Sukses


Apa Hukum Meniup Makanan dan Minuman Panas dalam Islam? Ini Penjelasannya

Bola.com, Jakarta - Dalam ajaran Islam, tata cara dan etika dalam mengonsumsi makanan telah diatur secara terperinci. Satu di antara aspek yang diatur ialah etika saat makan atau minum.

Makan dan minum merupakan aktivitas rutin yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Satu di antara aspek yang menarik perhatian adalah hukum meniup makanan dan minuman panas sebelum dikonsumsi.

Meniup makanan dan minuman yang panas tentu saja kerap dilakukan sebagian orang. Bahkan, kita sendiri tanpa disadari mungkin pernah melakukannya.

Padahal, meniup makanan ataupun minuman yang panas ini tidak diperbolehkan berdasarkan pendapat ulama.

Demikian halnya dari sisi medis, meniup makanan atau minuman yang masih panas ini membahayakan bagi kesehatan tubuh.

Praktik ini bukan semata-mata sekadar kebiasaan, tetapi memiliki dasar-dasar hukum yang terdapat dalam ajaran Islam. Maka itu, penting bagi umat muslim mengetahui hukum meniup makanan yang masih panas. 

Dengan memahami dasar-dasar hukum ini, diharapkan umat muslim dapat lebih mendalam dalam menghayati nilai-nilai Islam yang mencakup aspek kecil sekalipun dari kehidupan sehari-hari.

Berikut ini penjelasan mengenai hukum meniup makanan dan minuman dalam Islam, dilansir dari kemenag.go.id dan Klikdokter, Rabu (6/12/2023).

2 dari 4 halaman

Hukum Meniup Makanan Panas dalam Islam

Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa meniup makanan panas hukumnya makruh dalam Islam. Pandangan ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad saw. yang berbunyi:

وعن ابن عباس رضي اللّه عنهما أن النبي نهى أن يتنفس في الإناء أو ينفخ فيه

Artinya: "Dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Nabi Muhammad saw. melarang pengembusan napas dan peniupan (makanan atau minuman) pada bejana." (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Berdasarkan hadis itu, Syekh Abu Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalibmengatakanulama Syafi'iyah kemudian memasukkan ke adab mengonsumsi makanan, satu di antaranya tidak mengonsumsi makanan atau minuman dalam keadaan panas.

Seseorang dianjurkan mengonsumsi makanan atau minuman setelah agak dingin.

وَلَا يَأْكُلَهُ حَارًّا حَتَّى يَبْرُدَ

Artinya: "Ia tidak memakannya dalam keadaan panas sampai agak dingin."

3 dari 4 halaman

Hukum Meniup Makanan Panas dalam Islam

Menghindari makanan atau minuman panas memang lebih baik untuk kesehatan. Makanan atau minuman panas dapat menyebabkan iritasi pada lidah, kerongkongan, dan perut.

Iritasi ini dapat menyebabkan rasa sakit, luka, dan bahkan kanker. Solusi terbaik adalah menunggu sampai suhu makanan atau minuman turun hingga mendekati suhu ruangan.

Namun, jika membutuhkan waktu cepat, Anda dapat meniupnya, menggunakan kipas, atau merendam wadahnya.

Jangan menggunakan mulut untuk meniupnya, sebaimana dijelaskan oleh Syekh Manshur Al-Bahuti,dalam kitab Kasysyaful Qina ‘an Matnil Iqna, berikut:

وَ يُكْرَه (التَّنَفُّسُ فِي إنَاءَيْهِمَا) لِأَنَّهُ رُبَّمَا عَادَ إلَيْهِ مِنْ فِيهِ شَيْءٌ (وَأَكْلُهُ حَارًّا) لِأَنَّهُ لَا بَرَكَةَ فِيهِ كَمَا فِي الْخَبَرِ (إنْ لَمْ تَكُنْ حَاجَةٌ) إلَى أَكْلِهِ حَارًّا فَيُبَاحُ

Artinya: "Meniup wadah keduanya (makanan atau minuman) dimakruh karena sering kali sesuatu (racun/karbon dioksida) di mulut kembali ke wadah. Demikian juga makruh mengonsumsinya dalam keadaan panas karena tidak mengandung keberkahan di dalamnya sebagaimana di hadis jika tidak ada hajat untuk mengonsumsinya dalam keadaan panas. (Tetapi jika ada hajat), maka itu dimubah."

4 dari 4 halaman

Bahaya Meniup Makanan dan Minuman bagi Kesehatan

Mengutip Klikdokter.com berikut dua alasan mengapa tidak boleh meniup makanan yang masih panas sebelum dimakan:

Berpotensi Mengganggu Kesehatan

Meniup makanan panas dapat mentransfer mikroorganisme berbahaya. Terdapat studi yang meneliti jumlah mikroorganisme pada makanan panas yang ditiup dan tidak ditiup.

Didapatkan hasil perbedaan yang signifikan antara keduanya, yaitu lebih banyak mikroorganisme pada (makanan) yang ditiup.

Selain itu, meniup makanan panas dapat menyebabkan kontaminasi mikroorganisme penyebab penyakit. Jadi, tidak boleh meniup makanan panas. Itu lebih kepada kuman yang ada di mulut atau bakteri di dalam mulut bisa berpindah ke dalam makanan.

Mengganggu Keseimbangan Asam dalam Tubuh

Saat meniup makanan, tubuh akan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO).

Karbon dioksida yang dilepaskan bereaksi dengan partikel air (H2O) di dalam makanan dan menghasilkan pembentukan asam karbonat (H2CO3).

Karbon monoksida itu sendiri saja sudah beracun. Jadi, jika mengonsumsi makanan setelah meniupnya, tubuh Anda akan kemasukan lebih banyak asam karbonat dan karbon monoksida.

Hal tersebut berisiko mengganggu keseimbangan asam atau alkali tubuh, yang mengakibatkan ketakseimbangan metabolisme.

 

Sumber: Kemenag, Klikdokter (Published: 28/1/2021)

Baca artikel seputar Islami lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer