PB PON Tegur Panpel Sepatu Roda

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 22 Sep 2016, 21:45 WIB
Panitia Besar PON Jabar 2016 akan memanggil panitia pelaksana cabang sepatu roda karena dinilai gagal mempersiapkan pertandingan. (Bola.com/Rudi Riana)

Bola.com, Bandung - Pengurus Besar (PB) PON Jawa Barat 2016 akan memanggil panitia pelaksana (panpel) cabang olahraga (cabor) sepatu roda yang dinilai lalai dalam mempersiapkan peralatan pertandingan. Maklum, kejadian ini sempat menimbulkan banyak protes dari kontingen yang bertanding.

Advertisement

Ketua Bidang Pertandingan PB PON, Yudha Munajat, mengaku tak habis pikir dengan insiden tersebut. Sebab seluruh peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan panpel sudah disiapkan oleh PB PON.

"Pasti kami panggil panpelnya. Sangat tidak masuk akal peralatan sepenting itu sampai tertinggal. Ingat, anggaran yang kami keluarkan untuk pembelian peralatan cabor itu sangat besar Rp 261 miliar. Semuanya impor dan baru," ungkapnya.

Ia menyatakan, pembelian peralatan baru cabor semata-mata ingin menunjukkan gelaran PON XIX sangat siap menjalankan setiap pertandingan berlangsung sportif dan fairplay. Karena itu, ia berharap panpel tidak membuat atlet kecewa karena kalah dengan alasan-alasan konyol seperti ini.

Tak hanya peralatan, PB PON juga menghimbau agar ofisial yang merasa dirugikan oleh keputusan wasit sebaiknya melakukan protes tertulis ke Dewan Hakim PON agar mendapat keadilan. Dia yakin Dewan Hakim PON akan menindaklanjuti protes itu, dan memberikan keputusan seadil-adilnya, karena dewan hakim diisi orang-orang terhormat dan paham hukum.

Pernyataan senada dilontarkan Wakil Ketua I Bidang Pembinaan Prestasi KONI Pusat, Suwarno. "Kok bisa tertinggal. Kesannya tidak baik. Karena bisa menimbulkan penafsiran macam-macam, termasuk ingin memenangkan atlet tuan rumah. Padahal kenyataannya tidak seperti itu," keluhnya.

Dari kejadian tersebut, Suwarno dan PB PON akan melakukan evaluasi total terhadap peraturan PB PON, technical handbook, penunjukan delegate dan panpel. Ia meyakini, gesekan-gesekan yang terjadi selama gelaran PON XIX ini ada kaitannya dengan regulasi yang tidak dijalankan dengan baik dan benar.

"Wasit juga demikian. Kita memilih 2000 wasit terbaik dan bersertifikat nasional dan internasional untuk PON ini. Wasit yang melakukan ketidakadilan saat memimpin pasti diganti oleh wasit lain," tutur Yudha.