Pevoli Tri Retno Mutiara Bicara Kecantikan, Pacar, dan Impian

oleh Yus Mei SawitriNicklas Hanoatubun diperbarui 20 Apr 2016, 19:10 WIB
Tri Retno Mutiara berperan sentral mengantarkan Jakarta Pertamina Energi lolos ke final four Proliga 2016. (Bola.com/Tri Retno Mutiara)

Bola.com, Jakarta - Usianya belum genap 19 tahun. Namun, perempuan bernama lengkap Tri Retno Mutiara ini telah menjadi pemain sentral di tim Jakarta Pertamina Energi sepanjang menjalani kompetisi Proliga 2016.

Bersama rekan-rekannya, toser kelahiran Cirebon 16 November 1997 ini berhasil membawa timnya lolos ke final four yang bakal digelar akhir bulan ini. Bahkan, Jakarta Pertamina Energi berhasil menyapu berhasil kemenangan di putaran pertama babak reguler. Sayangnya, pada putaran kedua rekor sempurna itu gagal dipertahankan.

Advertisement

Kini, Jakarta Pertamina sedang serius mempersiapkan diri menghadapi final four Proliga 2016. Di sela-sela kesibukannya berlatih, atlet yang biasa disapa Mutiara itu bersedia berbagi berbagai hal seputar karier, impian, kekasih dan hal-hal lainnya.

Berikut petikan wawancara antara Mutiara dengan bola.com, di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (17/4/2016).

Sebenarnya Mutiara itu sosok seperti apa? Bagaimana Anda menggambarkan diri sendiri?

Sebenarnya saya ini sosok yang cengeng. Cengeng dalam arti suka memendam perasaan sendiri. Kadang kalau lagi nyesek pengin nangis, tapi tidak bisa mengungkapkannya. Kalau akhirnya bisa ngomong, ya sambil nangis. Kalau pemalu sih enggak, tapi malu-maluin mungkin iya (tertawa).

Mutiara sering disebut sebagai pevoli cantik. Label cantik itu lebih banyak positifnya atau negatifnya menurut Anda?

Saya cantik? Menurut saya sih enggak. Kalau memang dibilang cantik saya ambil positifnya saja. Semoga bisa menambah peminat orang-orang untuk menonton voli. Negatifnya apa ya? Sepertinya tidak ada. Kalau cantik, banyak kok yang lebih cantik daripada saya. Yang penting prestasi. Kalau main volinya bagus, pasti jadi kelihatan cantik juga.

Tri Retno Mutiara berperan sebagai pengumpan (toser) pada tim Jakarta Pertamina Energi di Proliga 2016. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bisa diceritakan bagaimana awal karier dan apa yang membuat Anda yakin memilih voli sebagai jalan hidup?

Pertama kenal voli dikenalkan sama papa dan mama. Mereka juga bermain voli, tapi di kantor. Saya awalnya suka bulutangkis. Akhirnya latihan bulutangkis secara privat, tapi bosan karena tidak ada temannya. Kemudian dikenalkan voli sama orang tua. Banyak teman di sana, akhirnya senang. Yakin milih voli karena saya merasa punya bakat dan kemampuan. Saya ingin berprestasi di voli. Jika sudah berprestasi, rezeki bakal mengalir mengikuti.

Seberapa besar pengaruh voli dalam hidup Anda?

Pengaruhnya besar sekali. Voli ini seperti hobi tapi dibayar. Makanya saya latihan pagi sore biar bisa berprestasi dan kualitas tim juga meningkat. Sekarang berkat voli saya bisa melakukan apa-apa dengan memakai uang sendiri. Alhamdulillah mama dan papa juga bangga.

Anda disebut-sebut sebagai salah satu pengumpan yang mumpuni di lapangan. Ada latihan khusus kah untuk memoles teknik Anda?

Kalau toser memang motor permainan. Soal latihan khusus pasti ada. Jadi misalnya kalau latihan dimulai pukul 16.00 WIB, saya sudah mulai latihan pada pukul 15.30 WIB.

Anda kan masih muda, pasti kadang bosan, dan lain-lain. Apa yang biasanya dilakukan saat lelah bermain voli?

Saya kan latihan sehari dua kali, jadi kadang sudah capek. Kalau ada waktu istirahat ya istirahat, kalau ada waktu refreshing, ya refreshing. Paling yang lain ya hangout sama keluarga atau pacar. Tapi pacar kan kalau kayak gini juga senang TC, jadi susah. Biasanya kalau ada waktu luang, shopping atau kulineran sama teman-teman.

Apa impian terbesar Anda yang ingin diraih dalam tiga tahun ke depan?

Ingin masuk ke tim untuk tampil di SEA Games dan Asian Games. Kapan lagi tim voli putri bisa main di Asian Games kalau Indonesia enggak jadi tuan rumah. Selain itu pengin cepat kuliahnya, nanti terus pemgin jadi PNS.

Berita Terkait