Sukses


    Peluang Juara TSC 2016: Kuda Pacu antara Arema dan Sriwijaya FC

    Bola.com, Jakarta - Seusai pekan ke-9 kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo memasuki masa libur hari raya Idul Fitri. Persaingan-pertandingan sengit kompetisi kasta elite akan kembali berputar pada Jumat (15/7/2016). 

    Mengacu pada klasemen sementara, tim yang punya peluang juara mulai terbaca. Perburuan gelar agaknya tidak akan jauh-jauh melibatkan Arema Cronus dan Sriwijaya FC.

    Penampilan kedua tim yang konsisten dalam sembilan pertandingan jadi salah satu alasan Arema dan Sriwijaya FC layak diunggulkan di barisan terdepan sebagai kandidat peraih trofi TSC 2016.

    Walau memang, melihat jarak poin antara tim papan atas, segala kemungkinan bisa terjadi. Tim-tim kuda hitam layaknya Madura United, Pusamania Borneo FC, Bhayangkara Surabaya United, dan Mitra Kukar, masih punya peluang mengusik kemapanan Arema Cronus yang untuk sementara jadi pemimpin klasemen.

    Jangan lupakan juga tim juara Indonesia Super League 2014, Persib Bandung. Walau Tim maung Bandung masih tercecer di jajaran papan tengah, mereka punya kans besar untuk bangkit. Kualitas skuat dan mentalitas juara jadi alasan untuk tidak mengabaikan Persib sebagai kandidat kampiun.

    Bola.com mencoba menganalisa alasan kenapa Arema Cronus serta Sriwijaya FC layak dijagokan berpeluang besar menjadi yang terbaik di akhir musim nanti. Simak alasannya.

    2 dari 4 halaman

    Arema Cronus: Selalu Keluar dari Kemelut

    Arema Cronus jadi tim yang terlihat paling stabil penampilannya dalam sembilan pertandingan TSC 2016. Tim Singo Edan baru sekali mengalami kekalahan, yakni saat bertandang ke markas Mitra Kukar dengan skor 1-2.

    Pada delapan pertandingan lainnya, klub asuhan Milomir Seslija langkah bisa dibilang mulus tanpa rintangan. Saat bermain di kandang sendiri Arema amat sulit ditaklukkan.

    Hamka Hamzah dkk. meraih lima kemenangan di Stadion Kanjuruhan, Malang, dari enam pertandingan kandang yang mereka jalani. Kemenangan yang diraih antara lain saat mengandaskan Persiba Balikpapan (2-0), Bhayangkara SU (3-0), Gresik United (3-1), Persija Jakarta (1-0), dan Semen Padang (1-1). Mereka hanya gagal meraup poin maksimal saat bersua Persipura, dengan raihan skor imbang 0-0.

    Bagaimana dengan rekor tandang? Rekor duel away Arema terhitung lumayan. Dari tiga pertandingan yang Kera-kera Ngalam jalani, mereka hanya sekali kalah, yakni saat bersua Mitra Kukar. Selebihnya Arema menang 1-0 atas PSM Makassar dan bermain imbang 0-0 kontra Madura United.

    Yang membuat  Arema Cronus layak dijagokan memenangi kompetisi adalah kemampuan tim yang satu ini keluar dari masalah. Tim kebanggaan Aremania tersebut berulangkali dihinggapi masalah kehilangan pemain karena cedera.

    Yang paling terasa jelas cedera patah tulang rusuk Cristian Gonzales, saat pertandingan melawan Persiba. Striker naturalisasi berdarah Uruguay tersebut selama beberapa musim terakhir merupakan mesin gol Arema.

    Nyatanya, begitu Gonzales absen, penampilan Arema masih terlihat stabil. Pemain-pemain dari sektor gelandang dan bek mampu menjaga kestabilan produktivitas Arema. Sunarto, Hamka Hamzah, Esteban Vizcarra, Raphael Maitimo, deretan pencetak gol Arema di TSC 2016, walau mereka bukan berposisi sebagai penyerang murni.

    Sebenarnya, jika Gonzales absen Arema masih memiliki striker asal Australia, Gustavo Giron. Sayangnya, ia terlihat belum bisa beradaptasi dengan mulus dengan cara bermain Arema, sehingga produktivitasnya tersendat.

    Kedalaman skuat Arema mempermudah Milomir Sesljika melakukan sistem rotasi. Siapapun pemain yang absen, selalu ada sosok yang menggantikannya. Tentunya dengan kualitas sepadan.

    Arema jadi tim dengan jumlah pemain 'asing' paling banyak di tim. Selain Srdan Lopicic, Esteban Vizcarra, Goran Gancev, Gustavo Giron, yang berstatus sebagai pemain asing, mereka juga memiliki Raphael Maitimo dan Cristian Gonzales yang notabene pemain naturalisasi.

    Mereka ditopang pemain-pemain lokal jempolan macam Ryuji Utomo, Hamka Hamzah, Johan Alfarizi, Benny Wahyudi, Hendro Siswanto, Dendi Santoso, serta Ahmad Bustomi. Dua nama pemain terakhir disebut tengah dibekap cedera. Saat mereka sudah pulih, kekuatan Arema kian bervariasi.

    3 dari 4 halaman

    Sriwijaya FC: Rekor Tandang Mentereng

    Sriwijaya FC menjadi klub yang paling agresif di bursa transfer. Mereka melakukan perombakan besar di jajaran tim. Tim Laskar Wong Kito disesaki pemain-pemain top dengan mentalitas juara.

    Firman Utina, Supardi Nasir, M. Ridwan, Achmad Jufriyanto, merupakan deretan pemain yang jadi tulang punggung Persib Bandung saat juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015. Mereka kini jadi pilar Tim Laskar Wong Kito. Mereka berkolaborasi dengan pemain-pemain asing dengan jam terbang tinggi di pentas sepak bola Tanah Air, macam Hilton Moreira, Alberto Goncalves, da Yoo Hyun-koo.

    Sriwijaya FC juga kian kinclong dengan kehadiran T.A. Musafri, Anis Nabar, Eka Ramdani, Airlangga Sucipto, Ngurah Wahyu, yang pernah punya jam terbang di level Timnas Indonesia. Tim Laskar Wong Kito di TSC 2016 bisa dibilang menampilkan The Dream Team.

    Sejak awal TSC 2016 bergulir, Sriwijaya FC sudah memperlihatkan kelayakannya jadi kandidat juara. Pada laga pembuka mereka hampir saja mempermalukan Persib di hadapan pendukungnya, jika saja Maung Bandung lewat Tantan tidak menyamakan kedudukan pada masa injury time. Skor pertandingan 1-1 jadi modal bagus bagi tim asuhan Widodo C. Putro memulai kompetisi.

    Selanjutnya mereka meraih hasil imbang 0-0 di kandang Persiba Balikpapan. Pertandingan itu sendiri didominasi Sriwijaya FC. Jika tuan rumah tidak bermain kasar, Sriwijaya FC yang banjir peluang sejatinya punya kans besar buat menutup pertandingan dengan kemenangan.

    Kemenangan atas Persija Jakarta dengan skor 3-0 mempertegas Firman Utina cs. jago tandang. Pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, sejatinya dihentikan wasit pada menit 81 karena kerusuhan suporter. Tapi saat dihentikan skor berpihak pada Sriwijaya FC, lewat gol tunggal Hilton Moreira.

    Sriwijaya FC juga sukses mempermalukan Bhayangkara Surabaya United 1-0 di Sidoarjo. Saat melakoni duel away, SFC hanya sekali kalah, yakni saat melawat ke markas Gresik United dengan skor 1-2.

    Anak asuh Widodo C. Putro juga punya rekor mengkilap di kandang. Dari empat pertandingan yang dijalani di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, tiga di antaranya disudahi dengan torehan absolut. Mereka hanya sekali meraih hasil imbang 0-0 saat menjamu Sriwijaya FC.

    Terakhir, mereka mengantungi kemenangan krusial 1-0 saat berjumpa tim pesaing di papan atas, Persipura. Dengan modal rekor pertandingan tandang mentereng, Sriwijaya FC bakal kian mapan di papan atas jika bisa juga mempertahankan tren positif di laga kandangnya. Melihat soliditas permainan yang dipertontonkan Alberto Goncalves cs., hal itu rasanya bukan pekerjaan yang sulit.

    4 dari 4 halaman

    Kuda Hitam: Waspadai Kebangkitan Persipura dan Persib

    Ada beberapa klub yang punya peluang besar mengusik kemapanan Arema Cronus dan Sriwijaya FC. Siapa-siapa saja mereka?

    Dua pendatang baru di kompetisi kasta tertinggi, Madura United dan Pusamania Borneo FC, penampilannya terlihat stabil di sembilan pekan TSC 2016. Mereka tercatat menghuni jajaran empat besar sementara.

    Walau bukan klub yang memiliki akar kuat, dari sisi prestasi, kekuatan kedua tim jelas tak bisa diremehkan. Dengan kondisi keuangan yang berlimpah, baik Madura United dan Borneo FC, sama-sama leluasa membangun tim dengan pemain-pemain berkualitas.

    Pencapaian mereka sampai saat ini, dengan berada di jajaran papan atas, bukan sesuatu yang mengherankan kalau melihat komposisi skuat kedua klub yang terhitung banjir pesepak bola bintang.

    Hanya catatannya, sebagai tim baru mereka belum pernah merasakan tekanan perburuan gelar juara. Hal itu pun terlihat dari rekor pertandingan kedua tim yang kerap turun naik.

    Klub-klub spesialis penghuni papan atas macam Persipura, Persib, dan Mitra Kukar, juga punya peluang menyodok ke atas atau bahkan menyalip Arema dan Sriwijaya FC.

    Persipura tim spesialis juara. Mereka sudah mengoleksi empat trofi: 2005, 2008-2009, 2010-2011, 2013. Sejak musim 2008-2009, Tim Mutiara Hitam selalu menghuni papan atas klasemen.

    Mereka sempat tertatih-tatih di laga-laga awal karena waktu persiapan yang minim. Namun, hanya belakangan tim asuhan Jafri Sastra mulai memperlihatkan kemapanan. Persipura dari musim ke musim jarang melakukan peremajaan tim. Rata-rata pemain yang ada sudah saling tahu gaya bermain masing-masing. Ini yang tak dimiliki tim lainnya.

    Di sisi lain Persib Bandung, juga wajib diwaspadai. Kembalinya Djadjang Nurdjaman sebagai pelatih memunculkan aura positif. Persib, memiliki skuat dengan seabrek pemain top, tinggal bagaimana pelatih memaksimalkan saja.

    Pada putaran kedua mereka punya kesempatan menambah amunisi pemain. Sokongan dana berlimpah dari PT Persib Bandung Bermartabat mempermudah Djanur menggaet pemain berstatus bintang.

    Video Populer

    Foto Populer