Bola.com, Jakarta - Bulan Zulhijah, selain menjadi momen istimewa bagi umat muslim untuk melaksanakan ibadah haji dan kurban, juga membuka peluang untuk mengqada puasa Ramadan yang terlewatkan.
Menunaikan puasa qada Ramadan di bulan Zulhijah memiliki keutamaan dan pahala yang berlipat ganda. Keutamaan dan pahala yang melimpah menjadi motivasi untuk meraih keberkahan di bulan istimewa ini.
Advertisement
Bagi umat muslim yang memiliki utang puasa Ramadan, disarankan untuk segera menunaikannya di bulan Zulhijah. Perlu diperhatikan, mengqada puasa Ramadan boleh dilakukan berbarengan.
Namun, niat puasa qada Ramadan tidak boleh dicampur dengan niat puasa sunah Zulhijah. Sebab, mengqada itu hukumnya wajib.
Di sisi lain, mengqada puasa Ramadan juga harus didahulukan ketika seorang muslim ingin menunaikan puasa sunah Tarwiyah dan Arafah yang juga dilaksanakan di bulan yang sama.
Berikut niat puasa qada Ramadan di bulan Zulhijah, lengkap dengan aturannya yang bisa dipahami umat muslim, Selasa (11/6/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Niat Puasa Qada Ramadan
نَوَيْrameُ صَوْم mengambil غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ iksaan
“Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ.”
Artinya: "Aku bermaksud untuk mengqada puasa Bulan Ramadan karena Allah ta'ala."
Niat membaca harus dilakukan pada malam harinya atau saat makan sahur, sebagaimana puasa di bulan Ramadan. Syarat ini mendasarkan pada hadis Rasulullah saw.
من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له
Artinya: "Siapa yang tidak menetapkan niat sebelum fajar maka tiada puasanya."
Advertisement
Aturan Menunaikan Puasa Qada Ramadan
Setelah mengetahui niat mengqada puasa Ramadan, ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan. Satu di antara yang sering ditanyakan yakni apakah harus dilakukan secara berurutan.
Secara umum, aturan ini telah dijelaskan dalam QS. Al Baqarah ayat 184, mengqada puasa Ramadan wajib dilaksanakan sebanyak hari yang ditinggalkan.
Sedangkan aturan mengenai wajib tidak dilakukan secara berurutan, ada dua pendapat yang berbeda. Pertama, sebagian ulama menyatakan hari puasa yang ditinggalkan secara berurutan maka wajib diganti secara berurutan pula.
Pendapat kedua menyatakan bahwa mengganti puasa tidak harus dilakukan secara berurutan. Hal ini karena tidak ada satu dalil yang menyatakan secara pasti terkait hal tersebut.
Aturan lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah hari yang ditinggalkan. Lalu, bagaimana jika umat muslim lupa dengan jumlah hari yang ditinggalkan tersebut? Ini merupakan kondisi yang banyak ditemukan.
Pada kondisi ini, disarankan untuk menentukan hari yang paling maksimal. Sebab, kelebihan mengganti puasa yang dilakukan dinilai lebih baik dibandingkan dengan kurang hari.
Kelebihan mengqada puasa bisa menjadi ibadah sunah tersendiri. Apalagi, hal tersebut bisa menambah amalan pahala.
Ini juga menjadi solusi terbaik saat umat muslim lupa atau tidak mengetahui dengan pasti jumlah hari yang ditinggalkan. Baik pada bulan Ramadan tahun ini ataupun tahun sebelumnya.
Dapatkan artikel Islami berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.