Menpora Bicara soal Evan Dimas dan Aksi WO Tim Sepak Takraw Putri

oleh Juprianto Alexander Sianipar diperbarui 20 Agu 2017, 23:20 WIB
Menpora Imam Nahrawi tampak memberikan semangat kepada Timnas sepak takraw putri Indonesia yang walk out saat berhadapan dengan Malaysia, Minggu (20/8/2017). (Kemenpora)

Bola.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengungkapkan keprihatinannya setelah menyaksikan langsung pertandingan sepak bola antara Timor Leste melawan Timnas Indonesia U-22 dan duel Indonesia melawan Malaysia pada cabang sepak takraw putri di SEA Games 2017.

Keprihatinan Imam mengacu keputusan wasit asal Malaysia Nagor Amir yang memberikan kartu kuning kepada Evan Dimas saat Timnas Indonesia U-22 menang 1-0 atas Timor Leste. Pada malam harinya, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa itu melihat aksi walk out (WO) Timnas sepak takraw putri saat menghadapi Malaysia di Titiwangsa Indoor Stadium, Kuala Lumpur, Minggu (20/8/2017).

Timnas sepak takraw putri memilih WO saat unggul 16-10 atas Malaysia pada set kedua. Mereka menganggap wasit asal Singapura Muhammad Radi beberapa kali membuat keputusan kontroversial. 

Advertisement

"Sangat jelas saya menyaksikan keputusan yang merugikan bagi Evan Dimas, yang sesungguhnya adalah korban, namun justru diganjar kartu kuning. Saya meminta pelatih dan manajer Tim Nasional U-22 untuk mengajukan banding atas keputusan ini," ujar Menpora melalui rilis resmi yang dikeluarkan Kemenpora.

"Sementara pada sepak takraw putri, lebih dari 5 kali servis yang seharusnya menjadi poin bagi Indonesia justru dianggap pelanggaran dan menjadi keuntungan bagi lawan,' ia menambahkan.

Dua peristiwa yang terjadi di cabang sepak bola dan sepak takraw itu membuat Imam mempertanyakan makna sportivitas yang selalu diusung dalam setiap kejuaraan, termasuk di SEA Games kali ini. Pria berusia 44 tahun ini juga melihat seperti ada rekayasa yang coba menghalangi langkah kontingen Indonesia di SEA Games ke-29.

"Olahraga mengajarkan kita banyak hal tentang makna menghargai kejujuran dan keadilan, Seharusnya keputusan wasit harus diambil secara jujur dan tidak memihak. Seperti ada rekayasa untuk menghalangi langkah Indonesia. Apakah kemenangan harus diraih dengan cara seperti ini?," ucap Imam.