10 Pemain Indonesia yang Berkiprah di Malaysia

oleh Ario Yosia diperbarui 25 Nov 2015, 20:00 WIB
Andik Vermansah, lebih memilih bermain di Selangor FA (Malaysia) dibanding Ventforet Kofu (Jepang). (Istimewa)

Bola.com, Jakarta - Rahmad Darmawan secara resmi dikontrak dua tahun oleh klub Malaysia, T-Team. Ia bakal memulai tugas pada 1 November 2015. Pelatih asal Lampung tersebut menyusul koleganya arsitek asal Brasil yang malang melintang di Indonesia, Jacksen F. Tiago yang sejak musim lalu melatih di Negeri Jiran dengan membesut Penang FA.

Sebelumnya, sosok pemain muda, Andik Vermansah, sudah berkiprah di Selangor FA selama dua tahun terakhir. Tak tertutup kemungkinan pemain lain bakal menyusul berkiprah di sana.

Advertisement

Kompetisi Malaysia terasa bak gulali. Nominal kontrak yang lumayan besar plus profesionalitas tata kelola kompetisi jadi daya tarik, bagi pelaku sepak bola Indonesia mencoba peruntungan ke negara tertangga tersebut.

Bola.com merangkum pemain-pemain Tanah Air yang sempat merasakan atmosfer Liga Malaysia. Siapa-siapa saja mereka:

1. Ristomoyo (Selangor FA)

Musim: 1986

Ristomoyo adalah salah satu pemain didikan Sinyo Aliandoe di Timnas Indonesia Kualifikasi Piala Dunia 1986. Bakatnya ditemukan di klub Galatama asal Bali, Caprina.

Pemain yang beroperasi sebagai bek kiri tersebut, masuk skuat Tim Merah-Putih meski klubnya diduga terlibat kasus pengaturan skor. Kemampuannya memikat petinggi klub asal Negeri Jiran, Selangor FA. Seusai tampil membela Tim Merah-Putih di ajang Kualifikasi Piala Dunia 1986, ia diboyong ke Malaysia.

Bambang Pamungkas, meraih tiga gelar bersama Selangor FA di musim 2005. (Selangor FA)


2. Bambang Pamungkas (Selangor FA)

Musim: 2005-2007

Kegagalan Bambang Pamungkas menembus skuat Piala AFF 2004 karena posisinya sebagai pemain inti di klub Persija tergerus bomber asing, Emmanuel de Porras. Striker bernomor punggung 20 itu kemudian mencoba mencari peruntungan di negara tetangga Malaysia.

Ia direkrut Selangor FA di pengujung musim 2014 bersama sahabatnya Elie Aiboy yang juga berkiprah di Macan Kemayoran. Di musim perdana bersama Tim Merah-Kuning, duo Bepe-Elie langsung bikin heboh. Mereka sukses mempersembahkan hat-trick trofi: Liga Primer (kompetisi kasta kedua), Piala FA, dan Piala Malaysia musim 2015.

Bepe yang pada awal karier profesionalnya sempat berkiprah di klub Divisi III Belanda, EHC Norad juga sukses menjadi top scorer kompetisi dengan torehan 24 gol. Sayang saat Selangor promosi di Malaysia Super League pada musim berikutnya, penampilan Bepe merosot drastis. Bambang Pamungkas kehilangan ketajaman. 

3. Elie Aiboy (Selangor FA)

Musim: 2005-2007

Sama seperti Bambang Pamungkas, Elie Aiboy jadi pujaan fans Selangor FA (banyak di antaranya adalah TKI) seiring kesuksesan klub meraih treble gelar musim 2005. Sayang, di musim selanjutnya gelandang sayap kanan asal Papua lebih banyak berkutat dengan cedera yang membuatnya jarang tampil sebagai starter di Selangor, sebelum akhirnya musim 2007 kembali ke Tanah Air.

2 dari 3 halaman

2

4. Ilham Jayakesuma (MMPJ Selangor)

Musim: 2006-2007

Ketajaman Ilham Jayakesuma di Piala AFF 2004 membuat nilai jualnya melambung. Striker yang menjadi pencetak gol terbanyak turnamen se-Asia Tenggara itu meninggalkan Persita Tangerang pindah ke klub  MMPJ Selangor pada musim 2006-2007.

MMPJ Selangor agaknya terinspirasi dengan klub sekotanya Selangor FA yang bisa sukses dengan mengandalkan bintang Indonesia, Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy sebagai ikon tim.

Ngenesnya, striker asal Palembang itu kesulitan beradaptasi di Malaysia Super Lague. Cedera lutut  parah menjadi ganjalannya untuk tampil regular di klub. 

Nasib pahit harus didapat Ilham karena kontraknya diputus di tengah musim. Yang menyedihkan, pasca pulang dari Malaysia sang bomber yang kembali ke Persita terus berkutat dengan cedera panjang. Sinar kebintangannya terus meredup. Namanya pun tidak masuk dalam skuat Timnas Indonesia di Piala Asia 2007.

5. Ponaryo Astaman (Telecom Malaka)

Musim: 2006-2007

Ponaryo Astaman, gelandang jangkar langganan Timnas Indonesia yang berkiprah di PSM Makassar, kepincut ingin mencicipi persaingan level elite Malaysia. Ia pindah dari Tim Juku Eja ke Telecom Malaka pada musim 2006.

Walau klubnya tak berprestasi, Ponaryo jadi bagian penting dari tim dengan menjadi kapten. Hanya karena kesulitan harus wira-wiri membela Timnas Indonesia, Ponaryo akhirnya memutuskan mudik di musim kedua bersama Telecom Malaka.

Mantan Pemain Sepakbola Timnas Indonesia Kurniawan saat berkunjung ke redaksi Bola.com dan Liputan 6 di Senayan, Jakarta, Senin (05/10/2015). (Bola.com/Nick Hanoatubun)

6. Kurniawan Dwi Yulianto (Serawak FA)

Musim: 2005-2006

Gagal mempersembahkan prestasi buat Persija Jakarta di musim 2005, Kurniawan Dwi Yulianto mengiyakan tawaran klub kontestan Malaysia Super League, Serawak FA. Sayang karier striker jebolan Timnas Primavera Italia itu terbilang pendek di Malaysia. Jarang bermain secara reguler dan minim gol, kontrak Kurus diputus pada bulan Mei 2006.

3 dari 3 halaman

3

7. Budi Sudarsono (Polis Diraja Malaysia)

Musim: 2008

Budi Sudarsono memilih meninggalkan Persik Kediri yang tengah bergejolak dengan krisis keuangan untuk pindah ke PDRM (Polis Diraja Malaysia), klub milik Kepolisian Malaysia  yang berlaga di Malaysia Super League.

Striker berjulukan Si Ular Piton itu dikontrak selama empat bulan (ia masuk di bursa transfer tengah musim). Budi langsung menggebrak di awal ketika mencetak dua gol buat PDRM di ajang Piala FA Malaysia 2008 di laga debut. Performa apik itu dilanjutkan sebiji gol kala klubnya menjajal  KOR RAMD di ajang kompetisi. Pada laga-laga lanjutan Budi kesulitan mempertahankan stabilitas permainan. Di akhir musim PDRM tak memperpanjang kontraknya.

Hamka Hamzah, pindah dari Mitra Kukar ke PKNS Selangor dengan banderol kontrak sensasional. (Istimewa)

8. Hamka Hamzah (PKNS Selangor)

Musim: 2014

Keputusan mengejutkan diambil Hamka Hamzah menjelang Indonesia Super League musim 2014 dengan meninggalkan Mitra Kukar dan menerima pinangan, PKNS Selangor. Bek berdarah  Makassar secara terbuka menyebut keputusannya pindah dilandasi alasan tawaran kontrak sensasional dari klub asal Malaysia tersebut.

Hamka menyebut bayarannya menembus tiga kali lipat yang ia dapat di Mitra Kukar. Ia tampil cukup memesona di PKNS dan sebagai seorang stoper ia  terhitung produktif.

Klubnya terdegradasi ke kompetisi kasta kedua, namun petinggi PKNS tetap menawarkan perpanjangan kontrak ke Hamka.
Hanya saja, pemain berusia 31 tahun tersebut memilih pulang ke Indonesia dan bergabung dengan Pusamania Borneo FC.

9. Patrich Wanggai (Terengganu T-Team)

Musim: 2014

Langkah berani diambil Patrich Wanggai dengan cabut dari Persipura Jayapura pada musim 2014. Striker berdarah Papua kelahiran Nabire, 27 Juni 1988 itu sejatinya baru saja bermain semusim di Tim Mutiara Hitam. Sebelumnya ia berkostum Persidafon Dafonsoro.

Patrich terhitung pemain penting di balik kesuksesan Persipura juara ISL 2013. Ia jadi pencetak gol kedua tertinggi (total 13 gol) di bawah Boaz Solossa. Di T-Team Patrich langsung jadi pujaan. Ia diandalkan sebagai tukang gedor utama. Koleksi golnya di Malaysia Super League 2014 menembus 12 buah. Ia seringkali jadi pemberitaan media-media Negeri Jiran. Hanya karena T-Team degradasi, Patrich memutuskan pulang kampung dan  pindah ke Sriwijaya FC.

10. Andik Vermansah (Selangor FA)

Musim: 2014-2015

Keputusan Andik Vermansah merapat ke Selangor FA pada awal musim 2014 terasa mengejutkan. Pasalnya secara bersamaan ia juga ditawari kontrak klub kontestan J-League (Liga Jepang), Ventforet Kofu.

Penyerang sayap kelahiran Jember, 23 November 1991, merasa lebih nyaman bermain di Malaysia. Ia bisa lebih mudah bersua keluarganya karena jarak Malaysia ke Indonesia relatif dekat dibanding Jepang.

Selangor punya tujuan non teknis menggaet Andik. Mereka ingin menggaet suporter asal Indonesia dengan mendatangkan pemain yang dijuluki Messi Indonesia tersebut. Selangor kabarnya membayar Andik Rp 1,6 miliar.

Pada musim perdananya, Andik tidak langsung jadi bintang. Ia lebih sering jadi pemain cadangan. Baru pada musim ini ia jadi pilihan utama. Di Selangor FA musim ini pemain binaan Persebaya Surabaya itu mencetak rekor gol tercepat kedua di Malaysia. Andik menjebol gawang Johor Darul Ta'zim FC hanya 12 detik setelah kick-off pertandingan atau lebih lambat enam detik dibanding gol Ahmad Fakri Saarani.

Berita Terkait