Sukses


5 Contoh Teks Berita tentang Lingkungan, Lengkap dengan Unsur 5W+1H

Bola.com, Jakarta - Di kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai teks berita di berbagai media, seperti televisi, radio, media online, hingga majalah.

Teks berita adalah teks yang melaporkan kejadian, peristiwa, atau informasi mengenai sesuatu yang telah atau sedang terjadi di lingkungan sekitar atau dunia dan menjadi perbincangan banyak masyarakat.

Ada banyak informasi yang bisa disampaikan melalui sebuah teks berita. Satu di antaranya tentang lingkungan.

Namun, perlu diperhatikan, dalam menyusun teks berita harus mengandung unsur 5W+1H (What, Who, When, Why, Where, dan How).

Dalam bahasa Indonesia unsur tersebut biasa dinamakan "ADIKSIMBA", yakni singkatan dari apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.

Hal ini penting agar sebuah informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan tersampaikan dengan baik kepada publik. Selain itu, agar sebuah teks berita dapat dikatakan baik dan benar.

Berikut ini lima contoh teks berita tentang lingkungan, lengkap dengan unsur 5W+1H yang menarik disimak, dikutip dari laman Yuksinau dan Sahabatnesia, Jumat (28/7/2023).

2 dari 6 halaman

PT MAG Ditunjuk Menjadi Biang Pencemaran di Sungai Avur Budug

PT MAG merupakan satu di antara pabrik kertas yang ada di Kecamatan Kesamben, Jombang, dan akhirnya resmi ditetapkan menjadi biang pencemar sungai Avu Budug.

Pernyataan tersebut telah diterbitkan pasca sejumlah penyelidikan yang menjumpai adanya bukti pelanggaran pabrik, sebab mereka membuang limbahnya ke sungai.

Pernyataan itu juga dinyatakan secara langsung oleh Kepala Balai Gakkum KLHK untuk kawasan Bali, Jawa, NTB serta NTT, Muhammad Nur, gelar perkara sudah diselenggarakan di hari Senin, 9 Desember 2019 silam.

Penyelidikan juga menjumpai adanya dua pipa tersembunyi dengan diameter 4 dim yang diduga telah dipakai untuk membuang limbah ke arah sungai.

Tak hanya itu saja, IPAL tak berfungsi sebagaimana SOP yang telah ditetapkan, tetapi produksi tetap berjalan.

Hal tersebut membuat air sungai Avur Budug tercemar oleh limbah klorin serta belerang yang membuat warnanya menjadi hitam kecokelatan.

3 dari 6 halaman

Bupati Madukara Kembali Memberikan Penghargaan Adiwiyata

Bupati Kota Madukara, Bambang Yohanes, kembali memberikan penghargaan Adiwiyata untuk sekolah yang bisa menjaga kebersihan lingkungannya secara baik.

Penghargaan satu ini diberikan pada SDN 1 Sukamaju, yang terbukti mampu mengajak para siswa untuk membuat lingkungan bebas dari sampah plastik.

Penghargaan dari Adiwiyata tersebut telah diserahkan kemarin pagi, tepatnya pada 12 Agustus 2019. Bambang Yohanes menyampaikan apabila telah sepatutnya hal itu menjadi contoh bagi sekolah lainnya.

"Dengan mengendalikan pemakaian sampah plastik, kita turut serta di dalam pencegahan terjadinya global warmin," ujarnya.

Program yang telah diterapkan Bambang Yohanes ini telah terbukti memberikan banyak perubahan positif untuk berbagai sekolah yang ada di kawasannya.

Beliau pun akan terus berupaya dalam menciptakan lingkungan yang bersih serta sehat untuk menunjang kemajuan pendidikan dan juga kesehatan.

"Sekolah yang nyaman tentu bisa meningkatkan konsentrasi belajar para siswa," imbuh Bambang Yohanes.

4 dari 6 halaman

Sungai Tercemar, Masyarakat Tuntut untuk Ganti Rugi

Sebanyak 200 warga yang berasal dari tiga kecamatan di kawasan kabupaten Tulang Bawang, Lampung, telah memadati kantor Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda).

Mereka berdatangan untuk mengajukan pengaduan pencemaran sungai Terusain yang dilakukan oleh PT Teguh Wibawa Bhakti Persada.

