Sukses


Arti Alexithymia beserta Gejala dan Pengobatannya

Bola.com, Jakarta - Alexithymia adalah kondisi yang membuat kamu kesulitan menunjukkan emosi yang sedang dirasakan.

Alexithymia bukanlah gangguan mental yang perlu mendapatkan penanganan khusus dari psikolog atau psikiater. Namun, keberadaannya tetap diakui sebagai fenomena psikologis.

Para ahli menduga penyebab alexithymia bisa dikarenakan faktor genetik, trauma masa kecil, atau kondisi medis yang memengaruhi fungsi saraf dan otak, seperti penyakit Parkinson, Alzheimer, epilepsi, autisme, dan stroke.

Sederet faktor ini dipercaya bisa merusak insula. Insula adalah bagian otak yang berperan dalam mengatur kemampuan untuk bersosialisasi, berempati, dan mengekspresikan emosi.

Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan tentang alexithymia, disadur dari Klikdokter, Selasa (2/5/2023).

2 dari 3 halaman

Gejala Alexithymia

Ada beberapa gejala alexithymia yang bisa dikenali, berikut ciri-cirinya:

  • Sulit mengidentifikasi perasaan dan emosi.
  • Kesulitan membedakan antara emosi dan respons tubuh. Contoh: saat merasa kesal, pengidap alexithymia tidak terlihat kecewa, marah, atau cemas.
  • Terbatas dalam menyampaikan perasaan ke orang lain.
  • Kesulitan untuk mengenal dan merespons berbagai emosi, termasuk nada suara dan ekspresi wajah.
  • Tidak punya imajinasi maupun fantasi.
  • Memiliki cara berpikir yang sangat logis dan kaku.
  • Terkesan cuek dengan orang lain, kaku, dan sering menjauhkan diri dari orang lain.
  • Tidak bisa beradaptasi dengan stres yang dihadapi.

Pengidap alexithymia tetap memiliki emosi, hanya sulit ditunjukkan. Itulah mengapa banyak orang salah kaprah mengenal mereka sebagai orang yang tidak punya emosi.

Kondisi ini sering kali menimbulkan kesalahpahaman yang menyebabkan penderita alexithymia kerap merasa tidak puas dengan hidupnya. Tak heran, alexithymia bisa muncul bersamaan dengan gangguan mental lainnya, seperti depresi, skizofrenia, maupun PTSD.

Tanda-tanda seseorang mengidap alexithymia hanya bisa diketahui oleh psikiater dan psikolog. Untuk menguji kondisi alexithymia, mereka akan meminta pasien mengisi kuesioner.

Beberapa tes alexithymia yang bisa dilakukan, seperti:

  • The Twenty-Item Toronto Alexithymia Scale (TAS-20) menilai kemampuan pasien dalam mengidentifikasi perasaan, mengekspresikan perasaan ke orang lain, serta menguji kecenderungan pasien dalam berpikir secara eksternal.
  • The Bermond-Vorst Alexithymia Questionnaire (BVAQ) menilai skala emosi, fantasi, identifikasi, analisis, serta verbal.
  • The Observer Alexithymia Scale (OAS) menilai faktor keterasingan, wawasan, somatisasi (keluhan fisik akibat beban mental berat), humor, serta kekakuan sikap pasien.
3 dari 3 halaman

Mengobati Alexithymia

Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus yang diklaim bisa mengatasi kondisi alexithymia. Namun, pengobatan dapat dilakukan dengan gabungan terapi, misalnya obat-obatan dan terapi yang disesuaikan dengan kondisi penderitanya.

Hal ini menimbang orang dengan alexithymia memiliki kondisi lain, seperti depresi, trauma, dan sebagainya.

Obat yang diberikan tergantung keadaan penderitanya. Apabila pasien mengalami masalah depresi, obat antidepresan bisa diberikan. Jika mengalami kecemasan maka yang diberikan adalah obat anticemas. 

Penderita alexithymia juga bisa menjalani beberapa bentuk terapi, seperti terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy), terapi kelompok, maupun psikoterapi. Terapi bisa membantu meringankan masalah psikologis yang dihadapi pengidap alexithymia.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 14/8/2022)

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer