Sukses


Contoh Cerpen Remaja Romantis, Penuh Kisah Unik

Bola.com, Jakarta - Cerpen adalah satu di antara jenis karya berbentuk prosa. Cerpen merupakan singkatan cerita pendek.

Seperti singkatannya, karya ini memiliki panjang sekitar 1000-10.000 kata. Membaca cerpen juga tidak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar 30 menit sampai dua jam.

Selain itu, isi pada cerpen mudah dipahami. Hal itu karena ceritanya yang relatif pendek.

Seiring berkembangnya zaman, ada beragam genre cerpen yang unik dan inspiratif. Satu di antaranya cerpen remaja.

Pada umumnya, cerpen remaja menggunakan genre romance. Genre tersebut cukup ringan dan memiliki bahasa yang khas.

Berikut contoh cerpen remaja romantis, dinukil dari laman 99 dan lezgetreal, Rabu (9/11/2022).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Plester Cinta

Bola basket sedang memantul ke sana-kemari mengikuti arahan tangan remaja yang sedang asik berebut dan berlari. Sorak-sorak gembira dan histeris terdengar dari bangku penonton.

Walaupun hari ini adalah pertandingan basket remaja putri, tetap saja tidak kalah seru saat remaja putra yang bermain. Semua itu karena memang mereka sudah cukup jago dan mampu membuat siapa pun terkagum-kagum.

Seorang wanita dengan rambut panjang terikat sedang berusaha membawa bola menuju ring lawan, tapi hadangan terus terjadi. Hingga akhirnya bola mampu masuk ring, tapi membuat wanita bertubuh jangkung tersebut jatuh tersungkur karena melawan arus lawan.

Priiiit suara wasit meniupkan peluit menggema.

"Medis! Tania luka tolong," ucap wasit.

Seorang pria bertubuh mungil datang berlari dengan membawa kotak P3K. Pertandingan mau tidak mau akhirnya dijeda terlebih dahulu.

Tania telah dibawa ke pinggir lapangan dan pertandingan mulai berjalan kembali. "Aku enggak kenapa-napa, Do," ucap Tania pada Rido yang sedang mengobati lukanya.

“Iya aku tau, hati-hati bisa dong Tan. Kamu cewek masa banyak lecet di mana-mana."

Tania cemberut. "Terus kalau aku penuh luka kamu enggak suka aku lagi gitu?" ucap tania.

Rido menempelkan plester pada dagu dan lutut Tania setelah itu Rido mengacak-acak rambut Tania. "Aku bakal jadi plester kamu," ucap Rido.

"Kalau sudah selesai diobatin bisa kalian pacarannya nanti dulu, pertandingan penting ini," ucap seorang pemain yang melipir sedikit ke pinggir lapangan.

Tania berlari dan mendekati wasit menandakan dirinya sudah siap bertanding. Rido dan Tania jelas berbeda bahkan banyak yang meledek pasangan ini. Bagaimana tidak, mereka memiliki tinggi badan yang berbeda dan Ridolah yang pendek di sini.

Namun, Rido sudah bertekad, bahkan saat ia memutuskan untuk masuk ekskul PMR, itu semua untuk Tania agar Rido dapat mendukung Tania selalu.

3 dari 4 halaman

Pria Misterius dan Pelayan Kedai

Malam ini, seperti biasanya sang wanita pelayan kedai itu tetap curi-curi pandang pada seorang pria yang duduk di pojok kedai.

Sang pelayan ingin berkenalan dengan pria itu, tetapi sangat malu untuk berbincang langsung.

"Menyanyilah. Kuputarkan mesin karaoke. Semua pengunjung di kedai kecil ini pasti akan memperhatikanmu, termasuk dia," kata seorang rekannya.

Dia pun menyetujuinya dan segera mengambil mikrofon. Benar saja, semua pengunjung kedai memperhatikan sang wanita saat menyanyi.

Semua merasa terhibur, kecuali si pria misterius itu. Dia masih saja sibuk dengan laptop dan buku di atas mejanya.

Hari-hari berikutnya pun masih sama, sang pria tetap tidak memperhatikan si wanita bernyanyi secara merdu.

Hingga suatu hari, seorang teman pria itu datang. Si wanita memperhatikan keduanya. Ternyata, keduanya berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Sang wanita kini tahu kenapa si pria tidak memperhatikannya saat bernyanyi.

Merasa jatuh cinta, sang wanita pun mempelajari bahasa isyarat itu selama beberapa minggu. Dia membeli beberapa buku dan menonton video berisi pelajaran bahasa isyarat.

Akhirnya, suatu malam, dia kembali bernyanyi untuk pengunjung kedai. Namun, rekan si pelayan sengaja membuat lampu padam. Hanya ada dua lampu sorot yang menyorot pria misterius itu dan si wanita.

Sorot cahaya lampu membuat perhatian pria misterius itu teralihkan. Kini, pandangannya tidak hanya tertuju pada laptop yang berada di atas meja, tetapi juga pada sang wanita.

Sang wanita kini tidak hanya bernyanyi, tetapi juga menerjemahkan setiap liriknya ke dalam bahasa isyarat. Jari-jarinya mulai menari untuk memberi tahu si pria soal perasaannya.

"Dirimu buatku selalu penasaran. Terkadang menjauh, terkadang buatku tersipu malu manisnya ucapanmu, membuatku tak menentu, ku tak tahu harus bagaimana. Sungguh kau buatku bertanya-tanya dengan teka-teki teka-tekimu…"

Begitulah senandung yang dinyanyikan si wanita sambil menggerakkan jari jemarinya. Pria misterius itu lalu tersenyum, lalu mengundang si wanita ke mejanya.

Begitulah kisah cinta pria misterius dan si pelayan kedai dimulai.

(Terinspirasi dari film pendek Kismet Dinner)

4 dari 4 halaman

Makan Malam Terakhir

Malam itu, Emir telah datang lebih dulu dan memesan sebuah meja di restoran favoritnya. Mila menyusul belakangan karena pekerjaan tambahan di kantor membuatnya pulang terlambat.

Setelah hampir satu jam Emir menunggu, Mila akhirnya datang juga.

Di atas meja itu, sudah tersedia sepiring nasi, seporsi bebek panggang, dan sepiring spageti.

"Kamu sudah memesankannya untukku?" tanta Mila.

Iya, kamu selalu bilang suka dengan bebek panggang di restoran ini bukan?" jawab Emir.

"Kamu selalu mengingatnya dengan baik," jawab Mila lagi sambil melempar senyum.

Emir tidak banyak berkata setelahnya. Mereka berdua tampak menikmati hidangan itu. Di tengah acara malam itu, Emir merogoh saku celananya. Dia telah menyiapkan sekotak cincin emas yang akan dia berikan untuk melamar sang kekasih.

Namun, belum sempat Emir benar-benar mengeluarkan cincin itu, Mila sudah menyelanya terlebih dulu.

"Emir, maaf," kata Mila.

"Maaf kenapa? Apa yang kau lakukan?" tanya Emir heran.

"Soal Ibu. Dia tidak merestui kita," kata Mila.

Kotak cincin yang telah digenggam Emir di bawah meja itu pun urung ditunjukkannya kepada Mila.

"Kenapa? Kita telah lama bersama dan saling mencintai. Penghasilan kita juga sudah cukup baik untuk bisa berkeluarga!" kata Emir yang tidak dapat menyembunyikan kecewanya.

"Bukan itu! Kamu sudah tahu kan, masalah kita bukan itu!" jawab Mila sambil menatap mata Emir dengan penuh kesedihan.

"Aku tahu kamu akan menjadi suami yang baik," lanjut Mila. "Namun, biar bagaimanapun, kamu tidak bisa menjadi imamku di saat tanganmu masih menggenggam rosario."

Emir terdiam, spageti yang masih belum habis disantapnya pun dibiarkan mendingin begitu saja. Dengan berurai air mata, Mila meminta maaf dan meminta Emir melupakannya.

Malam itu menjadi malam terakhir bagi mereka. Emir masih terdiam saat Mila meninggalkan meja itu.

Gedung restoran yang indah itu menjadi saksi bisu dua jiwa yang saling mencintai tetapi tidak bisa menyatu.

 

Sumber: 99, lezgetreal

Yuk, baca artikel contoh lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Serunya Lari di Maybank Marathon

Video Populer

Foto Populer