Akibat pencemaran sungai oleh perusahaan itu, membuat ikan yang ada di dalam keramba warga mati sehingga diprediksi mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah.

PT Teguh Wibawa Bhakti Persada adalah perusahaan yang terletak di kawasan Kampung Gunung Batin Baru, Terusain Nunyai, Lampung Tengah.

PT Teguh Wibawa Bhakti Persada memperoleh izin usaha dari Bupati Lampung. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan singkong menjadi tepung tapioka.

Dalam waktu sehari, perusahaan satu ini dapat memproduksi tepung tapioka hingga 70-80 ton. Limbah hasil pengolahan tepung tapioka itulah yang diduga mencemari sungai Terusain.

Pendapat mereka bukannya tanpa alasan, sebab menurut dari satu di antara warga yang bernama Suhendro, sejak bulan Januari 2008, air sungai telah berwarna kuning serta menimbulkan bau yang tidak sedap.

Keadaan tersebut juga membuat ikan-ikan yang berada di dalam keramba milik warga mati. Padahal, selama ini, usaha budidaya ikan yang ada di keramba adalah sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar sungai Terusain.

Warga telah menuntut ganti rugi sebesar Rp20 miliar. Jumlah tersebut nantinya akan dipakai untuk mengganti kerugian pemilik 264 keramba apung, 400 hektar tambak tradisional serta 280 nelayan.

Namun, pihak perusahaan merasa enggan untuk menuruti tuntutan itu. Mereka hanya bersedia untuk memberikan ganti rugi sebanyak Rp2 miliar.

Pihak perusahaan menghitung setiap keramba warga seharga Rp400 ribu. Padahal, menurut penuturan dari warga, ongkos untuk pembuatannya dapat menghabiskan dana sekitar Rp1 juta.

Perbedaan pendapat itulah yang membuat kepala bagian umum CV Sinar Laut Group (induk dari PT Teguh Wibawa Bhakti Persada) mengkaji ulang variabel kerugian.

5 dari 6 halaman

Palangkaraya Kembali Diselubungi Asap Akibat Kebakaran Hutan

Kota Palangkaraya serta sekitarnya kembali diselubungi oleh kabut asap, yang membuat kegiatan berkendara sangat terganggu karena jarak pandang hanya berkisar antara 50–100 meter.

Kendati jarak pandang yang menipis, masyarakat tetap menjalankan kegiatan sehari-hari dengan menggunakan masker.

Kabut asap yang makin pekat ini diduga terjadi karena adanya pembakaran lahan gambut.

Warga tak hanya mengeluhkan kabut asap yang mengganggu kegiatan mereka. Mereka pun mengeluhkan gangguan di tubuh, berupa pusing serta sesak napas diakibatkan oleh kabut asap.

Tak hanya itu, proses belajar mengajar di beberapa sekolah Palangkaraya ikut terganggu. Sejak dua hari lalu, beberapa sekolah yang ada di Palangkaraya juga sudah meliburkan siswa selama waktu lima hari.

6 dari 6 halaman

Sungai Ciliwung Kembali Meluap dan Tenggelamkan 2 Desa

Banjir bandang kembali melanda di beberapa desa yang ada di wilayah ibu kota Jakarta.

Bencana yang terjadi secara tahunan ini dikarenakan adanya meluapnya sungai Ciliwung akibat hujan yang tidak kunjung berhenti dari pukul 19.00 sampai 09.00 WIB.

Hal itu membuat dua desa tenggelam serta banyak keluarga yang mengungsi ke kampung sebelah.

Dikutip dari data yang ada, terdapat sekitar 137 kepala keluarga yang kehilangan rumahnya disebabkan bencana banjir ini.

Sementara itu, pihak pemerintah merespons dengan cepat keperluan para pengungsi dengan cara memberikan obat-obatan, makanan, air bersih, minuman, dan pakaian.

Bencana serupa pernah melanda desa ini, waktu dua tahun yang lalu. Namun, akibat yang ditimbulkan tidak separah tahun in, yakni dua desa tenggelam dengan 137 kepala keluarga kehilangan rumah.

Terjadinya musibah banjir tahunan seperti ini diduga karena kebiasaan masyarakat pinggiran sungai Ciliwung yang membuang sampah secara sembarangan. Kebiasaan tersebut yang membuat sungai makin dangkal.

 

Sumber: Yuksinau, Sahabatnesia

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer