Sukses


10 Puisi untuk Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Bola.com, Jakarta - Puisi untuk hari kemerdekaan Indonesia berisi ungkapan apresiasi terhadap perjuangan para pahlawan. Indonesia memperingati hari kemerdekaan setiap 17 Agustus.

Banyak cara bisa dilakukan atau ditunjukkan rakyat Indonesia untuk merayakan hari ulang tahun kemerdekaan negara tercinta. Satu di antaranya dengan menyusun atau membaca puisi.

Hal tersebut tentunya sebagai wujud nasionalisme dan mencintai Tanah Air Indonesia. Selain itu, membaca puisi saat hari kemerdekaan bisa membuat rasa dan jiwa nasionalisme meningkat.

Seperti diketahui, kemerdekaan bangsa Indonesia ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan, yang dibacakan oleh Presiden Indonesia pertama, Soekarno, pada 17 Agustus 1945.

Hal ini berarti tahun ini seluruh warga negara akan merayakan HUT ke-78 kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk merayakan HUT ke-78 RI, kamu bisa memeriahkannya dengan membaca puisi.

Berikut ini kumpulan puisi untuk hari kemerdekaan Republik Indonesia, dilansir dari berbagai sumber, Jumat (28/7/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 11 halaman

Darah Pejuang

Karya: Guntur Yugo Pratomo, SMKN 1 Punggelan

 

Kali ini hujan tak biasa

Hujan peluru brutal membidik impian

Salahkah kami?

Sedangkan rempah pun tak pernah salahkan bumi

Nyawa terpenggal tiba-tiba

Ranjau membegal mencabik

 

Di bawah kolong harapan

Kami yang tersisa bernyali

Hirup getir darah semangat juang

Paksa bangkitkan ruh kebhinekaan

Raga bernyawa berseru

Tantang seluruh senjata

Genggam bambu runcing tanpa peduli

Dirinya dihabisi

Demi seutuhnya negeri

Membela tanah pertiwi

Merdeka harga mati

3 dari 11 halaman

Pahlawan Kemerdekaan

Karya: Tegar Satrio, SMKN 1 Punggelan

 

Selama matahari masih menyinari dunia

Raga ini takkan berhenti sedikitpun

Tuk melindungi dan mempertahankan

Walau raga kan bersatu dengan tanah negeriku

 

Manusia yang rela mengerahkan seluruh tenaga

Rela mati demi tujuan suci

Berbekal keberanian dan impiannya

Mereka siap kehilangan semua yang dimiliki

 

Hanya ucapan terima kasih dariku

Untuk jasad yang kini menjadi tanah

Untuk raga yang sekarang menjadi abu

Karena kalian kini kami bisa merasakan kemerdekaan

4 dari 11 halaman

Sebuah Goresan

Karya: Rehan Adi Pramana, SMKN 1 Punggelan

 

Sebuah goresan

Kita tanamkan

Kita bakatkan

Kita kreasikan

Kita wujudkan

 

Seolah-olah kita adalah senapan

Yang siap meluncur

Membasmi semua yang menghadang

 

Sebuah goresan

Kita butuhkan

Tuk mengubah suatu yang gamang

Bangkitlah!!

5 dari 11 halaman

Rindu Pahlawanku

Karya: Melisa Anggreini, SMKN 1 Punggelan

 

Aku melangkah menyusuri kota

Dengan tujuan entah apa

Melihat orang-orang di sekelilingku

Terlihat senang tanpa rasa cemas dan kekhawatiran

Tentang negeri ini

 

Ku pun merenung

Kejadian 78 tahun lalu wajib dikenang

Para pahlawan sangat berjasa bagi negeri ini

Siang malam diselimuti rasa cemas dan kekhawatiran

Berjuang melawan gemuruhnya senapan

 

Rasa sakit dan kecemasan

Yang pernah dirasakan para pahlawan

Kini tidak lagi dirasakan

Walau rinduku menyelimuti

Tetapi kini kau tlah tenang di sisi Sang Pencipta

6 dari 11 halaman

Pahlawan Negeriku

Karya: Melisa Anggreini, SMKN 1 Punggelan

 

Indonesiaku

Lihatlah dirimu, negeri pertiwi tercinta ini

Taukah kau dahulu?

Dirimu bagai mahkota yang diperebutkan

Diinjak-injak oleh penjajah

Yang sangat ingin memiliki dirimu

 

Taukah kau siapa yang membuatmu merdeka?

Para pahlawan yang membuatmu merdeka sampai saat ini

Yang mengorbankan nyawa dan raganya

Darah bercucuran dan air mata yang mengalir

Membasahi bajunya

Karena demi negeri tercinta ini

 

Terima kasih pahlawanku

Jasamu akan selalu ku kenang

Dan kini kan kupertahankan upayamu

Namun dengan mengembangkan kemajuan negeri ini

Dan kau akan selalu terkenang di hatiku

7 dari 11 halaman

Mengenang Pahlawan Bangsa

Karya: Friska Wahyu Ardina, SMKN 1 Punggelan

 

Gemuruh perang mulai berdendang

Alunan langkah para pejuang

Mereka yang rela mati

Demi kebebasan di negeri ini

 

Kau yang rela bertaruh nyawa

Berjuang demi kemerdekaan bangsa

Tak mengenal putus asa

Berjuang berabad lamanya

 

Waktu kian berlalu

Membayar ingatan di masa lalu

Mengenang jiwa yang mulia

Yang t'lah menghadap Sang Pencipta

Demi Indonesia merdeka

8 dari 11 halaman

Berkorban Demi Kemerdekaan

Karya: Friska Wahyu Ardina, SMKN 1 Punggelan

 

Kembali terdengar gemuruh tembakan

Merdu alunan langkah pahlawan

Para insan bergerak melawan penjajahan

Berusaha menerjang senapan

 

Maju garis terdepan membawa serdadu

Melawan hantaman setiap peluru

Semangat melawan penyiksaan

Untuk tanah air kau rela berkorban

 

Tetes darah pengorbananmu

Menjadi saksi di masa lalu

Meregang nyawa di medan peperangan

Demi mewujudkan kemerdekaan

9 dari 11 halaman

Pembangun Negeri

Karya: Ilun Hanifah, SMKN 1 Punggelan

 

Sosok sepertimu tak layak dimaki

Sosok sepertimu tak layak juga dibui

Pengorbananmu tak terkira

Rela mati demi negerinya berdiri

Rela tercabik-cabik untuk mengusir penjajah negeri

Rela terluka demi sang bangsa

Rela terkoyak walau sampai mati rasa

Namun kau tetap berjuang tanpa henti

Untuk kemerdekaan Indonesia abadi

 

Pahlawanku...

Perjuanganmu tak terlupa walau dimakan masa

Atas jasamu kini kami bisa merajut asa

Untuk meraih mimpimu

Mimpi yang tak sempat engkau nikmati

Pahlawanku...

Kau lah segenap jiwa raga demi negara

Atas jasamu kita merdeka

Kini kami bisa hidup

Tanpa takut dan gugup yang membara

10 dari 11 halaman

Tetap Dikenang

Karya: Ilun Hanifah, SMKN 1 Punggelan

 

Hari ini teringat kembali

Tepat 78 tahun berlalu

Peristiwa yang sudah menjadi kenangan

Namun masih lekat di ingatan

Hari itu 10 November hujan pun turun

Ia datang menandakan ikut berkabung pada sang pahlawan

Yang telah gugur dalam perjuangan kemerdekaan

 

Berbekal bambu runcing seadanya

Semangatmu kian membara

Tak peduli dengan desingan peluru menghampiri

Tak mundur walau pakaianmu sudah merah lusuh

Tak gentar walau dihunjam deruan tombak

 

Pahlawanku...

Atas setiap tetesan peluh keringatmu,

Atas setiap tetes darahmu yang bercucuran,

Atas semangatmu yang terus berkobar,

Aku bersaksi bahwa pengorbananmu, kan kujadikan anutan

Namamu, terukir di lubuk hati terdalam

Kisahmu, kan kujadikan teladan

Dan jasamu akan tetap kukenang dalam ingatan

11 dari 11 halaman

Perjuangan Kapitan Pattimura

Karya: Vicky Febriansyah, SMKN 1 Punggelan

 

Beliau sangat layak disebut pahlawan

Dikala penjajah menjajah

Pattimura tidak takut dan gemetar

Dengan berani beliau melawan

 

Jika demi tanah air

Siap rela berkorban

Demi kebebasan tanah kelahiran

Jasa dan pengorbanan selalu dikenang

 

Meski dikhianati

Beliau tetap melawan

Sampai akhir hayat

Untuk indonesia

 

 

 

Sumber: Berbagai sumber

Baca artikel seputar puisi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer