Sukses


    Keragaman Timnas Indonesia dan Pemburu Medali Emas SEA Games

    Bola.com, Kuala Lumpur - Timnas Indonesia U-22 saat ini sudah berada di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk bertarung mengejar medali emas SEA Games 2017. Setelah selama tujuh bulan terakhir menjalani pemusatan latihan, tim asuhan Luis Milla itu siap memperlihatkan menyatunya beragam karakter khas Indonesia di dalam generasi emas Timnas Indonesia.

    Luis Milla membawa 20 pemain plus 1 kiper cadangan ke Malaysia, yang baru ditentukan pada Jumat (11/8/2017). Luis Milla, seperti diungkapkan asistennya, Bima Sakti, merasa berat melepas empat pemain yang mengikuti pemusatan latihan dan harus ditinggal karena regulasi pembatasan pemain di SEA Games 2017.

    Dari empat pemain yang ditinggal, Luis Milla sangat kehilangan Bagas Adi Nugroho yang merupakan salah satu benteng tangguh yang dimiliki Tim Garuda Muda. Bagas Adi mengalami cedera yang sudah menderanya sejak pertandingan terakhir Kualifikasi Piala Asia U-23 2018 pada 23 Juli 2017.

    Bagas Adi pun ikhlas tak ikut terbang ke Malaysia, dan Ricky Fajrin yang semula dipersiapkan untuk mengisi posisi bek kiri dipersiapkan menggantikan posisi Bagas. Kini di lini pertahanan Tim Garuda Muda ada Hansamu Yama Pranata, yang sekaligus menjadi kapten tim, Ryuji Utomo, Andy Setyo, Rezaldi Hehanussa, Gavin Kwan Adsit, Putu Gede Juni Antara, dan Ricky Fajrin.

    Benteng-benteng pertahanan itu akan mengawal area pertahanan Tim Garuda Muda dari serbuan lawan-lawan yang mengancam gawang yang akan dikawal oleh Satria Tama, Kurniawan Kartika Ajie, atau Mochammad Dicky Indriyana.

    Sementara di lini tengah, Hanif Abdurrauf Sjahbandi, Muhammad Hargianto, dan Asnawi Mangkualam Bahar menjadi pilihan Luis Milla untuk membantu pertahanan. Evan Dimas Darmono dan Septian David Maulana membantu penyerangan, di mana Indonesia hanya memiliki dua striker, yaitu Marinus Mariyanto Wanewar dan Ezra Walian.

    Demi memaksimalkan pola permainan cepat dengan mengandalkan para pemain sayap yang cekatan, Luis Milla membawa cukup banyak pemain berkaki cepat. Saddil Ramdani, Osvaldo Ardiles Haay, Febri Hariyadi, dan Yabes Roni yang juga bisa diplot di posisi striker.

    Luis Milla membawa ke-21 pemain tersebut dengan pertimbangan sesuai dengan pola permainan yang dikembangkannya, dari 4-3-3 yang bisa sedikit dimodifikasi menjadi 4-2-3-1. Namun, keyakinan akan bisa berbicara banyak di SEA Games 2017 sempat diungkapkan oleh asisten pelatih Bima Sakti.

    "Seperti yang pernah saya katakan, Timnas Indonesia U-22 ini merupakan generasi emas. Saya merasa timnas ini punya komposisi yang sangat lengkap di dalamnya," ujar Bima Sakti, belum lama ini.

    Pemain Timnas Indonesia U-22, Saddil Ramdani dan Hansamu Yama, bercanda saat latihan di Lapangan SPH Karawaci, Banten, Jumat (11/8/2017). Ini merupakan latihan terakhir sebelum berangkat ke Malaysia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

    Timnas Indonesia U-22 tergabung di Grup B yang terdiri dari enam tim peserta. Evan Dimas Darmono dkk. akan menghadapi Thailand, Filipina, Timor Leste, Vietnam, dan Kamboja, sebagai langkah awal mengejar medali emas pertama sejak 1991.

    Bicara persiapan yang sudah dilakukan sejak Februari 2017, Indonesia merupakan yang paling panjang melakukan persiapan, termasuk real preparation, ketika mengikuti Kualifikasi Piala Asia U-23 2018. Saat itu Luis Milla benar-benar bisa mengukur kemampuan para pemain di pertandingan yang sesungguhnya, selain melalui sejumlah laga uji coba lokal dan tiga uji coba internasional.

    Kegagalan pada Kualifikasi Piala Asia U-23 setidaknya bukan akhir dari segalanya. Meski kalah 0-3 dari Malaysia saat itu, Evan Dimas Darmono dkk. bisa menahan imbang tanpa gol Thailand pada pertandingan terakhir. Hal tersebut tentu menjadi persiapan yang sangat bagus bagi anak-anak asuh Luis Milla agar lebih siap menghadapi SEA Games 2017 yang menjadi tujuan utama program jangka pendek mereka.

    Kini tidak ada lagi waktu persiapan lebih panjang. Arena pertarungan yang sebenarnya sudah dekat. Hansamu Yama Pranata dkk. harus memperlihatkan hasil dari latihan selama kurang lebih enam bulan.

    Lima pertandingan pertama pada babak grup harus dilalui Timnas Indonesia U-22 dengan tekad baja lolos ke semiifinal dan kemudian berupaya terbang tinggi hingga partai puncak demi menyabet emas yang sudah 26 tahun tak kunjung kembali.

    2 dari 3 halaman

    Menyatukan Karakter Keberagaman Indonesia

    Para pemain pilihan Luis Milla yang berangkat ke Malaysia merupakan skuat yang penuh kekompakan. Berawal dari seleksi pertama yang digelar pada Februari 2017, kini para pemain Timnas Indonesia U-22 menyatu baik di dalam maupun di luar lapangan.

    Tawa dan canda seluruh pemain pun kerap terlihat dalam pemusatan latihan dan ada pemain yang membentuk kelompok-kelompok kecil. Keyakinan diakui oleh salah satu gelandang Timnas U-22 bahwa mereka bisa kompak memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

    "Saya merasa ada peningkatan di segala aspek di dalam tim ini. Tim ini sangat kompak. Saya pribadi sangat optimistis, apalagi dengan semua persiapan yang sudah kami jalani. Saya optimistis bisa meraih hasil terbaik," ujar Hanif Sjahbandi.

    Kekompakan itu pun bukan sebuah hal yang instan tercipta. Striker Marinus Mariyanto Wanewar, mengaku kekompakan yang diciptakan oleh dirinya dan rekan-rekan setimnya tak lepas dari pentingnya beradaptasi dengan semua pemain yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

    Marinus Wanewar, yang memiliki postur tubuh tinggi dan besar, merasa bersyukur karena pada akhirnya Luis Milla membuatnya seperti menemukan keluarga baru bersama pemain-pemain Timnas Indonesia U-22 lainnya.

    "Kekompakan yang kami rasakan sekarang sudah seperti keluarga, sangat luar biasa. Kekompakan itu sudah terasa baik di luar maupun di dalam lapangan. Bangga sekali bisa bermain di Timnas Indonesia ini," ujar Marinus.

    PemainTimnas Indonesia U-22, Ryuji Utomo dan Febri Hariyadi, tertawa usai latihan di Lapangan SPH Karawaci, Banten, Kamis (10/8/2017). Latihan dilakukan sebagai persiapan jelang SEA Games 2017 Malaysia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

    Kekompakan itu datang bukan tanpa upaya. Marinus mengakui bahwa sejak awal bergabung dalam pemusatan latihan bersama Timnas Indonesia U-22, ia harus beradaptasi dengan banyak pemain yang memiliki karakter berbeda-beda. "Puji Tuhan semakin ke sini saya merasa lebih baik, baik bersama teman-teman maupun pelatih," ujarnya.

    "Kami sama-sama satu tujuan ke sini untuk membela Indonesia. Berbeda agama, berbeda suku, bagi saya itu tidak penting. Hal yang paling penting adalah tujuan kita membawa nama Indonesia bisa lebih baik lagi melalui sepak bola," lanjut pemain kelahiran Sarmi, Papua, itu.

    Harus diakui kalau Timnas Indonesia U-22 ini menjadi contoh yang sangat baik dalam hal kekompakan. Rivalitas Persija dan Persib yang panas di level klub, mencair berkat kebersamaan yang diperlihatkan Febri Hariyadi dan Ryuji Utomo saat pemusatan latihan. Belum lagi keseruan para pemain dari Aceh hingga Papua yang kerap bercanda bersama-sama sebelum dan setelah latihan dimulai, dan ketika serius dan saling dukung saat latihan berjalan.

    "Kami satu sama lain saling membutuhkan, tentu tidak ada anggapan dia berasal dari suku mana dan saya dari mana. Kami ini Indonesia, jadi harus terus bersatu untuk bangsa ini," ujar Miftahul Hamdi, salah satu pemain yang akhirnya harus dicoret oleh Luis Milla karena terlalu banyak stok di posisi pemain sayap.

    Rezaldi Hehanussa, bek kiri Persija Jakarta yang baru bergabung dalam pemusatan latihan kurang lebih tiga bulan terakhir, mengaku optimistis dengan kualitas Timnas Indonesia U-22. Meski tergolong pemain yang belakangan bergabung, pemain yang akrab disapa Bule itu melihat keberagaman karakter pemain menurutnya sangat mendukung Timnas Indonesia untuk menjadi semakin kuat.

