Sukses


5 Contoh Puisi tentang Bullying, Sarat Pesan Moral Positif

Bola.com, Jakarta - Tindakan perundungan atau bullying masih marak terjadi. Padahal, banyak korban yang sudah terdampak.

Di sisi lain, masih banyak pula pelaku bullying yang tidak kapok maupun jera, walau sudah mendapatkan hukuman atas tidakan yang dilakukan.

Ya, bullying sudah menjadi masalah yang sangat serius di kalangan masyarakat. Tindakan semacam ini bisa dijumpai baik di sekolah, tempat kerja, dan bahkan di dunia maya.

Untuk membantu mencegah terjadinya kejadian serupa, kamu bisa membagikan puisi tentang bullying sebagai langkah mengampanyekan antiaksi perundungan tersebut.

Puisi tentang bullying berisi ajakan dan pesan-pesan positif tentang pentingnya empati, keberanian, dan perjuangan untuk mengatasi perundungan.

Berikut lima contoh puisi tentang bullying, yang sarat dengan pesan moral positif, dikutip dari laman Berkaspuisi dan blog.kibrispdr, Selasa (14/11/2023).

2 dari 6 halaman

Stop Membulliku!

Hari-hariku

Menyeruput segelas luka

Menimbun tumpukan hina

Memunguti serpihan duka

Dalam keruhnya telaga air mata

 

Bergelayut kantung mataku yang bungkuk

Pun seolah deretan gigi yang gingsul enggan bersorak sorai

Di tengah kerumunan tawa mereka

 

Ya!

Aku menelan cerca

Aku menikahi cela

Membiarkan murka hanya mewadah di dada

Menukikkan semangkuk iba dalam getar merana

 

Aku ingin meronta!

Namun jemariku telah lebih dahulu kau potong semua

Akupun berharap sama

Membiaskan secuil beda rupa dan tahta

 

Kali ini kubertanya

Apa aku pernah goresmu luka?

Apa kau bahagia kalaku lara?

 

Stop membulliku kawan!!

Bukankah aku juga sama makhluk Tuhan?

3 dari 6 halaman

Bullying di Sekolah

Di sekolah yang penuh dengan remaja

Tak ada yang menyadari

Bahwa di antara mereka ada yang mengalami sakit

Mereka disiksa, dibuli oleh teman-temannya

Tapi siapa yang tahu?

Tidak ada yang peduli

Mereka terus menyakiti

Dengan tawa dan ejekan

Membuat sakit hati yang tidak terlukiskan

 

Tak ada yang mengerti

Betapa sakitnya

Betapa merana hatinya

Betapa tertekan jiwanya

Hingga akhirnya ia merasa tidak ada harapan

Tidak ada tempat untuk bergantung

Kecuali diri sendiri

 

Tapi kita harus bersikap

Tidak boleh diam saja

Harus ada sesuatu yang dilakukan

Untuk menghentikan kekerasan ini

Untuk memberikan harapan kepada mereka yang terluka

Kita harus bersikap

Agar tidak ada lagi yang mengalami bullying.

4 dari 6 halaman

Menghadapi Bullying

Mereka mengejek dan mencaci

Membuat kita merasa malu

Tapi jangan biarkan mereka

Menghancurkan harapanmu

 

Jangan pernah tunduk

Terhadap kekerasan

Bangkit dan tegakkan kepala

Jadilah yang terkuat dari mereka semua

 

Jangan pernah merasa takut

Untuk mengatakan tidak

Karena setiap orang berhak

Untuk hidup damai dan sejahtera

 

Jadilah penolong bagi yang lain

Yang mengalami bullying

Bantulah mereka untuk bangkit

Dan tidak merasa sendiri

 

Jangan pernah merasa takut

Untuk meminta bantuan

Karena ada banyak orang yang siap

Untuk mendengar dan membantumu

 

Jadilah orang yang kuat

Dan jangan pernah takut

Untuk menghadapi bullying

Dan jadilah pahlawan bagi yang lain.

5 dari 6 halaman

Hei Pengganggu

Kenapa, kenapa kamu ingin membuatku menangis? 

Lalu menertawakanku seperti itu

Apakah itu membuatmu merasa baik?

Dengan membuatku merasa sangat buruk?

 

Hei, pengganggu.

Apakah seseorang sudah menyakitimu?

Membuat kamu harga dirimu rendah?

Lalu kamu melampiaskannya kepadaku?

Karena itu membuatmu merasa tinggi                                                                                   

 

Aku yakin kamu takut dan sendirian

Jika kamu melihat ke dalam mataku, kamu akan melihatnya

Hei, pengganggu, kamu sangat mirip denganku.

6 dari 6 halaman

Melawan Si Perundung

Bullying, oh si perundung

Kau pikir itu lucu

Membuat orang lain merasa kecil

Membuat mereka merasa tidak berharga

 

Kata-katamu seperti belati

Membelah jauh ke dalam jiwa mereka

Meninggalkan luka yang akan bertahan seumur hidup

Saat mereka berjuang untuk menjadi utuh

 

Kau mengejek dan meremehkan

Dan tertawa atas penderitaan mereka

Namun sebenarnya, si perundung

Kau yang gila

 

Hati mu kosong

Penuh dengan kemarahan dan kebencian

Namun cinta dan kasih sayang

Adalah yang seharusnya kita rayakan

 

Jadi mari kita berdiri bersama

Dan melawan si perundung

Karena hanya dengan begitu kita akan menemukan

Kedamaian dan harmoni.

 

Sumber: Berkaspuisi, Blog.kibrispdr

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer