Sukses


Indonesia Cuma Dapat 7 Medali Emas di Asian Games 2022, NOC Lakukan Evaluasi demi Olimpiade 2024

Bola.com, Hangzhou - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) menilai hasil Tim Indonesia di Asian Games 2022 Hangzhou, China, perlu menjadi catatan bersama menuju Olimpiade 2024.

Organisasi olahraga pimpinan Raja Sapta Oktohari itu menganggap seluruh stakeholder dapat duduk bersama dan melakukan evaluasi guna perkembangan olahraga Indonesia.

Ketua NOC, Raja Sapta Oktohari, menjelaskan Tim Indonesia di Asian Games 2022, baik torehan impresif yang ditunjukkan oleh para atlet, mesti menjadi bahan evaluasi yang perlu segera diperbaiki untuk Olimpiade 2024.

Olimpiade 2024 akan digelar di Paris, Prancis, pada 26 Juli-11 Agustus tahun depan yang kemungkinan bakal mempertandingkan 32 cabang olahraga (cabor) dan 329 pertandingan.

"Kami mendapat banyak referensi dari Asian Games 2022 untuk bahan evaluasi menuju Olimpiade. Pulang dari sini, kami harus duduk bersama dan mengevaluasi perbaikan-perbaikan yang perlu kami lakukan," imbuh Raja Sapta.

"Olimpiade 2024 tinggal satu tahun lagi dan kualifikasi sudah berjalan. kami harus mengoptimalkannya," kata pria yang karib dipanggil Okto tersebut.

2 dari 6 halaman

Meleset dari Target Jokowi

Tim Indonesia menutup Asian Games 2022 dengan raihan tujuh medali emas, sebelas perak, dan 18 perunggu. Dengan hasil tersebut, Merah Putih menduduki ranking ke-13 klasemen akhir dari 41 negara.

Secara torehan keping emas yang diberikan Tim Indonesia, hasil di Hangzhou menjadi yang terbaik sejak Asian Games digelar di luar Indonesia dalam 25 tahun terakhir.

Pada Asian Games Thailand 1998, Merah Putih mendulang enam keping emas, 10 perak, dan 11 perunggu. Hasil ini meleset dari target Presiden RI, Jokowi, yang meminta masuk 10 besar dan keinginan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo, yang mengharapkan 12 medali emas.

3 dari 6 halaman

Apresiasi

Okto juga memberikan apresiasi kepada cabor yang telah mengharumkan nama Indonesia, seperti menembak. Sejak menembak pertama kali dipertandingkan di Asian Games 1954, Tim Merah Putih baru kali ini mendapatkan medali emas.

"Ada juga BMX yang melanjutkan tradisi emas yang dicetak di Asian Games 2018. Wushu impresif di negara asal bela diri ini. Panahan mendapat tiket Olimpiade 2024," imbuh Okto.

"Angkat besi Rahmat Erwin Abdullah meraih medali emas dan mencatat rekor dunia, rekor Asia, dan rekor Asian Games. Speed climbing juga mampu mencatatkan rekor Asian Games, dan perak yang diberikan skateboard, insyaallah, bisa menjadi modal bagi Indonesia lolos kualifikasi Olimpiade 2024," kata Okto.

4 dari 6 halaman

Kecam Netizen

Sementara itu, terkait adanya cabor yang meleset dari target, Okto meminta agar warganet tidak merundung para atlet di media sosial.

"NOC Indonesia tidak membeda-bedakan atlet, baik yang menang dan belum berhasil mendapat perlakuan sama. Saya atas nama pribadi dan NOC Indonesia mengecam warganet yang tidak bertanggung jawab dan menganggu konsentrasi atlet," ungkap Okto.

"Sebab, atlet adalah aset bangsa. Atlet sudah berjuang untuk kita semua, sehingga tidak layak mendapat perlakuan yang tidak baik," terang Okto.

5 dari 6 halaman

Kehadiran CdM

Dia berharap, hasil di Asian Games 2018 dapat menjadi evaluasi untuk Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Okto juga berterima kasih kepada Chef de Mission (CdM) Tim Indonesia di Asian Games 2022 yang juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MenPUPR), Basuki Hadimuljono.

"Kami juga beruntung di Asian Games kali ini adalah Pak Basuki yang menjadi CdM. Beliau adalah MenPUPR yang sekaligus bisa memberi input terhadap olahraga kita dan venue guna latihan dan bertanding para atlet," ujar Okto.

6 dari 6 halaman

Ungkapan Basuki Hadimuljono

Di sisi lain, Basuki berterima kasih atas kepercayaan NOC Indonesia dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI untuk menjadi pemimpin kontingen. Basuki menilai Asian Games 2022 menjadi pengalaman berharga baginya untuk berinteraksi para atlet.

"Saya mohon maaf jika dalam menjalankan tugas, jika ada yang kurang berkenan, kami mohon maaf. Tapi tujuan utama kami adalah melayani atlet. Terkait evaluasi, olahraga tentu ada tolak ukurnya," papar Basuki.

"Di Olimpiade 2014, kami di ranking 17, dan di sini 13. Evaluasinya kami perlu di cabor, pemerintah yang bertanggung jawab harus ditingkatkan. Pertama sarana dan program. Setahu saya, anggaran tidak jadi soal."

"Progam harus dievaluasi, karena anggaran juga pasti menyesuaikan program. Ini yang harus dibenahi jika sasaran kami mau Olimpiade 2024. Saya akan berbicara dengan Kemenpora dan Kementerian Keuangan," kata Basuki.

Video Populer

Foto Populer