Sukses


Jenis-Jenis Tembang Macapat, Lengkap beserta Penjelasannya

Bola.com, Jakarta - Tembang macapat yaitu puisi tradisional jawa yang setiap baitnya mempunyai gatra atau baris dengan jumlah suku kata tertentu dengan memiliki akhiran bunyi yang dinamakan dengan guru lagu.

Dalam tembang macapat berisi petuah atau nasihat yang disampaikan dengan cara bijak. Banyak amanat atau pelajaran berharga yang terkandung di dalamnya.

Itulah mengapa, tembang macapat dulu sering digunakan orang tua untuk menasihati anak-anaknya agar mengerti makna suatu kehidupan.

Melalui tembang macapat, ajaran agama dan nilai moral dari leluhur dapat diterima dengan mudah. Hal itu karena macapat disampaikan dalam bentuk rangkaian kata yang disusun dengan indah.

Tembang macapat ada sebelas jenis. Apa saja jenis-jenis tembang macapat tersebut?

Berikut ini jenis-jenis tembang macapat lengkap beserta penjelasannya yang perlu diketahui, dilansir dari Buku berjudul Macapat Tembang Jawa, Indah, dan Kaya Makna terbitan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jumat (10/3/2023).

2 dari 8 halaman

Jenis Tembang Macapat

Maskumambang

Tembang macapat maskumbang menceritakan tahap pertama dalam perjalanan hidup manusia. Maskumambang berasal dari dua kata, yakni "mas" dan "kumambang".

Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut dimaknai 'emas terapung'. Maskumambang melambangkan anak yang masih dalam kandungan.

Saat roh ditiupkan dalam rahim seorang ibu, hal itu menunjukkan bahwa manusia sebenarnya tidak berdaya sehingga harus senantiasa berserah diri kepada Tuhan Sang Maha Pencipta.

Tembang macapat maskumambang banyak berisi nasihat kepada seorang anak agar selalu berbakti kepada orang tua.

Tembang maskumambang memiliki susunan I-12-i; II-6-a; III-8-i; dan IV-8-a. Artinya maskumambang terdiri atas empat baris.

Baris pertama berjumlah 12 suku kata, bersajak i; baris kedua berjumlah 6 suku kata, bersajak a; baris ketiga berjumlah 8 suku kata, bersajak i; dan baris keempat berjumlah 8 suku kata, bersajak a.

3 dari 8 halaman

Jenis Tembang Macapat

Mijil

Mijil berasal dari kata bahasa Jawa, "wijil", yang bermakna keluar'. Tembang mijil memiliki makna saat anak manusia terlahir ke dunia dari rahim ibunya, pada saat itu anak tidak berdaya dan membutuhkan pelindungan serta kasih sayang dari orang tua.

Itulah sebabnya manusia harus bertakwa kepada Tuhan dan berbakti kepada orang tua. Tembang macapat mijil bercerita tentang welas asih (belas kasih), pengharapan, laku prihatin (ketabahan), dan cinta.

Macapat mijil banyak digunakan sebagai media untuk memberi nasihat dan ajaran kepada manusia agar selalu kuat serta tabah dalam menjalani kehidupan.

Tembang mijil memiliki susunan I-10-i; II-6-a; III10-e; IV-10-i; V-6-i; dan VI-6-u. Hal ini berarti, tembang mijil terdiri atas enam baris.

Baris pertama berjumlah 10 suku kata, bersajak i; baris kedua berjumlah 6 suku kata, bersajak o; baris ketiga berjumlah 10 suku kata, bersajak e; baris keempat berjumlah 10 suku kata, bersajak i; baris kelima berjumlah 6 suku kata, bersajak i; baris keenam berjumlah 6 suku kata, bersajak u.

4 dari 8 halaman

Jenis Tembang Macapat

Sinom

Sinom berarti daun yang muda. Sinom juga berarti isih enom (masih muda). Tembang macapat sinom melukiskan masa muda, masa yang indah, serta masa penuh dengan harapan dan angan-angan.

Tembang macapat sinom menggambarkan arti pentingnya masa muda. Para pemuda biasanya memiliki semangat dan tenaga yang cukup besar. Tugas para pemuda adalah menuntut ilmu untuk menjadi bekal kehidupan dan berkarya.

Dalam tembang macapat sinom, pemuda digambarkan dengan gagah perkasa, sakti, dan bijaksana. Tembang macapat sinom berisi nasihat, rasa persahabatan, dan keramahtahamahan.

Kinanti

Kinanti berasal dari kata "kanthi" atau tuntun, bimbing yang berarti bahwa kita membutuhkan tuntunan atau bimbingan. Tembang kinanti mengisahkan kehidupan seorang anak yang membutuhkan tuntunan untuk menuju jalan yang benar.

Tuntunan itu dapat berupa norma agama, adat istiadat, serta bimbingan dari guru dan orang tua agar dapat meraih kebahagiaan dan keselamatan dalam kehidupannya.

Tembang kinanti menggambarkan perasaan senang dan kasih sayang. Tembang kinanti digunakan untuk menyampaikan suatu cerita yang berisi nasihat yang baik serta kasih sayang. Tembang kinanti memiliki susunan I-8-u; II-8-i; III8-a; IV-8-i; V-8-a; VI-8-i.

5 dari 8 halaman

Jenis Tembang Macapat

Asmarandana

Tembang asmarandana berasal dari kata "asmara" (asmara) dan "dahana" (api) yang berarti api asmara atau cinta kasih.

Tembang ini mengisahkan perjalanan hidup manusia yang berada pada tahap memadu cinta kasih dengan pasangan hidupnya.

Selain itu, juga dikisahkan cinta pada alam semesta dan cinta kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Tembang asmarandana menggambarkan perasaan hati yang berbahagia atau rasa pilu dan sedih karena dirundung cinta.

Tembang asmaradan memiliki susunan I-8-i; II-8-a; III-8-e; IV-8-a; V-8-a; VI-8-u; VII-8-a.

Gambuh

Gambuh memiliki arti cocok atau jodoh. Lantaran kecocokan itulah dua insan akan mengarungi hidup seiring sejalan. Tembang gambuh ini menceritakan seseorang yang telah bertemu pasangan hidupnya.

Mereka bertemu jodoh dan menjalin ikatan pernikahan. Tembang gambuh menggambarkan keselarasan dan sikap bijaksana.

Adapun yang dimaksud bijaksana adalah dapat menempatkan sesuatu sesuai tempatnya. Gambuh digunakan untuk menyampaikan cerita dan nasihat kehidupan, seperti rasa persaudaraan, toleransi, dan kebersamaan. Tembang gambuh memiliki susunan I-7-u; II-10-u; II-12-i; III-8-u; IV-8-o.

 

6 dari 8 halaman

Jenis Tembang Macapat

Dhandhanggula

Kata dhandhanggula berasal dari kata "dhangdhang" (berharap atau mengharapkan), tetapi ada pula yang mengatakan berasal dari kata "gegadhangan", yang berarti cita-cita, angan-angan, atau harapan. Kata gula menggambarkan rasa manis, indah, atau bahagia.

Dengan demikian, tembang macapat dhandhanggula memiliki makna berharap sesuatu yang manis atau mengharapkan yang indah.

Angan-angan yang indah biasanya dapat dicapai setelah melalui perjuangan dan pengorbanan. Tembang dhandhanggula adalah jenis tembang macapat yang mempunyai gatra atau baris paling banyak, yaitu sepuluh baris.

Tembang ini memiliki watak luwes, gembira, dan indah. Cocok digunakan sebagai tembang pembuka yang menjabarkan berbagai ajaran kebaikan serta ungkapan rasa cinta dan kebahagiaan.

Tembang dhandhanggula memiliki susunan I-10-i; II-10-a; III-8-e; IV-7-u; V-9-i; VI-8-a; VII-6-u; VIII-8-a; IX12-i; X-7-a.

Durma

Tembang macapat durma biasanya digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat amarah, berontak, dan nafsu untuk berperang.

Tembang ini menunjukkan watak manusia yang sombong, angkuh, serakah, suka mengumbar hawa nafsu, mudah emosi, dan berbuat semena-mena terhadap sesamanya.

Dalam kondisi seperti itu orang tidak lagi memiliki etika atau tata krama. Dalam istilah Jawa keadaan semacam itu disebut dengan 'munduring tata karma (durma)', berkurangnya atauhilangnya tata krama.

Maka itu, tembang durma sering berisi nasihat agar berhati-hati dalam meniti kehidupan. Tembang macapat durma terdiri atas tujuh baris dengan susunan I-12-a; II-7-i; III-6-a; IV-7-a; V-8-i; VI-5-a; VII-7-i.

7 dari 8 halaman

Jenis Tembang Macapat

Pangkur

Pangkur bisa disamakan dengan kata mungkur yang artinya undur diri. Tembang pangkur menggambarkan manusia yang sudah tua dan sudah mulai banyak kemunduran dalam fisiknya, badannya mulai lemah dan tidak sekuat pada saat usia muda.

Biasanya pada masa ini orang akan lebih mendekatkan diri kepada Yang Mahakuasa.

Tembang pangkur sering digunakan oleh orang Jawa sebagai pitutur (nasihat) yang disampaikan dengan kasih sayang.

Nasihat itu menggambarkan kehidupan yang seharusnya menjauhi berbagai hawa nafsu dan angkara murka. Dalam memberi nasihat, harus dipilih kata-kata yang bijak agar dapat lebih mudah diterima.

Tembang pangkur memiliki susunan I-8-a; II-11-i; III-8-u; IV-7-a; V-12-u; VI-8-a; VII-8-i.

Megatruh

Kata megatruh berasal dari kata "megat" (pisah) dan "ruh" (nyawa) sehingga megatruh dapat diartikan berpisahnya ruh dari tubuh manusia’ Makna yang terkandung dalam tembang megatruh adalah saat manusia mengalami kematian.

Tembang megatruh berisi nasihat agar setiap orang mempersiapkan diri menuju alam baka yang kekal dan abadi. Tembang ini biasanya digunakan untuk menggambarkan rasa penyesalan, duka cita, atau kesedihan.

Tembang megatruh terdiri atas lima baris dengan susunan I-12-u; II-8-i; III-8-u; IV-8-i; V-8-o.

8 dari 8 halaman

Jenis Tembang Macapat

Pucung

Tembang macapat pucung diibaratkan tahapan terakhir dalam kehidupan manusia, yaitu berada di alam baka. Kata pucung atau pocong ditafsirkan sebagai orang meninggal yang sudah berada di alam kubur.

Pada saat itu manusia kembali kepada Sang Pencipta untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya saat berada di dunia.

Ada pula yang berpendapat pucung berasal dari "kudhuping gegodhongan" (kuncup dedaunan) yang biasanya tampak segar.

Tembang pucung biasanya menceritakan hal-hal yang lucu atau berisi tebak-tebakan untuk menghibur hati. Meski bersifat jenaka, isi tembang pucung ini mengandung nasihat bijak untuk menyelaraskan kehidupan antara manusia, alam, lingkungan, dan Tuhan Sang Pencipta.

Tembang pucung terdiri atas empat baris dengan susunan I-12-u; II-6-a; III-8-i; IV-12-a.

 

Sumber: Badan Bahasa Kemdikbud

Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer