Penurunan Prestasi Praveen / Debby akibat Faktor Nonteknis

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 30 Agu 2017, 08:50 WIB
Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan / Debby Susanto. (Humas PP PBSI)

Bola.com, Tangerang - Prestasi ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susantomenunjukkan tren menurun setelah menjuarai All England 2016. Pelatih kepala ganda campuran, Richard Mainaky, menilai penurunan performa tersebut dipicu faktor nonteknis, terutama pada Praveen Jordan. 

Advertisement

Praveen/Debby yang kini menempati peringkat enam dunia tersebut belum mengantongi gelar juara di berbagai turnamen pada 2017. Pada ajang All England 2017, Praveen/Debby keok di babak 32 besar dari pasangan Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Bahkan, pada Indonesia Open Super Series Premier 2017 Praveen/Debby langsung kandas pada babak pertama. Mereka takluk dari pasangan Denmark, Mathias Christiansen/Sara Thygesen. 

Performa Praveen/Debby di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 di Glasgow, Skotlandia juga tak maksimal. Langkah pasangan tersebut terhenti pada babak perempat final setelah menyerah dari ganda China, Zheng Siwei/Chen Qingchen. 

“Tetap akan kami evaluasi untuk pasangan Praveen/Debby, khususnya Praveen yang selalu mengalami kendala nonteknis,” ujar Richard, saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (29/8/2017). 

“Praveen saat latihan kurang konsisten, mungkin karena sudah karakter dan sekarang saya rasa kami butuh psikolog untuk Praveen,” lanjut dia.

Menjelang Asian Games 2018, Richard mengaku akan terus mengevaluasi performa Praveen/Debby. Richard mengatakan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen/Debby akan diprioritaskan untuk Asian Games.

“Fokus saya saat ini sampai Asian Games, mungkin tidak ada perombakan pasangan untuk Tontowi/Liliyana dan Praveen Jordan/Debby Susanto karena mereka yang paling matang. Kalau yang muda-muda saya fokuskan ke 2020 (Olimpiade Tokyo),” tegas Richard Mainaky. (Rizaldy Febriyansyah)