    "Kekompakan tim ini bagus, pemain dari daerah berbeda-beda beradaptasi baik dan kerap bercanda bersama. Melihat keberagaman yang ada, pemain dari Makassar tentu berbeda dengan pemain dari Jawa. Begitu pun pemain dari Maluku yang punya sifat berbeda dengan yang berasal dari Aceh. Namun, semua itu justru menyatukan karakter-karakter yang kami miliki dan membuat kami justru semakin optimistis," ujar Bule. 

    3 dari 3 halaman

    Jalan Terjal Harus Dilalui untuk Medali Emas

    Perjuangan Timnas Indonesia U-22 di Malaysia tidak akan mudah. Hal itu sudah terasa sejak pengundian babak grup SEA Games 2017. Regulasi pengundian menguntungkan Malaysia, seperti halnya tuan rumah SEA Games edisi-edisi sebelumnya. Malaysia pun benar-benar mendapatkan keuntungan dengan masuk ke Grup A bersama Singapura, Myanmar, Brunei Darussalam, dan Laos.

    Sementara Grup B akhirnya disebut sebagai grup neraka setelah Thailand, Vietnam, dan Indonesia tergabung di dalamnya. Selain ketiga tim tersebut, ada tiga tim lain, yaitu Filipina, Kamboja, dan Timor Leste, yang melengkapi peserta Grup B.

    Satu pertandingan lebih banyak yang harus dijalani oleh para peserta dari Grup B membuat perjalanan yang harus dilalui oleh Hansamu Yama Pranata dkk. menjadi lebih berat. Thailand akan menjadi penghadang pertama Timnas Indonesia U-22 pada 15 Agustus 2017 sebelum Filipina akan menjadi ujian kedua tim asuhan Luis Milla di laga yang dimainkan pada hari peringatan kemerdekaan Indonesia.

    Namun, Timnas Indonesia U-22 tetap optimistis. Bahkan mantan pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011 dan 2013, Rahmad Darmawan, merasa bergabungnya Indonesia di Grup B bisa menguntungkan.

    Jika Thailand dan empat tim lain bisa dihadapi dengan baik dan Indonesia lolos ke semifinal, pelatih yang akrab disapa RD itu optimistis walau ada anggapan Evan Dimas Darmono dkk. akan lebih lelah ketimbang tim yang akan dihadapi di semifinal.

    Para pemain Timnas Indonesia U-22 mengangkat gawang sebelum latihan di Lapangan SPH Karawaci, Banten, Kamis (10/8/2017). Latihan dilakukan sebagai persiapan jelang SEA Games 2017 Malaysia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

    "Jika Indonesia bisa lolos dari babak grup, saya justru yakin kami bisa juara. Memang di babak grup akan bermain dua hari sekali dan lima pertandingan itu melelahkan. Jika lolos, akan ada satu hari tambahan untuk recovery dan itu akan menguntungkan kita agar bisa kembali bugar di laga semifinal," ujar RD.

    Selain itu, masa recovery yang lebih lama yang didapatkan oleh tim dari Grup A menuju semifinal berpotensi membuat mereka mulai mengalami penurunan performa yang lebih besar dari tim-tim yang berasal dari Grup B. Namun, itu semua juga akan kembali kepada bagaimana Luis Milla memaksimalkan momentum kapan memainkan pemain-pemain terbaik, kapan melakukan rotasi, dan kapan harus mengistirahatkan para pemainnya.

    Sementara itu, para pemain Timnas Indonesia U-22 mengakui beratnya perjalanan yang harus mereka lalui di Grup B. Namun, Evan Dimas Darmono sempat mengungkapkan bahwa sikap optimistis dan tidak meremehkan lawan selain Thailand dan Vietnam akan menjadi salah satu faktor penting perjalanan di SEA Games 2017.

    "Kami optimistis, tapi satu hal yang pasti bukan Thailand dan Vietnam saja yang harus kami waspadai. Kami tidak boleh meremehkan Filipina, Timor Leste, dan Kamboja. Mereka juga punya potensi untuk membuat kami kecewa. Jadi kami harus fokus ke semua lawan yang harus dihadapi, bukan hanya kepada satu atau dua tim lawan saja," ujar Evan Dimas.

    Penantian dan harapan masyarakat Indonesia selama 26 tahun melihat Tim Garuda meraih gelar juara akan diletakkan di pundak Febri Hariyadi dkk. pada dua pekan terakhir Agustus ini. 

    Selamat berjuang, Garuda Muda!

    Video Populer

    Foto Populer