Bola.com, Jakarta - Saat ini banyak berita yang beredar, baik cetak maupun online. Ada beragam jenis berita yang beredar di masyarakat. Berita adalah sebuah informasi yang berisi fakta yang sedang terjadi maupun sudah terjadi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berita dapat diartikan sebagai sebuah cerita ataupun keterangan yang memuat informasi mengenai berbagai kejadian ataupun peristiwa yang hangat atau up to date.
Baca Juga
Advertisement
Berita hanya berbentuk tulisan, ada juga bentuk berita berupa rekaman suara (audio), rekaman visual, atau gabungan keduanya, yaitu audio-visual seperti yang kita sering lihat di televisi.
Bahkan saat ini, dunia jurnalistik juga memanfaatkan website, blog, hingga media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, Tiktok, Telegram, hingga YouTube untuk menyampaikan sebuah berita.
Namun, untuk membuat sebuah berita bukan perkara mudah. Menyusun berita perlu adanya keterampilan dalam menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti.
Selain itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penulisan berita. Apa saja syaratnya?
Berikut ini syarat penulisan berita yang perlu diketahui, dilansir dari ditsmp.kemdikbud.go.id, Jumat (1/9/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Syarat Penulisan Berita
1. Faktual
Peristiwa atau kejadian yang akan disampaikan sebagai berita harus bersifat faktual atau fakta. Apa itu fakta? Fakta adalah berdasarkan kenyataan atau mengandung kebenaran, bukan berdasarkan imajinasi atau khayalan.
Saat membaca cerpen dan novel, memang membaca paparan mengenai sebuah peristiwa. Namun, itu tidak bisa dikategorikan sebagai berita karena sumber yang diceritakan berdasarkan imajinasi dan tidak mengandung kebenaran faktual.
"Hal berbeda dengan peristiwa merebaknya virus COVID-19 yang terjadi pertama kali di Wuhan, China, beberapa waktu lalu."
"Meski bentuknya tidak terlihat, keberadaan virus bisa dibuktikan oleh para ahli, lengkap dengan korban-korban yang menderita akibat virus tersebut."
Ini adalah peristiwa faktual, cerita yang benar-benar terjadi dan mengandung kebenaran. Oleh karena itu, peristiwa tersebut layak disebut sebagai berita.
2. Aktual
Aktual adalah istilah lain dari up to date atau kejadian yang terkini. Sebuah peristiwa baru bisa menjadi berita kalau kejadiannya masih baru atau hangat.
Buat apa menceritakan sesuatu yang sudah lama terjadi dan kemungkinan semua orang sudah tahu? Karena itu, dalam jurnalistik juga dikenal prinsip aktualitas.
Advertisement
Syarat Penulisan Berita
3. Menarik dan bermanfaat
Peristiwa yang diangkat menjadi sebuah berita harus memenuhi unsur kemenarikan. Mengapa begitu? Orang tentu hanya akan membaca atau menyimak sebuah berita yang dianggap menarik.
Namun, kemenarikan ini biasanya dipengaruhi oleh manfaat yang terdapat di dalam berita tersebut. Manfaat yang dikandung dalam sebuah berita bisa bermacam-macam, tidak hanya satu jenis, di antaranya adalah informatif, menghibur, hingga memancing rasa empati (human interest).
4. Tidak Memihak
Peristiwa yang akan disajikan menjadi sebuah berita harus bersifat objektif alias tidak memihak. Misalnya, ketika melihat sebuah peristiwa tawuran antarpelajar, lalu akan disajikan menjadi sebuah berita.
Cobalah untuk menempatkan diri pada posisi yang netral, tidak boleh berpihak kepada salah satu kelompok pelajar yang tawuran tersebut.
Prinsip 5W+1H
Dalam penulisan berita harus menggunakan prinsip 5W+1H. 5W+1H merupakan metode atau rumus yang sering digunakan dalam penulisan berita. Istilah tersebut mungkin sudah tidak asing bagi sebagian orang, tetapi ada juga yang belum mengetahui apa itu 5W+1H.
Berikut ini prinsip 5W+1H yang diambil dari kata tanya dalam bahasa Inggris:
1. What
What dalam bahasa Indonesia artinya "apa". Kata tanya pertama yang berisi pertanyaan mengenai permasalahan atau hal yang terjadi pada suatu peristiwa. Unsur what ini akan mendorong penulis untuk mengumpulkan banyak fakta peristiwa.
Contoh pertanyaan:
"Apa yang menjadi motivasi Anda memenangkan lomba taekwondo ini?"
"Apa pandangan Anda terkait kebiasaan makan cokelat setiap hari?"
Â
2. When
When berarti "kapan" peristiwa yang kita beritakan itu terjadi. Dalam poin ini, kita dapat menggunakan hampir semua satuan waktu, mulai hari, tanggal, tahun, hingga jam berapa berlangsungnya peristiwa tersebut.
Makin detail informasi waktu yang disampaikan, makin baik. Unsur "kapan" juga bermanfaat untuk membantu aparat penegak hukum dalam mengusut adanya peristiwa.
Contoh pertanyaan:
"Kapan dibukanya wisata bermain anak di Jakarta?"
"Pada pukul berapa kecelakaan itu terjadi?"
Â
3. Where
Where artinya "di mana" peristiwa tersebut berlangsung. Dalam menuliskan lokasi, kita harus menuliskannya sedetail mungkin.
Unsur "di mana" untuk mendukung pembaca dalam memahami alur cerita disertai keterangan tempat yang jelas atas suatu peristiwa.
Contoh pertanyaan:
"Di mana kasus penjambretan itu terjadi?"
"Di mana sarang burung walet yang terkenal mahal itu?"
Advertisement
Prinsip 5W+1H
4. Who
Who atau "siapa" mengacu pada siapa saja orang-orang yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan. Mengetahui sebuah berita atau cerita tidak akan lengkap jika tidak mengetahui siapa yang terlibat di dalamnya.
Contoh pertanyaan:
"Siapa saja yang mengalami cedera serius dalam pertandingan sepak bola?"
"Siapa yang menjadi pemenang MotoGP Mandalika 2022?"
Â
5. Why
Why atau "mengapa" adalah informasi mengenai alasan, latar belakang, atau sebab-musabab peristiwa yang diberitakan itu terjadi. Jurnalis wajib membubuhkan unsur why untuk menjelaskan kepada pembaca alasan terjadinya suatu peristiwa.
Contoh pertanyaan:
"Mengapa dia pergi padahal waktu sudah tengah malam?"
"Mengapa ia datang terlambat ke sekolah pagi ini?"
Â
6. How
How adalah "bagaimana" peristiwa yang diberitakan tersebut bisa terjadi. Dalam istilah umum, how adalah urutan kronologis dari peristiwa yang kita beritakan.
Penulis diminta untuk menjabarkan bagaimana proses terjadinya peristiwa tersebut, serta dapat mendukung pernyataan atas unsur "mengapa" yang telah dijabarkan sebelumnya.
Contoh:
"Bagaimana proses evakuasi korban longsor di Bogor, Jawa Barat?"
"Bagaimana kiat untuk mulai belajar menulis cerpen?"
Â
Sumber: Kemdikbud
Baca artikel seputar edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.