Sukses


Pengertian Sleep Apnea beserta Faktor Risiko, Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Bola.com, Jakarta - Sleep apnea adalah gangguan tidur yang ditandai dengan hentinya pernapasan seseorang selama minimal 10 detik hingga beberapa menit saat tidur, yang dapat mengganggu tingkat oksigen dalam tubuh.

Akibatnya, tubuh seseorang pengidap sleep apnea dapat memicu mekanisme terbangun secara spontan untuk membuka saluran napas yang terhalang, sementara otak juga memberikan sinyal terjaga.

Pada kondisi ini, pengidapnya akan mengalami gangguan pernapasan yang berulang-ulang sehingga tidur tidak cukup nyenyak dan tidak memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.

Sleep apnea dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa, terutama pada laki-laki yang berusia di atas 40 tahun dan memiliki kelebihan berat badan.

Itulah sedikit penjelasan tentang apa itu sleep apnea. Berikut ini rangkuman tentang sleep apnea yang menambah ilmu atau wawasan, Kamis (18/4/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Faktor yang Meningkatkan Risiko Sleep Apnea

  • Kelebihan Berat Badan

Obesitas meningkatkan risiko apnea tidur. Deposit lemak di sekitar saluran napas bagian atas dapat menghalangi pernapasanmu.

  • Lingkar Leher

Orang dengan leher yang lebih tebal mungkin memiliki saluran udara yang lebih sempit.

  • Saluran Udara yang Sempit

Kamu mungkin mewarisi tenggorokan yang sempit secara genetik. Situasi ini membuat amandel atau kelenjar gondok juga dapat memperbesar dan menghalangi jalan napas, terutama pada anak-anak.

  • Jenis Kelamin

Laki-laki 2-3 kali lebih mungkin mengalami sleep apnea daripada wanita. Namun, perempuan meningkatkan risikonya jika mereka kelebihan berat badan dan risiko mereka juga tampak meningkat setelah menopause.

  • Usia yang Bertambah

Sleep apnea terjadi secara signifikan lebih sering pada orang dewasa yang lebih tua.

  • Sejarah Keluarga

Memiliki anggota keluarga dengan sleep apnea dapat meningkatkan risiko kamu mengidap.

  • Penggunaan Alkohol atau Obat Penenang

Zat-zat ini mengendurkan otot-otot di tenggorokan yang dapat memperburuk sleep apnea.

  • Merokok

Perokok tiga kali lebih mungkin mengalami apnea tidur obstruktif daripada orang yang tidak pernah merokok. Merokok dapat meningkatkan jumlah peradangan dan retensi cairan di saluran napas bagian atas.

  • Hidung Tersumbat

Jika kamu mengalami kesulitan bernapas melalui hidung, baik dari masalah anatomi atau alergi, sangat mungkin mengembangkan sleep apnea.

3 dari 5 halaman

Gejala Sleep Apnea

Pada banyak kasus, pengidap tidak menyadari dirinya mengalami gejala sleep apnea. Gejala tersebut justru disadari oleh orang yang tidur sekamar dengan pengidap.

Beberapa gejala umum yang muncul saat pengidap sleep apnea sedang tidur adalah:

  • Mengorok dengan keras.
  • Berhenti bernapas selama beberapa kali ketika sedang tidur.
  • Tersengal-sengal berusaha mengambil napas atau sesak napas saat sedang tidur.
  • Terbangun dari tidur akibat merasa tercekik atau batuk-batuk di malam hari.
  • Sulit tidur (insomnia).

Selain gejala yang muncul saat tidur, pengidap sleep apnea bisa merasakan keluhan setelah bangun dari tidur, seperti:

  • Terbangun dengan mulut yang terasa kering.
  • Sakit kepala ketika baru bangun tidur.
  • Merasa sangat mengantuk di siang hari.
  • Sulit berkonsentrasi, belajar, atau mengingat sesuatu.
  • Mengalami perubahan mood dan mudah marah.
  • Mengalami penurunan libido.
4 dari 5 halaman

Penyebab Sleep Apnea

  • Sleep Apnea Obstruktif (OSA)

Sleep apnea obstruktif terjadi ketika otot di belakang tenggorokan terlalu rileks. Kondisi ini membuat saluran pernapasan menyempit atau menutup saat menarik napas, misalnya karena lidah tertelan.

  • Sleep Apnea Sentral (CSA)

Sleep apnea sentral terjadi ketika otak tidak dapat mengirimkan sinyal dengan baik ke otot yang mengontrol pernapasan. Hal ini menyebabkan pengidap tidak bisa bernapas selama beberapa waktu.

  • Sindrom Sleep Apnea Kompleks

Dikenal sebagai treatment-emergent central sleep apnea, yang terjadi ketika seseorang memiliki OSA dan CSA.

5 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Sleep Apnea

  • Melakukan Diet

Sleep apnea menyerang orang yang memiliki berat badan berlebih. Untuk mengurangi gejalnya, kamu dapat melakukan diet untuk mengurangi kadar lemak dalam tubuh.

Lemak berlebih dapat menghalangi jalur pernapasan. Apabila jalur penapasan terhambat, otomatis aliran oksigen ke otak juga menjadi terhambat sehingga timbul kondisi sleep apnea. Oleh karena itu, mengatur pola makan penting bagi pengidap sleep apnea.

  • Tidur Hadap Samping

Bagi pengidap sleep apnea yang memiliki kebiasaan tidur telentang atau tengkurap, cobalah untuk mengubah untuk mengubah posisi tidur menyamping.

Tidur menyamping akan lebih memudahkan udara mengisi saluran pernapasan. Posisi tidur menyamping adalah posisi terbaik untuk melancarkan pernapasan.

  • Olahraga

Di samping diet, hal berikutnya yang bisa kamu terapkan untuk menurunkan berat badan dan mengurangi gejala sleep apnea adalah olahraga yang teratur.

Olahraga dapat membantu otot pada bagian pernapasan bekerja dengan normal dan kadar lemak dalam tubuh yang berkurang akan melancarkan saluran penapasan.

  • Stop Merokok

Rokok dapat memperberat kerja paru-paru sehingga bisa menyebabkan kondisi sleep apnea. Bagi kamu perokok, disarankan untuk menghentikan aktivitas tersebut jika tidak ingin keadaan sleep apnea makin parah.

Bukan hanya itu, kebiasan merokok memiliki dampak buruk lain bagi kesehatan.

 

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer