Wawancara Sinisa Mihajlovic: Mario Balotelli hingga Inter Milan

oleh Deny Adi Prabowo diperbarui 29 Feb 2016, 23:09 WIB
Sinisa Mihajlovic dikenal sebagai salah satu pesepak bola tenar di Italia. Usai pensiun, dia pun meneruskan karier sebagai pelatih. (REUTERS/Alessandro Garofalo)

Bola.com, Milan - Sinisa Mihajlovic dikenal sebagai salah satu pesepak bola berbakat yang menghabiskan sebagian besar kariernya di Italia. Usai pensiun pada 2006, dia pun mencoba pekerjaan baru sebagai pelatih.

Akan tetapi, Mihajlovic baru mulai duduk di kursi pelatih pada 2008 dengan menangani Bologna. Selepas itu, pria asal Serbia tersebut mengasuh Catania (2009 hingga 2010), Fiorentina (2010 hingga 2011), timnas Serbia (2012 hingga 2013), dan Sampdoria (2013 hingga 2015).

Advertisement

Berhasil membawa Sampdoria finis di peringkat tujuh klasemen akhir Serie A musim lalu, pria 47 tahun itu pun dipinang AC Milan pada 16 Juni 2015. Namun, awal karier Mihajlovic bersama I Rossoneri tak berjalan mulus. 

Milan sempat terdampar di peringkat 11 klasemen sementara Serie A pada pekan ke-8 setelah hanya meraih tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan menelan empat kekalahan. Hasil minor tersebut membuat Mihajlovic dibayang-bayangi pemecatan. 

Perlahan, pelatih asal Serbia tersebut mampu mendongkrak performa skuat Merah-Hitam. AC Milan tidak terkalahkan dalam 11 pertandingan terakhir di seluruh ajang kompetisi, dengan rincian tujuh kemenangan dan empat hasil imbang.

Catatan tersebut membuat mereka kini berada di peringkat enam klasemen sementara Serie A dengan mendulang 47 poin, dan berpeluang lolos ke final Coppa Italia musim ini. Pada leg pertama semifinal, Milan menang 1-0 atas Alessandria.

Diwawancara khusus oleh La Domenica Sportiva, Sinisa Mihajlovic membahas berbagai aspek dalam kehidupan sehari-harinya.

Apa yang terus memotivasi Anda di masa-masa sulit sebagai pelatih?

Saya selalu mencari tantangan dan tak pernah berhenti mempercayai diri sendiri. Terdapat momen sulit tetapi saya selalu tenang. 

Apakah tantangan itu merupakan membesut AC Milan padahal Anda dulu sempat membela Inter Milan?

Latar belakang saya bersama Inter tak pernah menjadi masalah. Saya memang tak pernah membela AC Milan, namun saya bisa memberikan info bagaimana perasaan pemain lawan saat menghadapi I Rossoneri.

Anda kembali mengalami periode buruk Oktober tahun lalu. Namun semuanya menjadi membaik dan kini AC Milan tak terkalahkan dalam 11 pertandingan di semua kompetisi.

Terkait pemecatan, saya akan mengepak barang-barang jika itu memang terjadi. Setelah laga melawan Napoli (kalah 0-4, Oktober 2015), kami mengubah formasi agar pertahanan kian rapat.

Tentu saya tak pernah menyangka bakal menuai masalah pada paruh pertama musim, tetapi saya tak pernah hilang keyakinan. Hasilnya AC Milan kian kuat.

Saya tidak pernah tergila-gila terhadap satu formasi, seorang pemain harus bisa bermain di mana pun mereka diturunkan. Ketika Jeremy Menez kembali, mungkin kami bisa kembali mencoba 4-2-3-1 lagi.

Bagaimana hubungan Anda dengan Mario Balotelli?

Saya bekerja keras untuk membenahi profil psikologi para pemain. Saya merasa Milan seharusnya bisa mendapatkan poin lebih banyak, lebih dari yang kami dapatkan sekarang.

Saya menginginkan keberadaannya di AC Milan dan sejak kembali, dia tak pernah melakukan kesalahan. Dia hanya mengalami masalah kebugaran.

Bagaimana dengan hubungan Anda dengan Presiden Silvio Berlusconi?

Kami memiliki hubungan baik. Memang terkadang kami bertentangan, tetapi Silvio Berlusconi selalu menghargai kinerja saya. Kami ingin mengembalikan AC Milan ke tempat seharusnya.

Sumber: La Domenica Sportiva

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Prancis dengan kualitas HD di sini