Prediksi Irak Vs Denmark: Memori Athena Wakil Asia

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 04 Agu 2016, 11:44 WIB
Bek Irak, Ali Adnan (depan), saat tampil membela negaranya kontra Australia, di Stadion Australia, Sydney (15/6/2014). Adnan dkk berambisi meraih hasil sempurna saat bersua Denmark, pada partai pembuka Grup A cabang sepak bola Olimpiade Rio 2016, Kamis (4/8/2016). (EPA/Paul Miller)

Live On

SCTV

Advertisement

Kamis (4/8/2016)

Pukul 23.00 WIB

Satu di antara wakil Asia cabang sepak bola di Olimpiade Rio da Janeiro 2016, Irak, mendapat kehormatan. Mereka bakal menjalani laga pembuka kala bersua Denmark, Kamis (4/8/2016), di Estádio Nacional Mané Garrincha, Brasília.

Kebanggaan menjalani laga perdana Grup A, membuat Irak punya semangat tersendiri. Mereka datang ke negeri Samba dengan hasrat mengulangi raihan pada perhelatan Olimpiade 2004, di Athena, Yunani.

Saat itu, mereka berhasil melewati masa sulit dan melaju ke babak semifinal. Sayang, pada fase empat besar, harus mengakkui keunggulan Paraguay dengan skor 3-1. Italia mengubur mimpi Irak mendapatkan medali perunggu Olimpiade 2004, berkat kemenangan 1-0.

Pelatih Irak, Abdul-Ghani Shahad, seperti dirilis Gulfnews, Kamis (4/8/2016) pagi WIB, mengungkapkan, anak asuhnya punya energi berlipat jelang laga kontra Denmark. Mereka yakin bisa mengimbangi, sekaligus menaklukkan wakil Eropa tersebut, yang juga menjadi tim unggulan di Grup A.

"Apa yang kami lakukan sepanjang babak kualifikasi mencerminkan titik luar biasa. Prestasi tersebut harus kami lanjutkan, dan satu-satunya cara adalah menekuk Denmark. Selalu sulit pada laga pertama, tapi saya yakin dengan kejutan yang akan kami berikan untuk Denmark," sebut Shahad.

Sang pelatih tak asal cuap. Irak lolos setelah menjalani laga kualifikasi di Qatar. Mereka menaklukkan tuan rumah melalui kemenangan 2-1. Saad Abdul-Amir dkk lolos ke Rio 2016 bersama dua raksasa Asia, Korea Selatan dan Jepang. Semangat semakin membara, karena penampilan di Brasil menjadi yang kedua sepanjang perjalanan Olimpiade.

Bek Ali Adnan menganggap, pertemuan dengan Denmark tak terlalu berat. Pemain bertahan asal klub Udinese tersebut mengirim pesan bahaya bagi Denmark. "Kekuatan kami jelas berimbang. Mereka boleh saja dari Eropa, tapi semua itu akan lenyap ketika ada di lapangan. Saya pikir kami akan menaklukkan Denmark, lalu membuat bangga rakyat kami, juga Asia," tegasnya.

2 dari 3 halaman

Kekuatan Irak

Kekuatan Irak memang tak boleh dianggap remeh Denmark. Negeri yang terkoyak karena perang ini memiliki sederet penggawa berbahaya dan berpengalaman. Sebut saja nama Ahmad Ibrahim, bek Hawbir Mustafa, Ali Faez, Ali Adnan, gelandang Mahdi Kamel, Ali Husni, Humam Tariq dan sang kapten, Saad Abdul-Amir.

Pada area penyerang, nama Hammadi Ahmad, Mohannad Abdul-Raheem dan Sherko Karim, sudah memiliki nama. Ketiganya bakal bergantian mengancam lini pertahanan Denmark.Kubu Denmark menyadari ancaman yang bisa mempermalukan mereka pada laga pembuka. Pelatih NIels Frederiksen sudah mengingatkan anak asuhnya agar tak menganggap remeh sang lawan.

"Irak sangat berbahaya, dan karena itulah kami tak ingin terlena. Kekuatan kami sedang bagus, dan tren itu tak boleh berhenti. Saya pikir kapasitas timku bisa membuat Irak berterkuk lutut," ucap Frederiksen.

Partisipasi di Rio 2016 menjadi yang kedua dalam sejarah Denmark. Tim asal kawasan Skandinavia ini gagal melewati fase grup pada Olimpiade 1996. Keberangkatan ke Brasil juga tak didukung modal bagus. Tim Dinamit Muda hanya sanggup lolos setelah gagal melewati semifinal pada Piala Eropa U-21, tahun lalu.

Tak ingin tenggelam cepat, Pelatih Frederiksen memanggil seluruh kekuatan yang beredar di luar negeri. Ia menggunakan jasa Kasper Larsen (Groningen, Belanda), Edigeison Gomes (Henan Jianye, China), Nicolai Brock-Madsen (Birmingham City, Inggris) dan bomber muda asal Borussia Dortmund.

3 dari 3 halaman

Beda Modal Laga Persiapan

Kubu Irak boleh saja optimis jelang laga perdana Grup A kontra Denmark. Jika menilik beberapa partai uji coba sepanjang 2016, keyakinan itu bisa menjadi bumerang. Mereka tak bisa mendapatkan hasil bagus.

Sejak 19 Januari 2016, Irak melakukan enam laga persahabatan, dimulai kala meraih hasil imbang 1-1 kontra Korea Selatan. Pada 5 laga berikutnya, Irak meraih tiga kemenangan dan dua kekalahan. Selain itu, pasukan Abdul-Ghani Shahad mencetak sebelas gol dan kebobolan 5 gol. Pada pertandingan uji coba terakhir kontra Aljazair, Irak meraih hasil minor, setelah kalah 0-2.

Denmark meraih kondisi berbeda. Mereka tampil menawan pada tujuh laga terakhir, dan tak terkalahkan. Tim Dinamit Mura meraih 5 kemenangan dan dua seri, plus menceploskan 19 gol dan kebobolan 8 gol.

Kemenangan terbesar Denmark diraih saat menaklukkan Nigeria dengan skor 6-2 (4/6/2016). Hasil memuaskan lain didapat saat memukul Wolfsburg U-23 dengan skor 4-1 (25/1/2016).