Dicari, Investor yang Bisa Bikin Persik Kediri Eksis Lagi!

Utang yang membelit Persik Kediri membuat klub Macan Putih itu untuk sementara vakum dari pentas sepak bola Indonesia.

BolaCom | Gatot SusetyoDiterbitkan 16 Oktober 2015, 17:00 WIB
Utang yang mencapai miliaran rupiah membuat Persik tersingkir dari pentas sepak bola nasional. Kejayaan yang pernah digapai Harianto dkk. pun seolah hilang begitu saja. (Bola.com/Robby Firly)

Bola.com, Kediri - Tahun 2015 masa kelam bagi Persik Kediri. Juara Liga Indonesia 2003 dan 2006 ini terpaksa tereliminasi dari pentas sepak bola tertinggi Indonesia (ISL) karena terbelit utang miliaran rupiah. Alhasil, PT Liga Indonesia (PT LI) dengan berat hati mencoret keikutsertaan klub berjuluk Macan Putih ini dari pentas ISL akibat tak bisa melunasi tunggakan utang kepada pemain dan pihak ketiga yang dipinjami dana operasional tim pada 2014.

Karena cekikan hutang yang konon mencapai Rp 5 miliar itu, Persik harus terlempar ke Divisi Utama 2015. Di kasta kedua kompetisi nasional ini pun, Persik tak mampu menyiapkan dana. Akhirnya tim yang saat itu baru saja meraih gelar juara Piala Gubernur Jatim membubarkan skuatnya.

Advertisement

Di tengah impitan utang tersebut, sebenarnya Persik masih bisa bangkit. Apa syaratnya?

"Kalau kami bisa melunasi utang-utang itu, Persik akan eksis kembali. Kami pernah menawarkan klub ini kepada investor untuk dibeli atau memberi pinjaman guna membayar tanggungan itu. Tapi, setelah melihat besarnya tunggakan uutang itu, rata-rata mereka mundur," ungkap Barnadi, Ketua Umum Persik.

Sebenarnya, lanjut Barnadi, Persik masih punya cadangan dana dari sharing revenue dari PT Liga Indonesia sebesar Rp 2 miliar. Namun, dana itu tak bisa cair setelah kompetisi ISL 2015 berhenti akibat konflik berkepanjangan antara PSSI dengan Menpora Imam Nahrawi.

"Ketika Persik dan Persiwa dicoret dari ISL, kami masih punya hak sebagai anggota ISL dengan kompensasi berupa sharing revenue. Jika kompetisi lancar, seharusnya kami punya cadangan dana untuk mencicil utang itu. Sekarang kami benar-benar bangkrut," tutur Barnadi.

Dari nilai jual, sebenarnya Persik cukup punya pamor. Dukungan riil Persikmania, kelompok pendukung Persik, yang tersebar di wilayah eks Karesidenan Kediri jadi pasar yang menjanjikan. Lantaran pengelolaan manajemen yang buruk, akhirnya Persik terjerumus ke jurang.

Padahal, prestasi Persik dengan dua kali sebagai kampiun LI hanya bisa disejajarkan dengan Persipura, Sriwijaya FC, Persebaya, dan terakhir Persib.

"Artinya, level Persik sudah setara dengan klub-klub besar dan kaya itu. Banyak pemain yang masuk ke klub ini karena melihat prestasi tersebut. Tapi sekarang, mereka berpikir realistis. Pemain enggan ke Kediri karena takut gaji mereka tak dibayar. Ini yang jadi ironi bagi kami," ujar Barnadi.

Baca Juga :

Piala Gubernur Jatim Batal karena Harus Libatkan Tim Transisi

Jadwal Ulang Laga Pra PON Belum Jelas, Jatim Liburkan Tim

Klub Lintas Selatan Jatim Iri dengan Persinga Ngawi

Berita Terkait