4 Pemain Kartu Truf Paulo Camargo di Persija Jakarta

oleh Gerry Anugrah Putra diperbarui 13 Apr 2016, 10:00 WIB
4 Pemain Kartu Truf Paulo Camargo di Persija Jakarta. (Bola.com/Rudi Riana)

Bola.com, Jakarta - Sosok Paulo Camargo datang ke Persija Jakarta saat tim asal Ibu Kota itu dilanda banyak masalah. Krisis finansial yang menjadi masalah klasik Macan Kemayoran dalam beberapa tahun terakhir tak membuat pelatih asal Brasil itu ragu menerima pinangan Persija.

Politik Persija di era Ferry Paulus, terutama saat ini adalah mengandalakan pemain-pemain muda usia. Meski demikian bukan berarti pemain senior langsung punah begitu saja, karena nama-nama Ismed Sofyan, Amarzukih, dan Maman Abdurahman masih terlibat dalam proyek pemain muda Persija.

Advertisement

Camargo seperti menerima tantangan Persija dengan menjadikan pemain muda sebagai alat propaganda prestasi mereka di Indonesia Soccer Championship. Sangat berbeda dengan pelatih-pelatih sebelumnya, yakni Rahmad Darmawan ataupun Bambang Nurdiansyah, pelatih yang pernah memoles Ricardo Kaka ini berani ‘membuat’ sekumpulan pemain muda menjadi senjata mematikan Persija

Bukti tersaji mulai Piala Bhayangkara. Jika di era Bambang Nurdiansyah beberapa pemain muda tak efektf sebagai pembeda permainan, kini di masa Camargo, semua gerak dan penempatan posisi sangat berubah.

Ambil contoh Firmansyah dan Rizaldi Hehanusa. Firmansyah yang berangkat dari Persija U-21 di turnamen sebelumya selalu menjadi pelapis pemain-pemain senior di lini belakang. Rizaldi Hehanusa alias Bule bisa disebut sebagai pemain antah berantah karena diambil dari Liga Antar Kampung atau yang sahih disebut dengan Tarkam. Namun kini keduanya menjadi andalan Sang Macan
dalam skema permainan Camargo.

Ekspresi Pelatih Persija Jakarta, Paulo Camargo usai membawa Persija Jakarta menjuarai laga Trofeo Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (9/4/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Di lini tengah ada Syahroni, Ramdani Lestaluhu, Novri Setiawan dan Ade Jantra yang menjadi senjata Camargo. Mereka memang tak serta merta menjadi pemain inti, karena yang cukup konsisten adalah Ramdani dan Novri. Tapi itu tak masalah, sebab Camargo sudah seperti mempercayakan area motor antar lini kepada Amarzukih dan Rafael Lima.

Dengan amunisi yang tak ‘wah’ seperti era Oranye Sutiyoso, Camargo bisa menyulap beberapa pemain muda menjadi amunisi Persija. Hal tersebut tersaji tatkala ‘Si Merah-Putih’ berhasil menyabet gelar Trofeo Persija 2016 belum lama ini. Secara permainan, Persija punya harapan untuk bisa bersaing di ISC nanti.

Bola.com mencatat ada beberapa pemain yang menjadi penyampai pesan otak Camargo di Lapangan. Pemain ini bisa dibilang konsisten saat bermain di uji coba ataupun turnamen pramusim yang diikuti Persija Jakarta:

2 dari 5 halaman

Selanjutnya

Andritany Ardhiyasa

Tanpa Andritany Ardhiyasa, jantung para pendukung Persija bisa dibilang berdegup cepat dan pikiran tak tenang. Kiprah Bagol (sapaan Andritany) di Persija bagaikan Batman di Kota Gotham. Melayang menyelamatkan gawang Persija dari kebobolan menjadi makanan sehari-hari Bagol

Refleks bagus dan penempatan posisi yang oke menjadi Bagol selalu andalan Persija di pos penjag gawang. Penyelamatan Bagol beberapa kali menghindarkan Persija dari kebobolan lebih banyak.

Andritany Ardhiyasa (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Satu penyelamatan gemilangnya saat melawan Persib di Jakarta musim 2013 lalu, menyelamatkan pendukung Persija dari ‘serangan jantung’ mendadak dan membuat Persib gagal menang di Ibu Kota.

Kiper asal Jakarta ini belum mendapatkan cadangan yang sepadan di pos penjaga gawang. Dulu Bagol kerap bersaing Adixi Lenzivio, namun sejak Adixi lebih fokus ke dunia futsal bersama klub kampusnya, Bagol seolah tanpa saingan di lini vital ini. Reky Rahayu, Daryono dan Rizky Darmawan belum bisa menggeser kedidayaan Bagol di pertahanan terakhir Persija.

3 dari 5 halaman

Selanjutnya

Amarzukih

Pria asli Betawi ini bisa dibilang paling konsisten permainannya. Gaya bermain yang simpel tapi pasti, mampu menjaga area tengah dengan baik dan menjadi penyeimbang lini belakang dan depan membuat mantan pemain Persitara Jakarta Utara ini sebagai Andreas Pirlo-nya Persija.

Sejak bergabung dengan Persija di tahun 2010, Zukih perlahan bisa menjadi inti di Macan Kemayoran. Posisinya yang bisa di tempatkan sebagai gelandang bertahan, bek kiri dan bahkan stoper, membuat Anak Betawi ini kesayangan pelatih.

Amarzukih (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Amarzukih di era Camargo bisa mentransfer apa keinginan Camargo di lapangan. Umpan-umpan pendek dan menjadi anchor yang tangguh membuat ia konsisten dipilih Camargo. Duetnya dengan Rafael Lima di lini tengah juga perlahan-lahan sudah mulai padu.

Selain bertahan, kemampuannya mengoper bola ke sela-sela ruang sempit pemain bertahan atau istilahnya operan belah juga sangat mumpuni. Peluang-peluang Persija jika tak dari pergerakan sayap, ya dimulai dari Amarzukih si anchor kelas berat.

4 dari 5 halaman

Selanjutnya

Rafael dos Santos Lima

Rafael Lima menjadi pemain asing pendatang baru di Persija yang dipuji secara terang-terangan kemampuannya oleh Paulo Camargo. Pelatih asal Brasil ini sering berkomentar bahwa permainan Lima bagus menjadi playmaker. Di Trofeo, Lima bisa dibilang bermain efisien plus kompak dengan Amarzukih di lini tengah.

Kehadirannya juga membantu menyeimbangkan antar lini Persija yang di turnamen-turnamen sebelumnya selalu amburadul. Pemilihan Lima oleh Camargo juga tak sembarangan. Lima menjadi pemain yang ia sering puji di saat sesi latihan.

Rafael dos Santos Lima (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Umpan pendek gelandang kelahiran 14 Oktober 1989 tersebut juga menjadi sentuhan yang bagus bagi permainan ala Camargo yang membangun serangan dari bawah dan melalui umpan satu-dua yang efektik.

Keunggulan Lima lainnya adalah ia cukup fasih berbahasa Indonesia. Itulah yang membuatnya cepat nyetel dengan pemain-pemain lokal Persija. "Aku cinta The Jakmania," ungkap pemain yang sebelumnya berkiprah di klub Vietnam  Long An tersebut seusai mengantar Macan Kemayoran jadi juara Trofeo Persija.

5 dari 5 halaman

Selanjutnya

Ramdani Lestaluhu

Pemain asal Tulehu yang bergabung dengan Persija dari Diklat Ragunan ini menjadi harapan lini serang Persija. Ramdani Lestaluhu yang berposisi sebagai penyerang sayap kerap meliuk-liuk diantara pertahanan lawan sebelum menjadi pengumpan sekaligus predator Persija.

Naluri cetak gol yang tinggi juga menjadi keistimewaan Ramdani di mata Paulo Camargo. Dalam turnamen Torabika Bhayangkara Cup 2016, Ramdani benar-benar memamerkan keistimewaannya di depan mata pelatih asal Brasil tersebut.

Ramdani Lestaluhu saat berlatih bersama tim Persija Jakarta. (17/2/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Tak jarang, Camargo kerap menjadikan Ramdani sebagai penyerang bayangan di belakang Rachmat Afandi ataupun pemain asing di pos penyerang.

Kontribusi dua gol ke gawang Bali United di Torabika Bhayangkara Cup memberi garansi kalau sang pemain bakal jadi penghuni tetap skuat inti Tim Macan Kemayoran di Indonesia Soccer Championship 2016.

Paulo Camargo mengaku sangat kehilangan sosok Ramdani Lestaluhu, yang mengalami cedera engkel, saat Persija berlaga di Trofeo Persija. Sisi ofensif Si Merah  tereduksi tanpa pemain bintang Timnas Indonesia U-23 SEA Games 2011 dan 2013 tersebut.