Malam Yang Menyakitkan dan Menyedihkan Bagi Real Madrid

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 06 Mar 2019, 08:36 WIB
Real Madrid tersingkir dari Liga Champions setelah kalah agregat 3-5 dari Ajax Amsterdam pada 16 besar Liga Champions. Dalam laga leg kedua di Santiago Bernabeu, Selasa (5/3/2019), Madrid menyerah 1-4 dari Ajax. (AFP/Javier Soriano)

SUARA lirih dan ekspresi wajah lesu Santiago Solari membuat ruang konferensi pers di Santiago Bernabeu hening. Kesenyapan itu menjadi saksi kala arsitek Real Madrid itu berucap pelan: malam ini menyakitkan dan menyedihkan.

Ucapan Santiago Solari tersebut seolah menjadi representasi dari jeritan hati jutaan fans Real Madrid di seluruh dunia. Pukulan lebih telak dirasakan Madridistas yang hadir langsung di Santiago Bernabeu. Semua itu berasal dari pukulan bak palu gada yang menghujam kepala mereka: Real Madrid dipermak Ajax Amsterdam.

Advertisement

Kenyataan yang sulit diterima 'akal sehat' sebagian besar Madridistas melihat Luka Modric dkk seperti 'anak kemarin sore' di depan pasukan muda Ajax Amsterdam. Bagaimana bisa Luka Modric, Toni Kroos, Karim Benzema sampai bintang yang dianggap masa depan El Real, Vinicius Junior, tak berdaya.

Ketidakberdayaan Real Madrid selaras dengan dengan permainan mereka di lapangan. Memang, banyak peluang, terutama sundulan Raphael Varane dan sepakan Gareth Bale yang menerpa mistar serta tiang gawang, yang bisa menjadi alasan.

Namun, secara keseluruhan justru itu yang menandakan kelemahan Real Madrid. Yup, satu di antara titik lemah Real Madrid dini hari tadi WIB adalah penyelesaian akhir. Total 20 tembakan ke arah gawang tim tamu tak berujung banyak gol, hanya menghasilkan satu gol via sepakan kaki kiri Marco Asensio pada menit ke-70.

 

2 dari 4 halaman

Sempat Ada Asa

Dusan Tadic mencoba melewati hadangan Luka Modric pada laga leg kedua, babak 16 besar Liga Champions yang berlangsung di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Rabu (6/3). Real Madrid kalah 1-4 kontra Ajax. (AFP/Gabriel Bouys)

Nama terakhir berhasil menghidupkan permainan setelah masuk menggantikan Vinicius Junior. Sayang, pada saat momentum sedang mengarah ke mereka, lagi-lagi ketidaksigapan lini belakang berbuah malapetaka.

Kali ini, kiper Thibaut Courtois mendapat serangan dari kalangan media di Spanyol. Ia dianggap tak bisa mengantisipasi tendangan bebas dari Lasse Schöne. Sepakan melengkung Lasse Schöne tersebut menembus ke sisi kiri gawang Thibaut Courtois.

Sebenarnya, sang kiper sudah berusaha menjangkau si kulit bundar. Namun, tubuh jangkung sang portiere, 199 cm, asal Belgia tersebut, tak sanggup menahan derasnya laju bola. Walhasil, asa yang sempat terbuka kala kedudukan agregat 3-4, kembali tertutup, dan itu berlangsung sampai laga berakhir.

Skor agregat itu menandai star menawan Ajax Amsterdam di Santiago Bernabeu. Mereka menunjukkan tak ada rasa takut ketika harus berlaga di markas tim sebesar Real Madrid. Buktinya, Hakim Ziyech sudah menerabas gawang Thibaut Courtois pada menit ke-7.

Imbas dari gol tersebut adalah level kepercayaan diri yang terus menanjak dari armada asal kota Amsterdam tersebut. Alhasil, sebelas menit berselang, giliran David Nerez yang mampu memanfaatkan kelengahan lini belakang Real Madrid.

Tanpa Sergio Ramos, Nacho dan Raphael Varane seolah kebingungan dalam menjaga kerapatan area back four. Akibatnya, Luka Modric justru ikut bertahan. Sayang, Modric tak memiliki akselerasi cepat guna menutup pergerakan menusuk David Neres, sehingga tercipta gol kedua.

 

3 dari 4 halaman

Usai Laga

Ekspresi Gareth Bale usai Real Madrid tumbang pada laga leg kedua, babak 16 besar Liga Champions yang berlangsung di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Rabu (6/3). Real Madrid kalah 1-4 kontra Ajax. (AFP/Gabriel Bouys)

Usai pertandingan, puluhan ribu pasang mata di Bernabeu, yang sebagian besar adalah pendukung Real Madrid, terdiam, meski banyak juga yang memberi apresiasi. Sebaliknya, sekitar 2 ribu fans Ajax Amsterdam justru menghiasi rona kesakitan tuan rumah.

Mereka bersorak sorai menyambut kemenangan bersejarah, namun sekaligus menyakitkan bagi Real Madrid. Seusai Ajax menang atas Real Madrid, mereka menuai beberapa statistik mengesankan, seperti 48 laga tak terkalahkan setiap kali mereka mencetak gol lebih dulu.

Selain itu, Ajax berhak menepuk dada kala kembali ke Belanda, karena keberhasilan mereka melangkah fase perempat final. Selain itu, tepukan dada armada Der Amsterdammers bisa semakin keras setelah mereka menjadi tim ketiga yang mampu mencetak minimal empat gol pada laga away di Santiago Bernabeu pada Liga Champions.

Bagi Real Madrid, kesedihan adalah barang nyata yang harus mereka rasakan. Klub yang berhasil meraih tiga gelar juara secara beruntun, kini bak macan ompong. Maklum, Real Madrid tak hanya gagal di Liga Champions, melainkan juga sudah tersingkir di area Copa del Rey. Selaini itu, kans menjadi juara La Liga semakin mengecil seusai kalah 0-1 dari Barcelona, akhir pekan lalu, juga di Santiago Bernabeu.

 

4 dari 4 halaman

Pengakuan Solari

Gelandang Ajax, Dusan Tadic mencoba melewati Casemiro pada laga leg kedua, babak 16 besar Liga Champions yang berlangsung di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Rabu (6/3). Real Madrid kalah 1-4 kontra Ajax. (AFP/Gabriel Bouys)

Kondisi itu pula yang membuat Solari layak berkomentar kalau tadi malam adalah momen menyakitkan dan menyedihkan bagi Real Madrid. "Sungguh, ini sangat menyakitkan. Kami minta maaf kepada fans yang sudah memberi semangat luar biasa bagi tim di saat terjepit. Kami sedih dan sakit. Tim sudah berusaha dengan segala cara, tapi ternyata tak cukup. Malam yang menyedihkan," tutur pelatih berkebangsaan Argentina tersebut.

Ucapan tersebut bak mewakili nasib Real Madrid sepanjang musim ini. Kedatangan Solari, yang sempat dikhawatirkan beberapa pihak, ternyata menjadi kenyataan. Kini, dua kata, 'menyakitkan' dan 'menyedihka' bakal terngiang di telinga fans Real Madrid, setidaknya sampai akhir musim ini.

Sumber: Real Madrid, UEFA