Nasib Eks Timnas U-19 di Bonek FC, Terpaksa Main Tarkam

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 10 Okt 2015, 11:20 WIB
Sahrul Kurniawan (kuning-kanan) saat bermain tarkam di Wonogiri beberapa waktu lalu. (Bola.com/Vincencius Sawarno)

Bola.com, Surabaya- Tidak ada aktivitas bersepak bola yang bisa dilakukan eks pemain Timnas U-19 yang saat ini menghuni Bonek FC United saat ini. Maklum, sejak kasus Walk Out (WO) di leg kedua perempat final Piala Presiden 2015 lawan Sriwijaya FC (27/9/2015) lalu, seluruh pemain diliburkan hingga sepekan usai final Piala Presiden.

Mereka saat ini berada di rumahnya masing-masing. Bercengkrama dengan keluarga dan teman-teman sepermainan, serta berlatih sendiri-sendiri untuk jaga kondisi. "Tidak ada yang bisa dilakukan, kuliah juga belum waktunya masuk," ujar Sahrul Kurniawan, stoper muda Bonek FC sekaligus mantan pemain Timnas U-19.

Advertisement

Sebanyak enam dari tujuh mantan pemain Timnas U-19, minus Hargianto, yang kini menghuni Bonek FC memang seharusnya bergabung dengan tim Pra PON daerahnya masing-masing. Namun mereka harus kembali menganggur karena ajang kualifikasi PON batal akibat surat Tim Transisi pada Mabes Polri.

"Saya latihan sendiri bersama rekan-rekan di Lapangan Made yang tak jauh dari kampung saya," ujar Evan Dimas Darmono. "Saya juga latihan sendiri, kadang joging, atau main futsal sama teman-teman," ujar Putu Gede Juni Antara.

Hal yang sama dilakukan Sahrul Kurniawan, Zulfiandi, Ilham Udin Armiyn, dan Fatchu Rochman. Seperti halnya Fatchu Rochman, Zulfiandi dan Ilham setiap hari berlatih dengan klub amatirnya dulu. Untuk Sahrul, sesekali ia juga bermain tarkam yang tak jauh dari tempat tinggalnya di Ngawi, Jatim. Jika tarkam libur, Sahrul biasanya latihan dengan klub amatirnya, Ngawi FC.

"Daripada latihan sendiri, lebih baik latihan dengan teman-teman dan adik-adik di bawah angkatan saya. Selain latihan, saya juga bisa bantu pelatih untuk memberikan motivasi pada adik-adik angkatan di bawah saya," tutur Fatchu yang diamini Ilham.

Keberhasilan mereka menjadi pemain Timnas U-19 dan masuk dalam klub yanng berkompetisi kasta terelit memang kerap membuat mereka dijadikan panutan bagi remaja dan anak-anak yang menimbu ilmu di klub asal mereka. Minimal, mereka bisa dijadikan contoh sukses hasil binaan klub tersebut.

Sayang, cerita sukses mereka kini terhenti karena kondisi sepak bola Indonesia sedang kacau menyusul konflik berkepanjangan antara PSSI dengan Tim Transisi Kemenpora.

"Ya itu masalahnya. Kasihan adik-adik saya di klub, banyak di antaranya yang harus berhenti main bola karena menganggap bola sudah tidak bisa memberikan jaminan untuk masa depan," jelas Sahrul.

Baca Juga: 

Evan Dimas Dilirik Klub Amatir Lagi

Bonek FC WO, Pra PON Ditunda, Eks Timnas U-19 Ini Jadi Bingung

Ini Alasan Mengapa Hargianto Batal Masuk Pra PON DKI