Sukses


Mengenal Hantavirus yang Muncul di China dan Perbedaannya dengan Virus Corona

Bola.com, Jakarta - Virus Corona yang kini sudah menjadi pandemi, belum mereda. Kini, muncul virus yang tak kalah menyedot perhatian khalayak luas. Namanya, Hantavirus atau Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS).

Seperti halnya virus Corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang diduga berasal dari Wuhan, China, Hantavirus juga muncul di Negara Tirai Bambu.

Padahal, negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini masih belum pulih sepenuhnya dari serangan virus Corona yang hingga Selasa (24/3/2020) telah menjangkiti lebih dari 81 ribu orang.

Seperti dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention, hantavirus merupakan penyakit pernapasan yang parah dan bisa berakibat fatal pada manusia. Virus ini dibawa oleh tikus.

Mereka yang bersentuhan dengan tikus yang membawa Hantavirus, berisiko terkena HPS. Orang sehat sekalipun berisiko terkena infeksi HPS jika terpapar virus.

Kasus Hantavirus ditemukan di China pada Senin (23/3/2020). Seorang pria dinyatakan meninggal dunia setelah diketahui mengidap Hantavirus.

Kini Hantavirus ramai diperbincangkan sama halnya virus Corona penyebab COVID-19.

Berikut Bola.com menyajikan empat fakta perihal Hantavirus dirangkum dari berbagai sumber, dilansir dari Liputan6, Rabu (25/3/2020).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Virus Disebarkan Tikus

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, Hantavirus adalah keluarga virus yang menyebar terutama oleh tikus dan dapat menyebabkan beragam sindrom penyakit pada manusia.

Dikutip dari Indiatoday, Pusat Informasi Bioteknologi Nasional (NCBI) Amerika Serikat dalam sebuah jurnal, menulis bahwa saat ini jenis Hantavirus mencakup lebih dari 21 spesies. Namun, penyebabnya dari tikus-tikus kecil.

"Hantavirus, di Amerika dikenal sebagai hantavirus 'Dunia Baru' dan dapat menyebabkan sindrom paru hantavirus [HPS]," dikutip dari CDC.

"Hantavirus lainnya, yang dikenal sebagai hantavirus 'Dunia Lama', kebanyakan ditemukan di Eropa dan Asia, dan dapat menyebabkan demam berdarah dengan sindrom ginjal [HFRS]."

Itulah mengapa, baik pria maupun wanita hingga anak-anak sampai orang dewasa bisa tertular virus yang dibawa oleh tikus ini.

3 dari 5 halaman

Gejala Hantavirus

Gejala awal yang muncul jika seseorang positif mengidap Hantavirus adalah tampak kelelahan, demam, dan nyeri otot. Nyeri akan dirasakan di area otot besar seperti paha, pinggul, punggung, dan bahu.

Gejala lainnya yang bisa dirasakan antara lain pusing, kedinginan dan terjadi masalah pada perut seperti diare.

Jika sudah berlangsung beberapa hari, orang yang terjangkit akan merasakan sulit bernapas. Perlu diingat, jika orang yang terinfeksi tidak mengalami pilek, sakit tenggorokan atau ruam.

Gejala tertular berlangsung selama delapan pekan setelah terkena kencing atau tetesan lainnya dari tikus.

4 dari 5 halaman

Bukan Virus Baru

Masih dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, Hantavirus bukan virus baru yang ditemukan setelah COVID-19. Virus dari tikus ini sudah ada sejak 1981, tepatnya saat terjadinya perang Korea.

"Hantavirus pertama kali muncul pada 1950 di perang antara Korea dan Amerika Serikat (sungai Hantan). Ini disebarkan oleh tikus dan menyebar kalau manusia menelan cairan mereka," kata Dr Sumaiya Shaikh, seorang ilmuwan asal Swedia.

Hantavirus bisa ditemukan di seluruh dunia. Virus ini tersebar luas di Asia Timur terutama China, Rusia dan Korea. Di Amerika, Hantavirus menyebabkan penyakit yang berbeda yang dikenal sebagai sindrom paru Hantavirus.

5 dari 5 halaman

Tak Menular Antarmanusia

Belum seelsai masyarakat dunia melawan COVID-19, Hantavirus telah membuat satu pria di China meninggal dunia pada 23 Maret 2020. Pria tersebut merupakan penumpang bus yang tak diungkap namanya, dan berasal dari provinsi Yunna. Dia sedang dalam perjalanan kerja menuju Shandong.

"Dia dites positif terkena #hantavirus. 32 penumpang lain juga jalani tes," tulis berita di Global Times seperti dikutip NY Post.

Dr Sumaiya Shaikh menjelaskan, warga dunia tak perlu panik akan Hantavirus. Virus ini tidak menyebar seperti COVID-19. Virus ini tidak menyebar lewat manusia.

"Jangan panik, kecuali Anda berencana untuk makan tikus," ujarnya.

Badan Pengontrol Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan Hantavirus sangat jarang, tetapi rata-rata kematiannya mencapai 38 persen.

 

Sumber Asli: Berbagai sumber

Disadur dari: Liiputan6 (Penulis: Loudia Mahartika, Editor: Septika Shidqiyyah. Published: 25/3/2020)

Disclaimer:

Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.

Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus Corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer