Paedofil 58 Anak di Kediri Ternyata Mantan Pilar Timnas Indonesia

oleh Ario Yosia diperbarui 21 Mei 2016, 07:23 WIB
Sony Sandra, saat membela Timnas Indonesia Junior. (bajulijo.net)

Bola.com, Jakarta - Masyarakat luas tak banyak yang tahu, jika ternyata pelaku persetubuhan 58 anak  Sony Sandra, yang baru saja dijatuhi vonis hukum oleh Pengadilan Negeri Kota Kediri pada Kamis (19/5/2015) adalah mantan pilar Timnas Indonesia. Ia pernah mengharumkan Indonesia saat menjuarai Piala Asia Junior edisi tahun 1961.

Majelis hakim PN Kota Kediri, Jawa Timur, menjatuhkan vonis 9 tahun penjara bagi Sony Sandra. Berdasarkan fakta persidangan, pengusaha berusia 63 tahun Kelurahan Dandangan Kota Kediri itu dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan,  membujuk anak melakukan persetubuhan.

Advertisement

Perbuatan terdakwa dianggap melanggar pasal 81 ayat 2 Undang-undang  Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak juncto pasal 65 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Sehingga majelis hakim menjatuhkan  putusan pidana penjara selama 9 tahun penjara kepada terdakwa serta  diwajibkan membayar uang denda sebesar Rp 250 juta rupiah. Korban aksi paedofil Sony mencapai 58 anak. 

Yang mengenaskan, nama Sony pernah populer di dunia sepak bola Tanah Air. Berposisi sebagai gelandang, pria keturunan Tionghoa tersebut menjadi salah satu andalan di Tim Merah-Putih U-19 yang berlaga di Piala Asia Junior 1961.  

Sony Sandra, bersinar layaknya Evan Dimas saat membela Timnas Indonesia U-19 pada Piala Asia Junior 1961. (bajulijo.net)

Ia rekan seangkatan pesepak bola tenar asal Kediri, layaknya Hardi Purnomo, Sutrisno, dan Andjiek Ali Nurdin. Di awal kariernya, Sony Sandra bermain di klub Hizbul Wathan Kediri.  Tertarik melihat potensinya, seorang pengusaha asal Jombang Affandi Sony Sandra merekrutnya untuk membela Hizbul Wathan Jombang.

Bersama dengan Andjiek, Sony kemudian dipangggil untuk membela Timnas Junior di bawah asuhan pelatih Toni Pogacnik dan Djamiat Dahlar. Ironisnya usai menjuarai Piala Asia Junior bersama timnas U-19 karier Sony stagnan.

2 dari 2 halaman

Gelandang selanjutnya Kiper

Sepintas wajah muda Sony Sandra kala membela Timnas Indonesia Junior mirip pemain belia Evan Dimas yang baru saja menjalani pelatihan di klub Spanyol, Espanyol B. 

Uniknya Sony kemudian beralih posisi dari seorang gelandang menjadi kiper. Berbeda dengan Adjiek yang hijrah ke Surabaya, Sony memilih menetap di Kediri.

Bersama Persik Kediri, Sony semakin tenar sebagai seorang kiper. Ia menjadi penjaga gawang andalan Tim Macan Putih pada periode 1970-1980.

Saat berjaya publik sepak bola nasional lebih mengenal Sony lewat nama Tsing Tseng. Pada penghujung kariernya, Sony memutuskan untuk hengkang dari Persik dan mengelola sebuah klub asal kota kelahirannya, Persedikab Kediri. Ia masih tercatat sebagai manajer tim yang berlaga di Liga Nusantara tersebut.

Sony Sandra, saat menjalani proses pengadilan. (Polres Kediri Kota)

Saat ini Sony masih tinggal di Kediri sembari  fokus menangani bisnisnya yang bergerak di usaha konstruksi, tak lupa  dia pun memiliki sebuah SSB yang bernama Triple S. Aksi kriminal Sony mengundang perhatian Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi. Menurutnya  perbuatan yang bersangkutan mencoreng dunia olahraga dan bisa menjadi ancaman  generasi muda.

"Ini sangat mencoreng dunia olahraga. Tindakan asusila ini juga menjadi ancaman yang harus bisa ditanggulangi oleh generasi muda," ucap Menpora Imam Nahrawi dalam rilisnya pada Jumat (20/5/2016).

"Revolusi mental yang menjadi fokus Pak Presiden Joko Widodo, harus bisa dijalankan, dari unsur terbawah di masyarakat. Karena mental bangsa ini benar-benar diserang, dan Garda Mental harus bisa membentenginya," ungkap politisi politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

 

 

Berita Terkait