David da Silva, Striker Pekerja Keras dan Rendah Hati

oleh Aditya Wany diperbarui 30 Des 2018, 05:05 WIB
David da Silva dan Alfonsius Kelvan saat menggelar latihan bersama Persebaya Surabaya. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Kepergian David da Silva dari Persebaya Surabaya membuat banyak pemain merasa sedih. Demikian halnya dengan kelompok suporter Persebaya, Bonek, yang tidak rela berpisah dengan striker asal Brasil itu.

Selama membela Persebaya, David telah menyumbang 24 gol dari 24 pertandingan di semua ajang. Dia sebenarnya berpotensi menjadi top scorer setelah mendulang 20 gol di Liga 1. Sayangnya, torehannya itu kalah dari Aleksandra Rakic (PS Tira) yang mencetak 21 gol.

Advertisement

Meski pantas menjadi pemain bintang, pria berusia 29 tahun itu juga dikenal sebagai sosok yang tidak arogan. Dia selalu berusaha menyapa Bonek dan meladeni permintaan foto selepas latihan atau pertandingan.

Beberapa kali awak media juga bertanya mengenai performanya yang cukup impresif. Dia juga tidak memilih diksi yang berlebihan untuk memberi komentarnya. "Ini adalah tugas saya. Saya adalah seorang striker, dan tugas saya adalah mencetak gol untuk tim," ucap David.

Berdasarkan pengamatan Bola.com, David merupakan sosok striker pekerja keras selama latihan. Saat baru tiba di lapangan, dia lebih memilih siap untuk berlatih dan langsung memainkan bola di atas rumput daripada berbicara dengan rekan-rekannya sambil menunggu pelatih.

Saat jeda latihan, David juga hanya menyempatkan berbicara dengan pelatih atau pemain lain sebentar saja lalu minum air. Tak lama, dia akan kembali ke lapangan dan mengasah kembali kemampuan mengolah si kulit bundar.

Demikian halnya setelah latihan selesai. Begitu briefing dan doa penutup bersama, para pemain Persebaya yang lain akan langsung menuju ruang ganti atau kamar mandi untuk membersihkan badan. Sementara itu, David masih betah di lapangan bersama bola di kakinya.

 

2 dari 3 halaman

Terus Mengasah Kemampuan

David da Silva melakukan selebrasi pada laga Persebaya kontra Mitra Kukar, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (22/9/2018). (Bola.com/Aditya Wany)

Dia biasanya mengajak salah satu kiper Persebaya, Alfonsius Kelvan, untuk mengasah kemampuan tembakan. Latihan ini sekaligus melatih skill menyerang David dan kemampuan penyelamatan yang dimiliki oleh Alfons.

Bagian perlengkapan Persebaya dengan sabar memberikan waktu buat David hingga selesai. Tetapi, jangan harap akan terlihat kitman Persebaya memunguti bola satu per satu dan memasukkannnya ke dalam keranjang bola.

Semua itu hal itu dilakukan oleh David bersama Alfons. Ya, mereka bertanggung jawab atas bola yang mereka pakai dengan merapikan sendiri bolanya sebelum diserahkan kepada bagian perlengkapan. Tidak ada perasaan menjadi pemain bintang yang ditunjukkan David.

Hampir setiap latihan, semua hal itu dilakukan oleh pemain bernomor punggung 17 di Persebaya tersebut secara berulang. Apa yang dia tampilkan itu menjadi sosok yang sangat dihormati oleh pemain lain Persebaya.

"Menurut saya biasa saja. Saya melakukan itu sebagai tanggung jawab sebagai pemain. Termasuk, saya harus membereskan sendiri bola itu tanpa meminta bantuan orang lain. Saya yang memakai bola itu, saya juga yang harus merapikannya," kata David saat ditanya Bola.com mengenai tindakannya itu dalam sebuah kesempatan.

3 dari 3 halaman

Tiru Cristiano Ronaldo

David da Silva mencetak satu gol saat Persebaya mengalahkan PSM Makassar, Sabtu (10/11/2018) di Stadion Gelora Bung Tomo. (Bola.com/Aditya Wany)

Sedikit banyak, David mengaku mempelajari hal itu dari Cristiano Ronaldo. David belajar dari sosok pemain Juventus yang telah mengoleksi 5 lima gelar Ballon d’Or tersebut.

"Saya banyak baca, Ronaldo selalu seperti itu setiap latihan. Bagi saya itu memang merupakan tanggung jawab dan tugas saya sebagai pemain. Jika itu berdampak positif, saya dengan senang hati akan melakukannya," imbuh David.

Kini, para pemain Persebaya tak akan lagi bisa melihat sosok pemain asing yang begitu rendah hati seperti David da Silva. Demikian juga dengan Bonek akan selalu merindukan penampilan dan dribel yang biasa dilakukannya.