Taktik Semifinalis Liga Champions Inspirasi bagi Timnas Indonesia

oleh Ario Yosia diperbarui 03 Mei 2017, 10:00 WIB
Suasana pada acara Diskusi Bincang Taktik membedah penampilan semifinalis Liga Champions di Kantor Bola.com, Jakarta, Selasa (5/2/2017). Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Variasi taktik permainan yang diperagakan Juventus, Real Madrid, Atletico Madrid, dan AS Monaco semifinalis Liga Champions 2016-2017 bisa diadopsi Timnas Indonesia. Hanya memang hal tersebut butuh proses, mengingat rata-rata pemahaman pemain Tim Merah-Putih terhadap taktikal amat minim.

Luis Milla, yang matang jam terbang bersama Timnas Spanyol Junior, diharapkan bisa membagikan pengetahuannya yang bersifat taktikal kepada anak-asuhnya di Tim Garuda Muda. Sehingga saat Timnas Indonesia U-22 tampil di SEA Games 2017 nanti, strategi permainan yang disuguhkan lebih bervariasi.

Advertisement

Perbincangan menyangkut Timnas Indonesia mencuat di sela-sela Diskusi Bincang Taktik Bola.com-KickOff! Indonesia pada Selasa (2/5/2017) di Aula KMK Online, Gondangdia, Jakarta Pusat. Tema yang diusung dalam diskusi Inspirasi Taktik Kuartet Eropa di Liga Champions UEFA. 

Dua pembicara Ryan Tank (Peneliti Taktik KickOff! Indonesia) dan Rudy Eka Priambada (Pelatih Celebest FC berlisensi DFB Jerman dan AFC) kami hadirkan sebagai pembicara. Presenter serta pengamat sepak bola Edwin Setyadinata didapuk menjadi host sesi diskusi.

Peneliti Taktik KickOff! Indonesia, Ryan Tank, menjadi pembicara pada acara Diskusi Bincang Taktik membedah penampilan semifinalis Liga Champions di Kantor Bola.com, Jakarta, Selasa (5/2/2017). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Ryan Tank membedah secara mendetail game plan Juventus, Real Madrid, Atletico Madrid, serta Monaco. Dari hasil analisis pria asal Surabaya tersebut tergambar kalau keempat tim punya ciri khas permainan yang berbeda.

Real Madrid, kuat dalam permainan sayap dan skema bola mati. "Real Madrid era Zinedine Zidane secara struktural permainannya kurang rapi. Namun mereka punya senjata mematikan lewat skema bola mati atau umpan diagonal dari sisi sayap," terang Ryan.

Di sisi lain, Juventus punya kompaksitas pertahanan yang amat bagus. Pembagian peran ketiga penyerang yang mereka miliki jadi senjata mematikan.

"Juventus bermain dengan sistem pressing tinggi, mereka kerap memaksa penjaga gawang lawan untuk melakukan umpan lambung jarak jauh. Mereka punya banyak pemain tinggi yang kerap memenangi duel-duel udara saat penjaga gawang lawan panik," terang Ryan.

Atletico Madrid amat solid memainkan skema usang 4-4-2. Diego Simeone membuktikan apapun formasi yang dipakai agresivitas permainan sebuah tim bisa dibentuk dengan perencanaan strategi yang matang.

Sementara itu, AS Monaco yang jadi tim kuda hitam di perhelatan Liga Champions musim ini juga memiliki style bermain unik. Klub asal Prancis ini amat produktif lewat permainan counter attack yang terencana.

2 dari 2 halaman

Zona Konsolidasi

Pelatih Celebest FC, Rudy Eka Priambada, menjadi pembicara pada acara Diskusi Bincang Taktik membedah penampilan semifinalis Liga Champions di Kantor Bola.com, Jakarta, Selasa (5/2/2017). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Rudy Eka Priambada, memberi catatan soal perbedaan soliditas permainan keempat klub dengan rata-rata tim Tanah Air, tak terkecuali Timnas Indonesia.

"Tim-tim yang lolos ke semifinal Liga Champions amat kuat di area tengah lapangan. Mereka jarang kehilangan bola, yang disebut leh Pep Guadiola, sebagai zona konsolidasi saat melakukan build up serangan. Lapangan terasa kecil karena jarak pemain satu yang lain amat rapat."

"Sementara itu tim-tim kita agak lemah di zona ini. Ini terjadi karena rata-rata pemain kurang disiplin posisi dalam melakukan build up. Banyak ruang kosong terjadi, yang membuat lawan dengan mudah melakukan penetrasi karena mereka punya banyak area yang bisa dimanfaatkan," terang  Rudy.

Suasana pada acara Diskusi Bincang Taktik membedah penampilan semifinalis Liga Champions di Kantor Bola.com, Jakarta, Selasa (5/2/2017). Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Menurut Rudy kelemahan ini bisa dibenahi kalau pemain diberi kesadaran soal taktik. "Biasakan mereka berfikir, melakukan sesuatu hal ada maksud yang dituju. Peran pelatih amat krusial dalam hal ini," tambahnya.

Ryan Tank mengarisbawahi permainan Juventus, Real Madrid, Atletico Madrid, dan Monaco, direncanakan. Pelatih masing-masing tim secara kontinu membiasakan para pemainnya bermain dengan filosofi yang sama.

"Mereka fasih karena dilatih. Dari hasil analisis saya, rata-rata di antara tim tersebut jarang melakukan perubahan ekstrem game plan. Antara satu pertandingan dengan pertandingan lainnya dasar strategi yang dipakai hampir serupa. Dan kemudian berkembang saat menghadapi situasi nyata di lapangan," tutur Ryan Tank.

Bola.com dan KickOff! Indonesia berharap lewat acara Diskusi Bincang Taktik yang banyak melibatkan pelatih aktif mencuat ide-ide segar menyangkut area teknik. Sehingga nantinya dunia sepak bola Tanah Air mengalami peningkatan mutu. Tunggu acara Bincang Taktik selanjutnya dengan pokok bahasan berbeda.

 

Berita Terkait