Kesendirian Jafri Sastra di Jayapura Ditemani Sambal Balado

oleh Aning Jati diperbarui 30 Apr 2016, 12:30 WIB
Pelatih Persipura Jayapura, Jafri Sastra memimpin Boaz Solossa dan rekan-rekannya berlatih di Stadion Mandala, Jayapura, Kamis (28/4/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jayapura - Belum genap sebulan Jafri Sastra bermukim di Jayapura setelah ditunjuk jadi pelatih Persipura Jayapura menggantikan Oswaldo Lessa pada awal April 2016. Sejauh ini Jafri mengaku nyaman menjalani kehidupan barunya di Jayapura.

Jafri sehari-hari tinggal di Hotel Yasmin karena Persipura belum memiliki mes pemain. Sebelumnya, pelatih yang membawa Mitra Kukar memenangi Piala Jenderal Sudirman 2015 itu menempati sebuah kamar di Hotel Relat. Tetapi, beberapa waktu terakhir hotel itu digunakan untuk markas tim PON Papua 2016 sehingga tim Persipura terpaksa berpindah tempat.

Advertisement

Jafri tinggal sendiri di Jayapura karena istri dan putrinya berada di Payakumbuh dan Padang. Ia belum berencana memboyong keluarganya ke kota paling timur diIndonesia ini karena putri sulungnya sedang menuntaskan kuliah di Padang. Sementara putri bungsunya menempuh studi di bangku SD di Payakumbuh, Sumbar. 

"Biarlah mereka di sana menyelesaikan studi ditemani bundanya. Saya sudah terbiasa sendiri. Nanti saat mereka libur, mungkin baru ke sini dengan bundanya untuk menengok saya," tutur Jafri, yang selama ini memang lebih sering sendiri di perantauan untuk mencari nafkah.

Pelatih Persipura Jayapura, Jafri Sastra, saat ditemui bola.com di Jayapura, Papua, Kamis (28/4/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Kepada bola.com, pelatih 50 tahun ini mengungkapkan sempat butuh waktu untuk beradaptasi dengan kehidupan di Jayapura, terutama soal jam yang dua jam lebih cepat dibandingkan di Padang atau satu jam dari Tenggarong di Kaltim. 

"Saya sempat kesulitan mengikuti jam di sini. Saya terbiasa bangun pagi untuk salat subuh jam 04.30 tenyata masih kepagian. Sempat beberapa kali kejadian seperti itu," ujarnya sambil tertawa.

Lambat laun mantan pelatih Semen Padang itu bisa menyesuaikan diri. Sisanya  sekarang, nyaris tak ada hal lain yang membuatnya kesulitan tinggal di Jayapura. 

"Kota ini sama dengan kota lain yang pernah saya tinggali. Cuacanya juga tak jauh beda dengan Tenggarong yang panas. Bedanya, di sini panas karena dekat laut, di Tenggarong relatif lebih lembab," ujarnya.

Satu hal yang membuatnya tak kesulitan beradaptasi adalah karena ia dengan tetap bisa mendapatkan sambal balado. Seperti diketahui, Jafri nyaris tak bisa dipisahkan dengan masakan khas Padang itu. Di manapun ia tinggal, makanan kesukaannya itu
harus senantiasa tersedia.

"Di sekitar hotel ada beberapa yang sedia masakan padang, jadi soal makanan tak ada masalah. Saya bahkan bisa memesan ikan apa saja yang ingin saya nikmati dengan sambal balado kesukaan saya. Penjaga warung sudah hafal dengan saya," kata Jafri Sastra sambil tertawa terbahak.