Dulu David Beckham, Kini Jules Kounde Raja Baru Mode di Dunia Sepak Bola

Sejak mengenakan seragam Blaugrana, Kounde menjadikan “tunnel walk” — momen para pemain berjalan memasuki stadion — sebagai ajang pamer gaya personal.

Ini merupakan hal yang lazim di olahraga Amerika, tapi masih terbilang baru di Eropa. Kounde memanfaatkannya secara maksimal, memperlihatkan padu padan busana yang tak jarang sekelas Paris Fashion Week: dari skorts dan rompi rajut tanpa lengan, hingga sepatu boot berhak dan setelan jas elegan.

Tidak hanya mengenakan busana dari brand besar, Kounde juga mendukung desainer muda dan label indie seperti Aimé Leon Dore, serta tampil mengenakan jersey bertema bunga sakura milik timnas Jepang.

Hal ini menjadikan setiap penampilannya bukan hanya pamer gaya, tetapi juga pernyataan budaya dan seni.

Sebagai duta Adidas, Kounde menikmati keuntungan besar dalam menjembatani dunia olahraga dan mode.

Perusahaan ini memang tengah giat membangun citra stylish bersama atlet-atletnya, termasuk lewat kolaborasi seperti Labrum x Adidas x Arsenal atau Stella McCartney x Adidas x Arsenal Women.

Adidas bahkan memproduksi jaket kulit bertema Liga Champions secara khusus untuk Kounde, yang ia kenakan sebelum laga penting musim lalu. Ia juga tampil dalam kampanye sneaker legendaris Adidas Samba.

Kiprah Kounde di dunia fashion tidak hanya sebatas pilihan outfit harian. Pada akhir 2024, ia menjadi wajah kampanye dari label desainer ternama asal Prancis, Simon Porte Jacquemus.

Tidak lama kemudian, ia tampil dalam kampanye debut SR_A Engineered by Zara—kolaborasi mutakhir karya Samuel Ross, sosok yang dikenal sebagai murid mendiang Virgil Abloh dan pendiri A-COLD-WALL.

Kampanye ini difoto oleh Gabriel Moses, fotografer dengan gaya visual sinematik yang belakangan menjadi favorit di dunia fashion. Moses juga menggarap kampanye Adidas Y-3 x Real Madrid bersama Jude Bellingham dan Zinedine Zidane.

Yang membuat perjalanan Kounde semakin mengesankan adalah usahanya menembus industri ini secara organik. Ia diketahui sering mengunjungi butik-butik niche di Paris dan London, mencari item unik tanpa didampingi stylist.

Bahkan ketika pelatih Barcelona saat itu, Hansi Flick, memberlakukan dress code ketat untuk pra-pertandingan, Kounde beradaptasi dengan beralih mengekspresikan gayanya setelah pertandingan.

Puncak pengakuan datang saat Kounde menghiasi sampul mingguan GQ Hype, salah satu majalah gaya hidup terkemuka di Prancis.

Dalam edisi tersebut, ia tampil mengenakan mantel Dior Men, kemeja, celana, sepatu boot hujan, serta dasi dari Prada.

Dalam wawancara eksklusif, ia mendeskripsikan gaya berpakaian pribadinya sebagai streetwear, dengan inspirasi dari tokoh-tokoh kreatif seperti Junya Watanabe, Colm Dillane (KidSuper), Virgil Abloh, dan Pharrell Williams.

GQ menulis, “Pada usia 24 tahun, ia adalah salah satu pesepak bola Prancis paling bertalenta. Selain karier gemilangnya bersama FC Barcelona dan tim nasional, sang duta Adidas muda ini juga telah menjadi sosok kunci dalam inspirasi gaya. Temui kaisar mode yang baru: Jules Kounde.”

Sumber: Sportsverse, Pulseports