga merasakan perbedaan mendasar mengenai suporter bulutangkis di Indonesia dan Eropa.

Menurutnya, penonton di Indonesia lebih berisik dan liar. Sementara di Eropa, para penonton terkenal anteng dan mencoba menikmati pertandingan.

"Penonton di sini lebih liar dibandingkan di Eropa. Kalau di Eropa cenderung lebih menikmati, tapi ya sama-sama menyenangkan."

"Ini turnamen pertama buat saya di Istora. Turnamen di sini dikelola dengan baik, menurut saya Istora venue yang asyik," katanya lagi.

 

4 dari 4 halaman

Berangin

Selain itu, Matthew tak menampik kalau Istora memiliki karakteristik yang berbeda. Tiupan angin membuatnya harus mengubah dinamika permainan.

"Kalau Anda di atas lapangan pasti merasakan tekanan angin lebih kencang. Ketika menjajal latihan di sana pun sudah terasa. Mungkin Istora lebih berangin ketimbang arena lain di Eropa," kata Matthew menambahkan.

"Otomatis kami harus mengubah dinamika permainan di sini. Tapi semua pemain juga merasakan hal yang sama. Buat saya, ini jadi tantangan untuk menyesuaikan situasi. Menyenangkan bermain di sini."

Video Populer

Foto Populer