Jacksen Tiago Ungkap Cerita di Balik Kegagalan Latih Persegres GU

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 12 Sep 2016, 09:00 WIB
Lima kali bertemu manajemen, Jacksen Tiago tetap tidak berjodoh dengan Persegres GU. (Bola.com/Fahrizal Arnas)

Bola.com, Surabaya - Persegres Gresik United dipastikan gagal mendapatkan Jacksen F. Tiago. Kepastian itu disampaikan langsung oleh Jacksen saat ditemui Bola.com di Surabaya. Pria yang akrab disapa "Rawon" itu mengaku gagal mencapai kesepakatan dengan manajemen Persegres karena ada beberapa hal yang tidak bisa diungkapkannya.

Jacksen mengaku sudah bertemu lima kali dengan petinggi klub itu, baik di Surabaya maupun Gresik. Tetapi, pertemuan itu tidak menghasilkan kesepakatan apapun setelah ada perbedaan mengenai beberapa hal.

Mantan pelatih Penang FA di Liga Malaysia itu lantas menceritakan masa awal dirinya dikaitkan dengan klub yang bermarkas di Gresik tersebut.

"Semua berawal dari karier pertama saya di Indonesia. Semua tahu saya pernah membela Petrokimia Putra. Dari situlah saya mengenal, bersahabat dengan banyak orang di sana. Jalinan itulah yang membuat kami duduk satu meja beberapa waktu lalu," ungkap Jacksen.

Advertisement

Namun setelah beberapa kali melakukan pembicaraan, tampaknya sulit bagi kedua pihak untuk melangkah ke tahap yang lebih serius. Kendati begitu, kedua pihak saling menyadari dan tetap menjalin hubungan baik seperti sebelumnya.

"Saya respek dan berterima kasih karena sudah memberikan tawaran itu. Saya juga minta maaf kalau tidak bisa bergabung. Semoga di kesempatan lain saya bisa menjadi bagian dari mereka," ujarnya.

Arsitek kelahiran Rio de Janeiro, 28 Mei 1968 ini memang punya kedekatan historis dengan publik Gresik. Sebelum menghuni sejumlah klub besar Tanah Air lain seperti PSM Makassar dan Persebaya, Jacksen lebih dulu mengawali kariernya bersama Petrokimia Putra.

Nama Jacksen semakin melambung saat nyaris mengantarkan tim berjulukan Kebo Giras itu menjadi kampiun kompetisi kasta tertinggi di Indonesia musim 1994-1995. Meski gagal membawa Petrokimia juara, nama Jacksen tetap meroket.

Hal ini tidak lepas dari sukses Jacksen selama berkarier sebagai pemain maupun pelatih. Tercatat, Jacksen pernah mengantarkan Persebaya menjuarai kompetisi kasta tertinggi di musim 1996-1997. Sebagai pelatih, prestasi Jacksen juga cukup mengilap.

Selain berhasil mengantarkan Persebaya juara Divisi Utama 2004 (kompetisi kasta tertinggi kala itu), ia juga memberikan gelar bagi Persipura di tiga edisi ISL, 2008-2009, 2010-2011, 2012-2013.

Dengan reputasi sebesar itu, wajar jika Persegres Gresik United sangat tertarik mendatangkan Jacksen. Tetapi, mereka gagal mewujudkan keinginan itu. Persegres pun harus mencari pelatih lain untuk mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan Liestiadi.