Ketegasan Sikap PSSI dalam Kasus Kematian Suporter Persija Dinanti Banyak Pihak

oleh Ario Yosia diperbarui 28 Sep 2018, 06:01 WIB
Sepak Bola Indonesia Berbenah_1, Suporter Persija Jakarta, The Jakmania, merayakan gelar Piala Presiden di Balai Kota, Jakarta, Minggu (18/2/2018). Persija meraih juara setelah mengalahkan Bali United. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - PSSI tengah mendapat sorotan dari berbagai pihak berkaitan dengan kasus kematian anggota The Jakmania, Haringga Sirla, jelang laga Gojek Liga 1 bersama Bukalapak yang mempertemukan Persib Bandung kontra Persija Jakarta di Stadion Bandung Lautan Api, Minggu (23/9/2018). Edy Rahmayadi dkk. diharapkan bertindak tegas menuntaskan kasus ini.

Banyak pihak, mulai dari pelaku sepak bola nasional, Kemenpora, Asosiasi Persepakbola Profesional Indonesia (APPI), hingga Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), hukuman yang nanti dimunculkan Komisi Disiplin PSSI memberi efek jera, sehingga kasus kematian suporter tak lagi berulang ke depannya.

Advertisement

Komdis PSSI berjanji bakal mengumumkan sanksi terkait kasus pengeroyokan terhadap Haringga Sirla pada pekan depan.

Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono menyebut tim investigasi yang melibatkan pengurus PSSI terus bekerja untuk mengumpulkan data dan fakta sebelum Komdis menjatuhkan sanksi.

"Tim investigasi sudah jalan, nanti hari Senin atau Selasa depan sudah bisa merekomendasikan hasilnya. Secara administratif  Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destriaakan melaporkan hasilnya pada media. Tapi, biarkan tim pencari fakta bekerja dulu," kata Joko.

Suporter membentangkan spanduk duka cita mengenang Haringga Sirilla pada laga PSSI 88th U-19 di Stadion Pakansari, Jawa Barat, Selasa (25/9/2018). Indonesia kalah 0-3 dari China. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

"Rekomendasinya pasti setelah investigasi lanjutan itu tuntas. Kami tidak boleh memberikan rekomendasi yang prematur. Seperti yang telah diungkapkan oleh ketua umum, PSSI akan mengambil keputusan dengan cermat. Proses investigasi berjalan komprehensif sehingga keputusan yang dibuat Komdis PSSI akurat," ucap Joko.

PSSI diragukan bisa bisa mengambil keputusan tegas, karena bos Persib, Glenn Sugita, duduk di jajaran komisaris administrator kompetisi PT Liga Indonesia Baru. Bukan rahasia lagi, jika sang pengusaha gila bola tersebut banyak membantu memuluskan kerja sama bisnis PSSI.

Direktur Utama Persija, Gede Widiade meminta pemangku kepentingan untuk mengajak seluruh klub untuk duduk bersama merumuskan sanksi berat untuk klub ataupun suporter guna menimbulkan efek jera.

"Hukuman apapun yang diberikan oleh institusi apapun, kalau tidak membuat rasa jera klub dan suporter, ya percuma saja. Dihukum lima miliar bisa dibayar besok oleh klub. Terpenting saat ini adalah memastikan hukuman yang dijatuhkan membuat efek jera," ujar Gede dalam acara Indonesia Lawyers Club di TV One, Selasa (25/09/18).

Manajer Persib, Umuh Muchtar berharap kasus kematian Haringga Sirla menjadi pembelajaran bagi bobotoh. Tidak saja pelajaran yang penting, tetapi juga sejarah yang tidak boleh dilupakan.

Skuat Maung Bandung menggelar kegiatan tabur bunga untuk almarhum Haringga Sirla di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Selasa (25/9/2018). (Liputan6.com/Hugo)

Persib dikatakan Umuh tidak perlu banyak bicara, apalagi protes. Pasalnya, Maung Bandung menjadi subjek langsung atas perilaku yang ditunjukkan Bobotoh.

"Ya ini kan jadi pelajaran, apapun juga semua harus menerima. Kalau kami enggak terima, terus kami ajukan protes, nanti malah makin kacau tidak akan menyelesaikan masalah," ujar Umuh.

Oleh sebab itu saat kompetisi Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak sementara dihentikan, Umuh meminta agar semua pihak bisa introspeksi. Hal ini sangat penting agar kejadian serupa tidak terulang.

"Dua minggu ini harus ada introspeksi diri dari semua. Klub, pemimpin PSSI, BOPI, Kemenpora akan duduk bersama," kata pria berusia 70 tahun ini.

Lebih lanjut, Umuh mengatakan jangan sampai ada keputusan yang dipaksakan. Termasuk, terhadap Persib.

"Jadi bukan harus dipaksakan dihukum Persib. Tapi dirumuskan ke depan, jangan sampai terjadi seperti ini. Ini supaya adil saja. Setelah itu bersama-sama apa hukuman yang akan dikeluarkan. Saya sangat setuju, tidak ada masalah," imbuh pria kelahiran Bandung ini.

2 dari 2 halaman

Suporter Persib Cemas dengan Hukuman

Bobotoh Persib saat pertandingan melawan Arema FC pada laga persahabatan di Stadion GBLA, Bandung, Minggu (18/3/2018). Persib menang 2-1 atas Arema. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Di sisi lain Ketua Viking Persib Club (VPC), Heru Joko, was-was dengan kemungkinan hukuman berat yang diterima klub kesayangannya. Posisi Persib dinilai terjepit karena kasus kematian Haringga Sirla menjadi perhatian khalayak luas. Desakan agar Komdis PSSI menjatuhkan sanksi lebih berat dibanding kasus yang sudah-sudah digelorakan banyak kalangan.)

Jika hukuman berat dari yang sudah-sudah memang diberikan, jalan Persib untuk menjadi juara Liga 1 2018 mungkin saja bakal terjal, meskipun kini ada di puncak klasemen dengan 44 poin.

"Persib lagi bagus, juara juga dihasilkan dari proses yang bagus. Ya, PSSI sebagai harus melihat segala aspek. Sanksinya jangan yang mengurangi jalur kami jadi juara. Yang pasti semoga PSSI bersikap bijaksana dalam memberikan sanksi untuk kita semua," ujar Heru Joko.

Tahun lalu, tepatnya 22 Juli 2017, suporter bernama Ricko Andrean Maulana, juga meregang nyawa akibat perlakuan serupa. Dia tewas di tangan sesama pendukung Persib.

Kejadian itu bikin Persib dihukum larangan lima pertandingan tanpa penonton, tapi faktanya penonton masih boleh masuk asalkan tak pakai atribut klub.

Terlepas dari urusan sepak bola merupakan domain PSSI, sejatinya persoalan konflik suporter merupakan persoalan sosial yang menyangkut banyak aspek. Sudah sepantasnya berbagai elemen lain, mulai dari stakeholder olahraga hingga pemerintah duduk satu meja menyamakan persepsi untuk mencari jalan terbaik agar kejadian tewasnya Haringga Sirla tak terulang di masa depan.