Cerita SEA Games 2025: Menemukan Kehangatan dan Slow Living Chiang Mai dari Cerita Warga Lokal

Ning mengisahkan hari-hari yang dipenuhi pemandangan warga berjalan menuju kuil dengan pakaian adat yang anggun, sementara yang lain mengantar anak atau saudari ke rumah nenek sebelum berangkat bekerja. Dia mendeskripsikan keluarga sebagai pusat kehidupan yang dijaga erat oleh warga Chiang Mai.

"Biasanya saya tidak sering keluar, tapi ketika saya melihat tradisi mereka, mereka memakai pakaian adat yang sangat indah, pakaian-pakaian yang cantik, dan pergi ke kuil untuk melakukan beberapa aktivitas, dan ada juga orang-orang yang punya keluarga, mereka membawa anak perempuan atau saudari mereka ke nenek untuk dijaga, lalu mereka pergi bekerja, ya, seperti itu, dan saya tidak tahu. Keluarga itu nomor satu, menurut saya. Ya, kalau mereka libur, mereka pergi bersama untuk jalan-jalan, ya, makan bersama, begitu," imbuh Ning.

Kota ini, menurut Ning, memiliki budaya lalu lintas yang patuh karena hampir tidak ada orang yang membunyikan klakson, suatu kebiasaan yang mencerminkan kedisiplinan dan kehati-hatian warga dalam menjaga kenyamanan bersama. Dalam sepuluh tahun tinggal di sini, Ning mengaku tak pernah mendengar klakson yang lazim terdengar di kota-kota besar lain.

"Jadi di Chiang Mai, saya tinggal selama 10 tahun, dan saya tidak pernah melihat orang-orang Chiang Mai membunyikan klakson, beep beep, sebelumnya," ucapnya.

Menurut Ning, warga lebih memilih menunjukkan ketidaksenangan dengan teriakan pendek atau gumaman ringan kepada teman, bukan klakson, karena suara itu dianggap bisa memicu situasi tidak menyenangkan. Mayoritas warga lebih memilih menahan diri daripada membuat keributan yang bisa berujung konflik.

"Ya, saya tidak tahu, tapi kalau ada yang menyetir buruk, mereka biasanya berteriak, 'Hei, kamu sedang apa? Kenapa kamu lakukan itu?; Ya, tapi mereka tidak beep beep beep beep. Kadang saya lihat ada yang teriak, tapi sangat sedikit, mungkin 10 persen, dan 90 persennya tidak teriak, tidak beep beep beep beep. Saya tidak tahu kenapa, karena kebanyakan orang bilang orang Chiang Mai itu sopan," imbuhnya.

Ning mengatakan bahwa masyarakat menghindari tindakan yang dapat menarik perhatian negatif, dan membunyikan klakson justru bisa menjadi pemicu masalah baru di jalan. Ketenangan menjadi nilai yang dijaga, dan warga memahami bahwa menghindari konflik sama pentingnya dengan mematuhi aturan lalu lintas.

"Ya, karena kalau kamu beep beep, saya rasa 99 persen itu jadi masalah. Ya. Kamu akan mendapat masalah. Jadi kalau kamu membunyikan klakson, kalau saya membunyikan klakson kepada kamu, kamu bisa turun dari mobil dan menunjuk-nunjuk sambil berteriak, jadi tarik-menarik perhatian, ya. Dan itu sebabnya mereka tidak membunyikan klakson," ungkapnya.

Selain membahas kehidupan sehari-hari warga, Ning juga menggambarkan keragaman wisatawan yang datang ke Chiang Mai, dengan turis China sebagai pengunjung terbanyak sepanjang tahun. Kota ini menjadi tempat pertemuan berbagai budaya dari Asia hingga Eropa.

"Saya rasa orang China. Ya. Tahun lalu, orang China itu 60 % dari pengunjung di sini. Sebagian lagi, ya, ada Korea Selatan, Jepang. Saya pikir yang paling, paling, paling banyak itu orang China. Dari Amerika Serikat dan Eropa juga," ungkap Ning

Ketika menyinggung keberadaan orang Indonesia, Ning menjelaskan bahwa sebagian yang ia temui adalah mahasiswa program pertukaran. Dia melihat mayoritas orang Indonesia sangat ramah.

"Ya, ada rombongan yang datang ke sini. Mereka tinggal selama seminggu, tapi itu rombongan mahasiswa. Mahasiswa dari, saya rasa program pertukaran dari Universitas Chiang Mai. Mereka juga membawa mahasiswa ke sini. Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, hingga Singapura," terangnya.

Ning membagikan sedikit penjelasan tentang Hari Konstitusi yang diperingati setiap 10 Desember dan menjadi hari libur nasional bagi instansi pemerintah. Perayaan itu tidak terlalu terasa di bisnis kecil, tetapi tetap menjadi bagian penting dari kalender kenegaraan Thailand.

"Ini adalah hari libur nasional. Untuk memperingati, pengesahan konstitusi. Hari pengesahan konstitusi. Ya. Thailand mengadopsi konstitusinya pada 10 Desember. Pemerintah, bank, banyak instansi tutup hari ini. Pada Hari Konstitusi, itu berarti sekolah, universitas, semua instansi pemerintah, bank, sekolah, universitas, libur," kata Ning menutup pembicaraan.