Sukses


Bacaan Niat Puasa Asyura beserta Keutamaannya yang Patut Disimak

Bola.com, Jakarta Bulan Muharam diyakini umat muslim sebagai bulan suci dan dimuliakan setelah bulan Ramadan. Di bulan tersebut, umat muslim dianjurkan untuk banyak beribadah. Satu di antara ibadah sunah yang bisa kerjakan ialah puasa Asyura.

Adapun perintah puasa Asyura di bulan Muharam sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw. bersabda, "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulannya Allah, Muharam.” (HR Muslim).

Melaksanakan puasa Asyura hukumnya sunah. Di mana seseorang yang mengerjakan akan mendapatkan pahala, sedangkan orang-orang yang tak berpuasa Asyura tak akan mendapatkan dosa.

Praktiknya, puasa Asyura dikerjakan tanggal 10 Muharram. Berdasarkan kalender Hijriah tahun 2022, puasa tersebut akan jatuh pada Senin (8/8/2022).

Seseorang yang mengerjakan puasa Asyura harus menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa, mulai sebelum terbit fajar sampai terbenanmnya matahari

Bagi umat muslim yang ingin menunaikan puasa Asyura, ada sebaiknya mengetahui bacaan niat sebelum melaksanakannya.

Berikut ini bacaan niat puasa Asyura beserta keutamaanya, yang patut untuk disimak umat muslim, dikutip dari laman mui.or.id, Jumat (5/8/2022).

2 dari 3 halaman

Bacaan Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُوْرَاءَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى

"Nawaitu shouma 'asyura sunnatan lillahi ta'ala."

Artinya: Aku niat berpuasa 'Asyura (hari kesepuluh Muharam) sunah karena Allah Ta'ala.

3 dari 3 halaman

Keutamaan Puasa Asyura

- Menghapus Dosa Setahun yang Lalu

Rasulullah sangat menekankan Puasa Asyura di bulan Muharam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“… Dan puasa di hari Asyura saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.”

Ternyata, puasa Asyura adalah puasa yang telah dikenal oleh orang-orang Quraisy sebelum datangnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka juga berpuasa pada hari tersebut. Hal itu berdasarkan hadis dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha yang berkata,

“Dulu hari Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa Asyura. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.”

- Hari yang Diagungkan Rasulullah saw.

Hadis tentang hari Asyura diceritakan oleh perawi Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma, saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura.

Beliau bertanya,

“Hari apa ini?”

Mereka menjawab,

“Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa, pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah.”

Lalu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari).

Maksud dari hadis tersebut ialah selain Yahudi, umat Nabi Muhammad juga lebih berhak mengingat perjuangan Nabi Musa untuk bebas dari penguasa yang bengis. Agar berbeda. Maka Nabi Muhammad saw. menganjurkan untuk menambah puasa satu hari sebelum atau sesudah 10 Muharram.

 

Sumber: mui.or.id

Dapatkan artikel Islami berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer