Andik Vermansah, Tahajud, dan Dukungan Keluarga di Selangor

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 30 Okt 2016, 07:30 WIB
Mengintip persiapan Andik Vermansah jelang final Piala Malaysia melawan Kedah FA. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Shah Alam - Jelang partai final Piala Malaysia 2016 yang mempertemukan Selangor FA lawan Kedah FA, Minggu (30/10/2016), Andik Vermansah merasa semakin mantap menatap pertandingan itu. Ini karena persiapan yang dilakukannya sudah matang, baik dari segi fisik, taktik, dan dan mental.

Andik mengaku tidak ada yang istimewa dalam persiapan yang ia lakukan. Ia dan rekan-rekannya hanya menjalani latihan normal, serta terus mengakrabi taktik strategi yang diberikan sang pelatih, K. Gunalan.

"Semua berjalan seperti biasa. Saya hanya mengatur waktu, disiplin waktu agar kondisi fisik saya bugar di final nanti," katanya.

Secara mental, ia juga mengaku lebih siap dibanding tahun lalu. Pada final Piala Malaysia 2015, Andik sempat merasa cemas. Bahkan saking gundahnya, ia menghubungi kedua orangtuanya via telepon selular di tengah malam hanya untuk menceritakan isi hatinya.

Advertisement

Satu-satunya ritual yang biasa ia lakukan hanya salat malam (tahajud) dan berdoa pada Tuhan agar usahanya untuk meraih kemenangan di final bisa terwujud.

Menjelang final tahun ini, Andik merasa lebih tenang. Maklum, ia sudah melewati masa-masa itu tahun lalu. Apalagi, kedua orangtuanya, Saman (ayah) dan Jumaiyah (ibu), ketiga kakak serta semua keponakannya bakal menonton langsung aksi Andik dkk. di laga puncak Piala Malaysia 2016 itu.

Tidak ketinggalan, sang kekasih, Dillah Kundi, juga datang ke Malaysia guna memberikan dukungan moral pada eks ikon Persebaya itu.

Di sisi lain, Andik merasa ada yang berbeda dengan final Piala Malaysia 2015. Tahun ini, ia merasa memiliki tanggung jawab lebih besar lantaran ia berperan sebagai kapten tim. Andik merasa harus bisa memberikan kemampuan ekstra pada timnya agar bisa meraih kemenangan di laga penting ini.

"Sangat berbeda dengan final tahun lalu. Tanggung jawab itu sekarang terasa jauh lebih besar. Tapi, saya mencoba tak menjadikannya sebagai beban. Saya berusaha menjadikannya pelecut semangat untuk tampil sebaik mungkin selama memimpin rekan-rekan di lapangan," ungkap Andik Vermansah.