Profil Arema FC: Wajah Baru Tim Singo Edan

oleh Iwan Setiawan diperbarui 07 Apr 2017, 08:00 WIB
Arema FC tidak lagi bertabur bintang dan akan banyak mengandalkan pemain muda di Liga 1 2017.(Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Arema FC tidak lagi berstatus tim bertabur bintang seperti musim-musim sebelumnya. Beberapa pemain yang cukup punya nama seperti Hamka Hamzah dan Raphael Maitimo dilepas dan manajemen Tim Singo Edan mendatangkan pemain muda seperti Hanif Sjahbandi dan Bagas Adi Nugroho.

Dilepas Hamka, Maitimo, dan beberapa pemain lain seperti Goran Gancev, tak lantas membuat Arema tidak lagi haus gelar. Buktinya dengan skuat saat ini, tim asuhan Aji Santoso sukses merengkuh dua trofi pramusim di ajang Trofeo Bhayangkara dan Piala Presiden 2017. Dua gelar tersebut juga mengindikasikan kesuksesan awal pelatih karismatik, Aji Santoso dalam memadukan pemain muda dan senior.

General Manager Arema, Ruddy Widodo mengakui jika tahun ini timnya mulai bertransformasi, dari tim bertabur bintang menjadi pemain yang diperkuat pemain muda bertalenta. "Kami ingin mengembalikan misi Arema seperti era awal tim ini berdiri, yakni mencetak pemain bintang. Maka itu kami buat konsep tim pelatih diambil dari legenda klub generasi pertama Arema juara Galatama silam," katanya.

Advertisement

Kebijakan Arema ini ternyata sejalan dengan aturan kompetisi. Setiap klub diwajibkan untuk mengontrak minimal lima pemain U-22. Tak tanggung-tanggung, Arema kini punya sepuluh pemain muda atau dua kali lebih banyak dari regulasi yang ditentukan. Deretan pemain U-22 itu adalah Utam Rusdiana, Ibnu Adam, Bagas Adi Nugroho, Junda Irawan, Dio Permana, Hanif Sjahbandi, M. Rafli, Nasir, Dalmiansyah Matutu, dan Andrianto.

Awalnya, Arema tidak memiliki rencana mengontrak 10 pemain U-22. Namun mereka juga mengantisipasi jika nantinya tiga pemain yang kini masuk timnas U-22 mengikuti pemusatan latihan jangka panjang di Spanyol. "Tidak masalah memiliki banyak pemain muda karena mereka punya potensi," kata Ruddy.

Banyak pemain muda di skuat juga membuat manajemen tidak mematok gelar juara di Liga 1 2017. Aji hanya diberikan target untuk bisa masuk zona Piala AFC atau finis sebagai runner-up.

Arema FC Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Hanya saja, Aji ingin berupaya untuk melebihi target it walau sadar bukan hal mudah untuk menjadi juara Liga 1. Apalagi, tim-tim pesaing seperti Persib Bandung menggelontorkan dana besar untuk mendatangkan pemain kelas dunia seperti Michael Essien dan Carlton Cole.

Selain itu, PSM Makassar juga mengumpulkan banyak pemain bintang nasional seperti Hamka Hamzah dan Zulkifli Syukur. "Persaingan di kompetisi nanti tidak akan mudah. Persib, PSM dan yang lainnya adalah kandidat serius untuk meraih juara, tetapi kami masih punya mental dan semangat juang yang bagus untuk bersaing," tegas Aji.

Bisa dikatakan kalau Arema masih tetap masuk dalam bursa tim papan atas untuk musim ini. Jika berhasil jadi jawara, Singo Edan adalah tim yang paling efisien dalam hal perekrutan pemain karena total anggaran mereka tahun ini berada dalam kisaran total 20 miliar rupiah. Jumlah dana itu jauh di bawah Persib, PSM, maupun Sriwijaya FC.


Profil klub
Arema FC
Berdiri : 11 Agustus 1987
Julukan: Singo Edan
Markas: Stadion Kanjuruhan
Suporter: Aremania

2 dari 3 halaman

Aji Santoso, Kikis Keraguan Aremania

Pelatih Arema FC, Aji Santoso berpose dengan trofi Piala Presiden 2017. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Keraguan di benak Aremania sempat muncul ketika manajemen menunjuk Aji Santoso sebagai pelatih kepala Arema FC pada awal tahun ini. Meski berstatus legenda klub, Aji belum pernah membawa gelar bergengsi.

Namun dua trofi, Trofeo Bhayangkara dan Piala Presiden 2017 membuat keraguan itu kini terkikis. Aji mempersembahkan dua gelar pramusim dengan materi pemain yang tidak segemerlap musim lalu. Sukses tersebut membuat dukungan penuh diberikan fans kepada pelatih 46 tahun tersebut untuk mengarungi Liga 1.

Perpaduan pemain muda dan senior jadi kekuatan utama Aji. Wajah young guns juga membuat performa Singo Edan lebih bertenaga. Itu sesuai dengan kemauan Aji yang memilih para pemain yang punya tipikal pekerja keras. "Saya sudah tanamkan karakter di tim ini. Keras, energik tapi tidak ngawur," katanya.

Taktik dan strategi yang digunakan selama pramusim juga cukup bervariasi sehingga lawan yang dihadapi masih kesulitan menebak cara bermain Arema.

Dalam setiap latihan, ada satu kalimat yang selalu diteriakkan oleh mantan pelatih Timnas Indonesia U-23 dan Persela Lamongan itu, yakni passing di antara lawan. Terdengar sederhana, tetapi jika banyak dilakukan permainan Arema semakin tajam saat menyerang.

"Selain keras, keberanian dan kedisiplinan di lapangan selalu saya tekankan. Itu penting karena bisa membuat tim main dengan semangat juang tinggi. Tujuannya, Arema tidak hanya sekedar menang dalam pertandingan, namun juga memperlihatkan sepak bola indah," ia menegaskan.

Di Liga 1, manajemen Arema sebenarnya hanya memberikan target masuk dalam zona Piala AFC alias fini sebagai runner-up.Namun Aji masih berupaya untuk melebihi target itu. Sekalipun Persib Bandung tengah mengumpulkan banyak pemain bintang, Arema tidak keder. Ahmad Alfarizi dkk bakal jadi batu sandungan pertama di laga pembuka pada 15 April 2017.

3 dari 3 halaman

Cristian Gonzales, Jaminan Ketajaman Lini Depan Arema

Ketajaman Cristian Gonzales masih akan menjadi andalan Arema FC di Liga 1 2017. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Gelar top skorer Piala Presiden 2017 menjadi bukti Cristian Gonzales masih jadi pemain penting dan tumpuan utama lini depan Arema FC. Meskipun menjelang Liga 1, dia sempat menghebohkan pemberitaan dengan rencana perpisahan dengan Tim Singo Edan.

Hal ini disebabkan Gonzales masih belum mendapatkan kejelasan tentang perpanjangan kontrak. Aremania pun bereaksi dengan meminta manajemen segera memberikan kontrak baru.

Striker berjuluk El Loco ini akhirnya bertahan di Arema setelah sepakat memperpanjang kontrak. Lini depan Arema pun aman dengan kehadirannya. Ketika tim lain mulai melirik marquee player, Gonzales berani memberikan garansi kepada Arema bahwa dia tidak akan kalah dengan pemain kelas dunia.

"Kalau Persib ada Michael Essien dan Carlton Cole, Arema punya Gonzales," katanya sembari tersenyum.

Kepada Bola.com, Gonzales mengakui jika dari segi tenaga memang tidak seperti dulu. Namun, untuk urusan pengalaman, dia punya segalanya sebagai penyerang tajam. "Sekarang harus main lebih pintar. Saya lebih banyak berdoa karena itu sangat membantu. Seperti bola mengarah kepada saya di saat yang tepat," imbuhnya.

Musim ini, El Loco memang tidak dipasangkan dengan striker sekelas Samsul Arif atau Beto Goncalves seperti beberapa tahun silam. Arema hanya memiliki deretan striker muda seperti Sunarto, Dedik Setiawan, Andrianto, dan Dalmiansyah Matutu. Namun, pemain naturalisasi ini yakin jika semua pemain menjalankan perannya masing-masing, dia bisa akan bisa membuat lini depan Arema lebih tajam.