Arti Semantik beserta Hubungannya dengan Linguistik

Berikut penjelasan arti semantik beserta hubungannya dengan linguistik, yang perlu dipahami.

Bola.com, Jakarta - Semantik adalah cabang linguistik yang menyelidiki tentang makna bahasa. Semantik juga bisa diartikan sebagai pembelajaran tentang makna atau arti yang terkandung dalam suatu bahasa, kode atau representasi lain.

Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain yaitu sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatik, penggunaan praktis simbol oleh komunitas pada konteks tertentu.

Semantik kebahasaan adalah kajian tentang makna yang digunakan untuk memahami ekspresi manusia melalui bahasa. Bentuk lain dari semantik mencakup semantik bahasa pemrograman, logika formal, dan semiotika.

Kajian formal semantik bersinggungan dengan banyak bidang penyelidikan lain, termasuk leksikologi, sintaksis, pragmatik, etimologi dan lain-lain.

Agar makin paham, berikut penjelasan lebih lanjut tentang semantik, dilansir dari stekom.ac.id, Jumat (13/10/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Semantik dalam Linguistik

Dalam linguistik, semantik adalah subbidang yang dikhususkan untuk kajian tentang makna, seperti yang melekat di tingkat kata, frasa, kalimat, dan unit yang lebih besar dari wacana (disebut teks).

Daerah dasar kajian ini adalah arti dari tanda-tanda, dan kajian tentang hubungan antara unit linguistik yang berbeda dan senyawa; homonim, polisemi, sinonim, antonim, hipernim, hiponim, meronim, metonimia, holonim, paronim.

Perhatian utama adalah bagaimana makna menempel pada potongan yang lebih besar dari teks, mungkin sebagai akibat dari komposisi dari unit yang lebih kecil dari makna.

Secara tradisional, semantik sudah termasuk kajian tentang arti dan referensi denotatif, kondisi kebenaran, struktur argumen, peran tematik, analisis wacana.

3 dari 4 halaman

Masalah pada Penamaan dan Pelabelan dalam Semantik Linguistik

Penamaan dan penafsiran sebuah objek lebih mudah dilakukan pada kelas kata benda (nomina), tetapi akan terasa sulit pada kelas kata sifat (adjektiva) dan kerja (verba), kata benda tidak nyata, kata benda abstrak, serta kata benda yang memiliki makna terkait dengan lainnya.

1. Kesulitan pada nomina dan adjektiva

Contoh:

Kata Adjektiva: cantik, terkenal, baik, jahat. Kata Verba: Berlari, bekerja, melihat, dan sebagainya.

Kata-kata ini dianggap sulit untuk menemukan karakteristik-karakteristiknya secara terperinci. Misalnya pada kata "lari", seseorang harus membayangkan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan lari? Lalu, atribut apa sajakah yang terlibat dalam kegiatan berlari? Apakah itu menggerakkan kaki atau tangan saja?

2. Kata benda yang tidak eksis di dunia nyata, kata benda imajiner

Contoh: kuda tanduk, tuyul, peri, dan lainnya.

Kata-kata benda tersebut merupakan contoh bahwa kata tidak selalu memiliki kaitan makna dengan segala sesuatu yang kita alami di dunia nyata.

Dalam kasus ini, sang pengucap harus terlebih dahulu memisahkan dua jenis dunia yang terdapat di pikirannya, yaitu antara dunia nyata dan dunia imajiner agar mendapatkan makna yang diinginkan.

3. Kata-kata yang tidak termasuk kata benda imajiner maupun fisik

Contoh: Cinta, benci, indah, dan lainnya. Semua ini adalah kata benda, meski bersifat abstrak, dan biasanya kata-kata benda tersebut berdampingan dengan kata benda lainnya. 

4 dari 4 halaman

Masalah pada Penamaan dan Pelabelan dalam Semantik Linguistik

4. Objek yang memiliki makna yang berbeda, tetapi merujuk pada objek yang sama

Contoh: bintang pagi dan bintang sore. Dua objek ini memiliki perbedaan dalam hal kenampakkan dan istilah, tetapi merujuk pada objek yang sama.

5. Kata-kata yang secara visual bersangkutan dan objek-objek lainnya yang pernah kita temui

Contoh: Bangku, bisa berkaitan dengan banyak jenis bangku dengan namanya masing-masing.

Ada dua penjelasan mengenai hal ini:

  • Yang pertama adalah "realist", yang berpendapat bahwa semua benda yang disebut dengan nama yang sama memiliki properti yang sama – bahwa ada beberapa hal baku mengenai bangku, bukit, ataupun rumah.
  • Kedua, pandangan "nominalist", yang berpendapat bahwa setiap kata sama sekali tidak terhubung dengan lainnya, atau mereka memiliki maknanya tersendiri.

6. Kata atau istilah yang memiliki kelas makna yang sudah sewajarnya

Contoh: Singa adalah singa, kucing adalah kucing, zat kimia, dan lainnya.

Akan tetapi, tidak semua kata yang kita kenal hanya terpaku pada satu macam makna.

Contoh: Bloomfiled memaknai garam sebagai campuran zat NaCl. Namun, lazimnya kita mengatakan garam adalah sesuatu yang digunakan untuk memasak sayur, telur dadar, atau lainnya.

 

Sumber: stekom.ac.id

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer