Atlet Indonesia Ini Cetak Prestasi Berkat Pedagang Keliling

oleh Muhammad Wirawan Kusuma diperbarui 08 Des 2015, 08:15 WIB
Atlet Indonesia, Nanda Mei Sholihah, membuat kejutan di ajang ASEAN Para Games 2015 Singapura dengan merebut tiga medali emas. (Kemenpora)

Bola.com, Singapura - Atlet Indonesia, Nanda Mei Sholihah, membuat kejutan di ajang ASEAN Para Games 2015 Singapura. Tak ditarget medali emas, Nanda justru merebut tiga medali sekaligus.

Atlet berusia 16 tahun ini mendapatkan medali tersebut dari nomor 100 meter, 200 m dan 400 m. Dia mengalahkan pesaing ketat seperti Thailand.

Advertisement

Cerita sukses ini kalah menarik jika dibandingkan awal mula Nanda menjadi atlet. Siapa sangka bakatnya ditemukan seorang pedagang keliling bernama Karmani.

Pria yang juga menjabat Kepala National Paralympic Commite (NPC) Kediri itu sudah mengamati Nanda sejak masih berusia lima tahun. Atas saran Karmani, siswi kelas satu SMA Negeri 7 Kediri ini mengikuti latihan di Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kediri mulai 2012.

"Kepala NPC Kediri, Pak Karmani, saat itu menyarankan ikut latihan. Dia waktu itu sedang mencari atlet," ungkap Nanda seperti dikutip situs resmi Kemenpora, Senin (7/12/2015).

"Saat masih usia lima tahun, Pak Karmani secara tidak sengaja melihat saya di jalan. Pak Karmani waktu itu kerjaannya jualan keliling, sedangkan saya diajak ayah jalan-jalan di seputar Kota Kediri," tambahnya.

Namun, awalnya Karmani meminta Nanda berlatih sendiri karena merasa calon bintang tersebut belum siap. "Untungnya di Kediri ketika itu sudah ada komunitas olahraga khusus penyandang cacat," kata Nanda.

Setelah melalui proses panjang, usaha Karmani dan juga Nanda berbuah manis. Atlet yang juga pernah meraih tiga medali emas di ASEAN Youth Para Games 2013 Malaysia tersebut akhirnya mendapat panggilan dari NPC Pusat untuk ikut pemusatan latihan di Solo selama 10 bulan sebagai masa persiapan ASEAN Para Games 2015

Hasilnya, Nanda sukses mengharumkan nama bangsa di ajang internasional. "Teman-teman saya di Kediri bahkan menceritakan ke orang tua mereka karena medali emas ini. Padahal, awalnya saya sendiri tidak berani menarget emas karena ada Thailand sebagai lawan berat," tuturnya.